Mitos dan Fakta Self-Harm: Mengungkap Realitas yang Terabaikan

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   02 Mei 2024

“Banyak mitos seputar self-harm yang menyebabkan kesalahpahaman dan stigma. Kamu bisa menghubungi psikiater di Halodoc untuk mengetahui informasi tentang self harm lebih mendalam.”

Mitos dan Fakta Self-Harm: Mengungkap Realitas yang TerabaikanMitos dan Fakta Self-Harm: Mengungkap Realitas yang Terabaikan

DAFTAR ISI

  1. Mitos dan Fakta Self-Harm
  2. Hubungi Psikiater Jika Kamu/Orang Terdekat Kerap Melakukan Self Harm
    1. Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog
    2. Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog
    3. dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
    4. dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ

Halodoc, Jakarta – Self-harm adalah topik yang sering kali diabaikan atau dianggap tabu dalam masyarakat. Padahal, tindakan ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena bisa membahayakan nyawa seseorang.

Banyak mitos dan asumsi yang mengelilingi self-harm, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan stigma terhadap individu yang melakukan tindakan ini. Supaya tidak salah, berikut mitos dan fakta seputar self-harm yang wajib kamu ketahui. 

Mitos dan Fakta Self-Harm

Berikut berbagai mitos dan fakta seputar self-harm yang perlu diluruskan:

1. Hanya untuk mencari perhatian

Tak sedikit orang yang menganggap kalau tindakan self-harm hanya untuk mencari perhatian saja. Faktanya, self-harm adalah tanda adanya kesulitan emosional yang serius. 

Orang yang melakukan self-harm biasanya tidak melakukan hal tersebut untuk mencari perhatian.

Mereka melakukan self-harm sebagai cara untuk mengatasi atau mengurangi rasa sakit emosional. 

Tindakan self-harm adalah respons terhadap tekanan emosional yang sangat besar dan sering kali merupakan cara bagi individu untuk mengekspresikan dan mengelola emosi yang sulit.

2. Biasanya dilakukan oleh remaja

Remaja memang termasuk kelompok yang rentan melakukan tindakan ini.

Akan tetapi, self-harm dapat terjadi pada individu dari berbagai usia. Jadi, orang dewasa pun bisa melakukan tindakan ini. 

Masalah kesehatan mental dan stres sering memicu tindakan self-harm pada siapa pun, tidak hanya pada remaja. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan kemungkinan self-harm pada kelompok usia lain.

3. Orang dengan gangguan mental saja yang melakukannya

Walaupun self-harm sering terkait dengan masalah kesehatan mental, tidak semua orang yang melakukannya memiliki diagnosis masalah kesehatan mental. 

Self-harm dapat menjadi cara seseorang mengatasi stres atau tekanan tanpa memiliki masalah kesehatan mental yang mendasarinya.

Hal ini menunjukkan kompleksitas individu dalam menanggapi dan mengatasi kesulitan mereka.

Akan tetapi, Suka Menyakiti Diri Sendiri Ganggu Kesehatan Mental jika terus menerus dilakukan. 

4. Hanya orang lemah yang melakukan tindakan ini

Self-harm hanya terjadi pada orang yang lemah atau tidak mampu mengatasi masalah, ini adalah mitos.

Self-harm tidak mengindikasikan kelemahan, tetapi merupakan cara individu untuk mengatasi kesulitan yang mereka alami. 

Self-harm dapat terjadi pada orang-orang yang kuat namun sedang menghadapi situasi atau masalah yang sulit.

Tindakan self-harm sering kali merupakan mekanisme koping yang dipilih individu untuk mengatasi tekanan yang mereka hadapi.

Jika orang terdekat mengalami kecenderungan untuk melakukan self harm. Ini Langkah-Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Pelaku Self-Harm.

5. Tindakan self harm hanya sebatas menyayat diri

Tentu saja ini mitos. Self-harm dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memotong diri, membakar diri, memukul diri, atau tindakan merusak lainnya. 

