Mutasi Virus Corona N439K Kebal Terhadap Vaksin COVID-19
Halodoc, Jakarta - Pandemi dari penyakit COVID-19 masih belum juga usia di seluruh dunia, tetapi varian baru dari hasil mutasinya terus bermunculan. Gangguan ini dapat menimbulkan pernapasan akut yang parah dan penyebarannya melalui air liur yang keluar dari pengidapnya lalu mengenai orang lain melalui udara, sentuhan, hingga area cairan tersebut menempel.
Saat distribusi vaksin terus dilakukan untuk menghentikan penyebaran dari penyakit ini, peneliti menemukan mutasi yang dipercaya kebal terhadap vaksin, yaitu virus corona jenis N439K. Tentu hal ini membuat panik banyak pihak karena harapan yang besar ada pada vaksin corona yang gencar didistribusikan. Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut ini!
Baca juga: Terjangkit Virus Corona, Kapan Gejalanya Akan Berakhir?
Berbagai Fakta dari Virus Corona N439K
Antibodi yang dibentuk dari vaksin corona terjadi ketika sistem imun tubuh menargetkan RBD (protein virus) dan mengganggu pengikatan virus ke ACE2. Namun jika terjadi mutasi pada protein lonjakan, hal ini tentu dapat memengaruhi tingkat kemanjuran dari antibodi yang berguna untuk menetralkan virus. Hingga saat ini, ada sekitar 930 mutasi yang dilaporkan di seluruh dunia mulai dari ASP614 hingga GLY614, sehingga membuat virus lebih menular.
Sebagian besar cara yang digunakan untuk mengatasi virus corona ini mirip dengan antibodi berdasarkan urutan lonjakan protein strain dari Wuhan. Mutasi missense pada virus corona menular sebelumnya mirip dengan MERS dan SARS-CoV, meski belakangan ini menjadi resisten terhadap antibodi penawarnya karena mutasi. Maka dari itu, pemantauan mutasi terus dilakukan selagi mengembangkan teknik pencegahan yang lebih baik.
Nah, ada satu mutasi virus corona yang disebut-sebut kebal terhadap vaksin, yaitu varian N439K. Nama ini diambil dari asparagin pada situs ke-439 digantikan oleh lisin, merupakan yang paling dominan dalam lonjakan protein RBD. Adanya dinamika molekuler pada virus corona N439K mengakibatkan ikatan yang lebih kuat. Virus ini juga membentuk lebih banyak ikatan hidrogen karena mutasi yang ada.
Tingkat pengikatan yang lebih kuat bisa jadi disebabkan penggantian asparagine dengan lisin yang membentuk jembatan garam baru dalam kompleks dengan ACE2 pada manusia. Hal ini mampu meningkatkan interaksi elektrostatis. Maka dari itu, mungkin perlu adanya penyesuaian dari vaksin agar virus ini benar-benar dapat dicegah.
Lalu, jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait virus corona jenis N439K atau vaksin corona, dokter dari Halodoc siap membantu untuk menjawabnya. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc dan dapatkan segala kemudahan dalam akses kesehatan tanpa batas!
Baca juga: Virus Corona Menyebar Luas, Ini Beberapa Gejalanya
Mutan N439K Mungkin Resisten pada Beberapa Antibodi Monoklonal
Beberapa penelitian menyebutkan jika versi mutan dari virus corona mungkin kurang menular. Namun, berbeda dengan jenis N439K yang menyebabkan ikatan ACE2 pada manusianya lebih kuat, sehingga mungkin saja lebih menular. Mutasi virus corona jenis N439K ini sepenuhnya termasuk dalam sampel D614G yang telah diamati memang disebut-sebut lebih menular dibandingkan strain lainnya.
Penelitian dilakukan terhadap simulasi virus corona mutan N439K pada manusia dengan dua antibodi monoklonal penetral, antara lain REGN10987 dan CB6. Pada REGN10987, antibodi ini mengikat ke wilayah CR2 dan CR3 dari RBD virus tersebut. Sedangkan untuk antibodi CB6, pengikatan terjadi pada CR1 dan CR2. Analisis menunjukkan jika mutasi virus corona N439K, tingkat sensitivitasnya menurun pada antibodi CB6.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Fakta Lengkap Mengenai Vaksin COVID-19
Antibodi CB6 dapat menetralkan jenis virus N439K, tetapi cukup resisten terhadap antibodi REGN10987. Dengan begitu, karena strategi antivirus baru sedang dikembangkan berdasarkan jenis yang berasal dari Wuhan, kemungkinan mutasi yang terjadi dapat resisten terhadap antibodi yang telah dikembangkan ini. Perlu adanya pertimbangan dampak mutasi terhadap tingkat keefektifitasan dari vaksin yang ada sekarang.
Referensi:
News Medical Life Sciences. Diakses pada 2021. N439K mutation of SARS-CoV-2 may be more infectious and antibody resistant than Wuhan strain.
BioRxiv. Diakses pada 2021. N439K variant in spike protein may alter the infection efficiency and antigenicity of SARS-CoV-2 based on molecular dynamics simulation.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan