Muncul Mutasi Virus Corona, Bagaimana Efek Vaksinnya?
Halodoc, Jakarta – Beredar kabar bahwa mutasi baru dari COVID-19 yang dikenal dengan B.1.1.7 lebih menular dari versi sebelumnya. Melansir dari Scientific American, berdasarkan model matematika yang dihitung oleh Genomics UK consortium menunjukkan B.1.1.7 mungkin 70 persen lebih menular daripada virus aslinya. Berita mutasi COVID-19 awal mulanya diumumkan pada 19 Desember di Inggris.
Setelah diumumkannya mutasi tersebut, Perdana Menteri Boris Johnson langsung menerapkan lockdown yang lebih ketat di Inggris, serta banyak negara Eropa telah melarang perjalanan ke negara tersebut.
Baca juga: Ini 6 Fakta Mutasi Virus Corona Terbaru dari Inggris
Mengapa Varian Baru COVID-19 Menimbulkan Banyak Kekhawatiran?
Ada beberapa hal yang menimbulkan kekhawatiran dari mutasi virus corona. Salah satu alasan utama mengapa varian baru COVID-19 menimbulkan kekhawatiran adalah karena dianggap mudah menular dengan cepat daripada virus aslinya. Varian baru mengalami mutasi yang memengaruhi bagian virus dan perlu diwaspadai. Beberapa dari mutasi tersebut telah dibuktikan di laboratorium.
Mutasi baru COVID-19 pertama kali terdeteksi pada bulan September. Pada bulan November, sekitar seperempat kasus di London ternyata disebabkan oleh mutasi baru ini dan sampai Desember, hampir dua pertiga kasus disebabkan oleh varian baru COVID-19.
Apakah Vaksin COVID-19 Efektif Menangkal Virus Corona yang Bermutasi?
Melansir dari laman BBC, vaksin COVID-19 yang ada saat ini diklaim tetap efektif untuk menangkal mutasi virus corona. Fungsi utama vaksin adalah melatih sistem kekebalan untuk menyerang beberapa bagian virus yang berbeda. Jadi, meskipun ada bagian virus yang telah bermutasi, vaksin masih tetap berfungsi dengan baik.
Baca juga: Pandemi Belum Berakhir Meski Vaksin Tersedia, Ini Alasannya
Mutasi dapat menjadi sinyal bahwa virus sedang beradaptasi dengan manusia dan sedang berusaha menemukan cara lain untuk tumbuh dan menyebar. Menurut Prof David Robertson, dari Universitas Glasgow, virus mungkin dapat bermutasi, sehingga tidak mampu dicegah oleh vaksin. Hal ini membuat vaksin nantinya perlu diperbarui secara rutin. Untungnya vaksin yang sudah ada saat ini dapat dengan cepat diprogram ulang agar tetap efektif melawan varian baru COVID-19.
Vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna bahkan tidak menggunakan virus corona atau segmen virus hidup atau mati. Sebaliknya, vaksin-vaksin ini memanfaatkan sepotong RNA yang mirip dengan sel yang ada di tubuh manusia. RNA ini menginstruksikan sel untuk membuat protein yang mirip seperti protein virus. Kemudian, sistem kekebalan tubuh kemudian akan membentuk antibodi untuk melawannya.
Antibodi tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang beragam dan menutupi seluruh permukaan protein. Jadi, mutasi yang mengubah protein virus tetap bisa diserang oleh antibodi yang terbentuk dalam tubuh.
Baca juga: Ketahui Cara Kerja Antibodi dalam Melawan Virus COVID-19
Itulah berita terbaru seputar vaksin COVID-19 yang perlu diketahui. Selalu pantau informasi terbaru tentang vaksin COVID-19 melalui aplikasi Halodoc. Bila mengalami keluhan kesehatan, kamu juga bisa menghubungi dokter lewat aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja dan kamu membutuhkan. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!