Mudah Menular, Ini Alasan TBC Mematikan
Halodoc, Jakarta – Tuberkulosis (TBC) adalah jenis penyakit yang sangat mudah menular. Penyakit yang umumnya menyerang paru-paru ini terjadi karena serangan kuman bernama Mycobacterium tuberculosis dan bisa mematikan. Mengapa TBC bisa menjadi penyakit yang mematikan?
Penyakit yang satu ini sangat mudah menular dari satu manusia ke manusia lainnya. Penularan virus penyebab TBC bisa terjadi melalui percikan ludah yang keluar dari pengidap TBC. Biasanya, ini terjadi saat pengidap TBC berbicara, batuk, atau bersin.
Penyakit ini menjadi lebih mudah menyerang orang yang memiliki sistem kekebalan rendah, misalnya pengidap HIV. Indonesia disebut berada di peringkat kedua sebagai negara yang memiliki pengidap TBC terbanyak di dunia.
TBC menyebabkan pengidapnya mengalami gejala berupa batuk berdahak yang berlangsung lebih dari 3 minggu dan terkadang mengeluarkan darah. Gejala lain juga sering muncul sebagai tanda penyakit ini, di antaranya demam, lemas, nafsu makan menurun, nyeri dada, serta berkeringat di malam hari.
Baca juga: Bukan Cuma Paru-Paru, Tuberkulosis Juga Serang Organ Tubuh Lain
Sering Terlambat Dideteksi
Penyakit ini menjadi mematikan karena sering terlambat dideteksi dan baru diobati setelah parah. Organisasi kesehatan dunia alias World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberculosis. Karena sangat mudah menular, penyakit ini bahkan digadang-gadang sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Baca juga: 10 Gejala Tuberkulosis yang Wajib Diketahui
Penyakit ini sering tidak dianggap serius karena gejala yang muncul bersifat umum, yaitu batuk dan demam. Makan dari itu, jangan abaikan batuk yang berlangsung terus-menerus lebih dari tiga minggu. Bisa jadi, batuk yang terjadi merupakan tanda adanya penyakit serius, salah satunya TBC. Penting untuk segera melakukan pemeriksaan jika batuk tak kunjung reda atau muncul gejala lain yang memperparah kondisi.
Penyakit tuberkulosis bisa dideteksi dengan melakukan pemeriksaan dahak. Selain itu, ada berbagai jenis pemeriksaan lain yang juga harus dilakukan untuk memastikan TBC, di antaranya rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (mantoux). Semakin cepat TBC dideteksi dan diobati, semakin besar pula peluang pengidapnya mengalami kesembuhan.
Penyakit ini bisa disembuhkan jika pengidapnya patuh minum obat. Untuk mengatasi penyakit TBC, seseorang harus minum beberapa jenis obat khusus dalam waktu yang cukup lama, yaitu minimal 6 bulan.
Selain karena terlambat dideteksi, penyakit ini juga bisa berubah berbahaya, bahkan mematikan karena “ketidakpatuhan” pengidapnya dalam mengonsumsi obat. Karena durasi minum obat yang lama, yaitu 6–8 bulan, banyak orang yang sering menghentikan pengobatan di tengah jalan. Hal itu menyebabkan kuman penyebab penyakit tetap hidup dan bisa kembali menyerang tubuh atau orang sekitar.
Tak hanya menyerang paru-paru, kuman TBC juga bisa menginfeksi organ lain di tubuh. Kuman penyebab TBC juga bisa menyerang ginjal, usus, otak, atau TBC kelenjar. Penyakit TBC selain paru-paru biasanya menyerang orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, misalnya pengidap AIDS.
Baca juga: Waspadai Komplikasi Akibat Tuberkulosis
Penyakit ini sebenarnya bisa sembuh dan jarang berakibat fatal, selama pengobatan dilakukan dengan benar. Prinsip utama pengobatan penyakit ini adalah patuh mengonsumsi obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter.
Masih penasaran dan butuh informasi lebih seputar TBC? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan