Mitos atau Fakta, Tubuh Bisa Mengatasi Stres Selama Puasa
Halodoc, Jakarta – Stres dapat dialami oleh siapa saja dan pada rentang usia berapa saja. Penyebab stres pun bisa bermacam-macam. Mulai dari beban pekerjaan, beban belajar, masalah pribadi dan lain-lain. Banyaknya beban dan banyak aktivitas yang harus dikerjakan membuat seseorang mudah mengalami stres.
Namun, terdapat anggapan bahwa tubuh manusia bisa mengatasi stres selama puasa. Mungkin anggapan ini terdengar tidak memungkinkan. Pasalnya, selama berpuasa tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama belasan jam, sehingga tubuh mudah lemas. Disisi lain, banyak orang yang sudah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan, seperti mengendalikan gula darah, melancarkan pencernaan, dan menurunkan berat badan.
Baca Juga : Puasa Mematikan Sel Kanker, Benarkah?
Ternyata, sudah ada penelitian yang menunjukan manfaat puasa untuk meredakan stres. Menurut ahli, puasa dapat merubah sistem pada area otak yang berhubungan dengan stres. Sistem ini bekerja untuk memicu tubuh melepaskan hormon bahagia yang disebut endorfin untuk meningkatkan suasana hati.
Jadi, ketika seseorang yang mengalami stres saat berpuasa otomatis dapat berpikir lebih positif dan optimis. Karena itu, pikiran akan jauh lebih tentram jika menjalankan puasa.
Selain mengatasi stres pikiran, puasa juga bekerja untuk memperbaiki kerusakan sel dari stres yang bersifat oksidatif. Stres oksidatif terjadi saat jumlah radikal bebas lebih banyak daripada antioksidan. Apabila stres oksidatif ini tidak segera dihilangkan, maka sel-sel tubuh akan rusak dan menimbulkan berbagai penyakit, seperti stroke, penyakit jantung koroner, bahkan kanker.
Nah, meski puasa itu sendiri bisa meredakan stres, tapi kamu juga perlu melakukan pola hidup yang sehat agar kondisi tubuh semakin kuat dalam menjalankan puasa. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan :
1. Jangan Menunda Waktu Sahur dan Berbuka
Jangan melewatkan waktu sahur atau menunda waktu berbuka ya. Karena, melewatkan sahur bisa membuat tubuh lemas saat menjalankan aktivitas, sehingga meningkatkan kadar stres. Menunda berbuka puasa juga tidak dianjurkan. Sebab, tubuh perlu diisi nutrisi setelah tidak mendapat asupan makanan atau minuman selama belasan jam.
Baca Juga: Gangguan Kesehatan yang Sering Kambuh Saat Puasa
2. Tetap Berolahraga
Kata siapa puasa enggak boleh olahraga? Justru, olahraga perlu dilakukan untuk merilekskan tubuh. Pasalnya, olahraga bekerja untuk menurunkan hormon stres dengan cara membantu melepaskan endorfin. Olahraga juga efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dan membuat seseorang lebih percaya diri.
Namun, sebaiknya hindari olahraga berat saat berpuasa karena bisa berisiko mengalami dehidrasi. Cobalah untuk melakukan olahraga ringan, seperti berjalan santai, bersepeda, yoga, dan lain-lain.
3. Istirahat yang Cukup
Tubuh mengalami perubahan pola makan dan pola tidur saat berpuasa. Boleh jadi, inilah yang memicu seseorang mudah stres saat berpuasa. Karena itu, pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup setidaknya delapan jam per hari. Mendapatkan istirahat yang cukup berguna untuk menjaga daya tahan tubuh.
4. Tarik Nafas Dalam-Dalam
Stres mengaktifkan sistem saraf simpatik yang kemudian memicu gejala fisik, seperti detak jantung yang lebih cepat, pernapasan lebih cepat, dan pembuluh darah menyempit. Melakukan latihan pernapasan dalam dapat membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang bekerja untuk mengontrol respons relaksasi. Tujuan dari menarik nafas dalam-dalam adalah untuk memperlambat detak jantung yang membuat seseorang merasa lebih tenang.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Tak Sehat saat Puasa
Jadi, anggapan bahwa puasa bisa mengatasi stres bukan cuma mitos belaka ya. Kalau punya pertanyaan seputar kesehatan lainnya, tanya saja ke dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan