Mulai Dilirik untuk Pengobatan, Apakah Herbal Aman?
Halodoc, Jakarta – Pengobatan herbal sudah lama dikenal masyarakat Indonesia dan menjadi resep turun-temurun dalam mengatasi penyakit. Belakangan, banyak kalangan yang kembali melirik cara pengobatan ini sebagai alternatif dari pengobatan kimia atau medis. Namun sebenarnya, amankah menggunakan obat herbal untuk mengatasi serangan penyakit?
Saat ini semakin banyak jenis obat herbal yang beredar, ada yang berasal dari dedaunan tanaman, buah, bunga, kulit kayu, hingga akar-akaran. Beragam klaim pun disebutkan, obat herbal disebut bisa mengatasi masalah kesehatan mulai dari yang kronis hingga akut, bahkan juga disebut berperan dalam memperbaiki kehidupan seksual seseorang. Jika dilihat dari bahan pembuatannya, herbal yang berasal dari alam mungkin saja lebih cocok untuk tubuh. Namun, tidak menutup kemungkinan jenis obat ini juga bisa memberi dampak tidak baik ke tubuh.
Baca juga: Ini 6 Tanaman Obat yang Sebaiknya Ada di Rumah
Mengenal Manfaat dan Risiko Efek Samping Obat Herbal
Meski dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, tetapi tidak semua jenis herbal ternyata aman untuk dikonsumsi. Tak hanya itu, ternyata tidak semua orang boleh mengonsumsi obat herbal. Ada beberapa kondisi medis yang mungkin tidak cocok dengan kandungan-kandungan dalam jenis obat ini, misalnya rasa yang terlalu asam atau terlalu pahit. Peredaran obat herbal juga belum diatur dengan ketat oleh badan yang berwenang, dalam hal ini BPOM.
Sebenarnya, tidak ada salahnya mengonsumsi obat herbal. Namun, untuk menjaga keamanan pastikan mengonsumsi produk yang sudah dibuktikan secara ilmiah sebelumnya. Obat herbal perlu melewati serangkaian proses uji klinis sebelum dinyatakan aman dikonsumsi. Obat herbal juga harus melewati uji dosis, efektivitas, cara penggunaan, serta efek yang mungkin muncul saat berinteraksi dengan senyawa lain saat masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Prosedur Uji Klinik Obat Herbal
Melansir laman Kementerian Kesehatan Indonesia (KEMENKES RI), konsumsi obat herbal, misalnya yang sudah diolah menjadi jamu sebenarnya sangat baik. Namun ada satu hal yang perlu diingat, konsumsi jamu atau obat herbal sebaiknya hanya digunakan sebagai bentuk pencegahan penyakit. Dengan kata lain, konsumsi herbal hanya ditujukan untuk menjaga kesehatan tubuh bukannya menyembuhkan penyakit. Selain itu, ada beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan sebelum mengonsumsi jenis obat alami ini.
Pastikan untuk selalu memperhatikan jenis tanaman atau herbal yang dikonsumsi agar terhindar dari efek samping berbahaya. Sebab, tidak menutup kemungkinan seseorang mungkin alergi atau tidak cocok dengan jenis jamu tertentu dan bisa memicu dampak, misalnya sakit perut.
Alih-alih menyehatkan, salah memilih obat herbal malah bisa menyebabkan tubuh terasa tidak nyaman. Namun tetap tak dapat dimungkiri, mengonsumsi obat herbal bisa membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan seseorang. Rutin minum jamu bisa membantu revitalisasi tubuh, sehingga menjadi lebih sehat. Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat herbal, pastikan untuk selalu mengetahui kondisi kesehatan tubuh.
Tidak semua orang boleh minum obat herbal dan tidak semua jenis obat alami aman untuk dikonsumsi, misalnya temulawak. Jenis rempah ini disebut bisa membantu meningkatkan nafsu makan dan mengatasi masalah pencernaan, seperti sembelit. Namun di balik manfaatnya tersebut, temulawak juga dikatakan memiliki sifat pengencer darah yang bisa memberi dampak buruk berupa perdarahan. Risiko perdarahan akibat temulawak harus diwaspadai dan dihindari orang dengan penyakit ginjal akut atau penyakit organ hati.
Baca juga: Dikenal Sebagai Jamu, Ini 4 Manfaat Temulawak bagi Kesehatan
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!