Setiap individu dapat memiliki preferensi metode self-harm yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai bentuk self-harm agar dapat memberikan bantuan yang tepat kepada mereka yang membutuhkannya.

Nah, Ketahui 3 Penyebab Self Harm sehingga kamu lebih mewaspadainya. 

6. Self harm termasuk upaya bunuh diri

Meskipun self-harm dapat meningkatkan risiko bunuh diri, tidak semua orang yang melakukannya bermaksud untuk bunuh diri. 

Self-harm biasanya merupakan cara untuk mengatasi emosi yang tidak diinginkan atau tekanan, bukan sebagai upaya untuk mengakhiri hidup. 

Namun demikian, self-harm adalah tanda bahwa individu tersebut membutuhkan bantuan dan dukungan untuk mengatasi masalah yang mendasarinya.

Hubungi Psikiater Jika Kamu/Orang Terdekat Kerap Melakukan Self Harm

Jangan sepelekan self-harm karena tindakan ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi fisik dan psikologis.

Dalam jangka panjang, self-harm juga meningkatkan risiko untuk melakukan bunuh diri di masa mendatang. 

Jika orang terdekat memiliki tanda-tanda self-harm, segera hubungi psikiater di Halodoc. 

Mereka bisa memberikan saran dan tindakan yang tepat untuk menangani tindakan ini. 

Berikut beberapa dokter jiwa dan psikolog berpengalaman yang bisa kamu hubungi. Mereka telah mendapatkan penilaian baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani

1. Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog

Kamu bisa menghubungi Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog. Ia merupakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana pada 2014 dan Universitas Persada Indonesia YAI pada 2019.

Ia saat ini berpraktik di Tangerang Selatan, Banten. Ia juga masuk sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Dengan pengalaman sebagai psikolog klinis selama 4 tahun, Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait self-harm.

Ia juga bisa memberikan konsultasi seputar keluarga dan hubungan, pekerjaan dan karir, adiksi, gangguan kecemasan, stres dan depresi. 

Chat Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 80.000,- di Halodoc.

2. Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog

Psikolog lain yang bisa kamu hubungi, yaitu Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog. Ia adalah alumnus Fakultas Psikologi Universitas Brawijaya pada 2013 dan Universitas Indonesia YAI pada 2018.

Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog berpraktik di Bekasi, Jawa Barat, dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Ia memiliki pengalaman 6 tahun sebagai psikolog, sehingga kamu bisa berdiskusi seputar self-harm di Halodoc.

Tak hanya itu, Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog juga bisa memberikan konsultasi seputar keluarga dan hubungan, pengasuhan dan anak, gangguan mood, serta gangguan kecemasan.

Chat Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.

3. dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ

Pilihan dokter spesialis kejiwaan lain yang dapat kamu hubungi adalah dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ. Ia mendapatkan gelar dokternya di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia pada 2013 dan Universitas Udayana pada 2022.

Dokter Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ saat ini berpraktik di Brebes, Jawa Tengah dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).

Berbekal pengalaman menjadi dokter kejiwaan selama 10 tahun, kamu bisa berkonsultasi dengannya terkait self-harm pada remaja di Halodoc. 

Chat dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ dari Rp 55.000,- di Halodoc.

4. dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ

Dokter Anastasia Kharisma Sp.KJ adalah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada 2012 dan 2023.

Kini, ia melakukan praktik di Kecamatan Denpasar, Bali dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).

Dokter Anastasia Kharisma Sp.KJ telah berpengalaman sebagai dokter jiwa selama 11 tahun, sehingga kamu bisa berkonsultasi terkait self-harm di Halodoc. 

Chat dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ dari Rp 55.000,- di Halodoc.

Itulah berbagai daftar dokter kejiwaan dan psikolog yang bisa kamu hubungi untuk berkonsultasi seputar self-harm

Tak perlu khawatir jika dokter atau psikolog  sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
HelpGuide. Diakses pada 2024. Cutting and Self-Harm.
American Psychiatric Association. Diakses pada 2024. What Is Self-Harm?
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Self-injury/cutting” Link.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan