Mitos atau Fakta Tes Darah pada Ibu Hamil Bisa Identifikasi Preeklamsia
Halodoc, Jakarta - Preeklamsia adalah sebuah penyakit serius yang berhubungan dengan kehamilan. Kondisi ini juga berhubungan dengan plasenta yang cacat pada kandungan setelah kandungan berusia dua puluh minggu. Penyakit berbahaya ini adalah penyebab kematian kedua yang paling sering terjadi pada wanita hamil. Di samping itu, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi parah bagi ibu dan anak yang dikandungnya, terutama selama terjadinya kelahiran prematur.
Sejauh ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan ibu hamil mengalami preeklamsia. Namun, diprediksi bahwa fungsi dari plasma mengalami gangguan, sehingga bayi menerima terlalu sedikit oksigen dan nutrisi yang dapat menyebabkan sang ibu juga merasakan sakit.
Gangguan preeklamsia yang terjadi tidak selalu memiliki gejala yang khusus di awal, tetapi gejala yang mungkin terjadi adalah sakit kepala parah, kenaikan berat badan, tekanan darah yang tinggi, atau hipertensi dan jumlah protein yang tinggi di dalam urine atau proteinuria. Hingga saat ini, preeklamsia yang sudah mencapai tahap parah dalam menyebabkan perdarahan pada otak, edema paru-paru, dan gagal ginjal.
Baca Juga: 5 Cara Cegah Preeklampsia Usai Persalinan
Mengidentifikasi Preeklamsia dengan Tes Darah
Salah satu cara untuk mengidentifikasi terjadinya preeklamsia pada ibu hamil adalah dengan melakukan tes darah. Wanita yang hamil akan diambil darahnya dan diuji untuk menghitung jumlah trombosit dan kreatinin, tingkat enzim hati, serta terkadang asam urat dengan hitung darah lengkap (CBC).
Jika kamu menunjukkan gejala preeklamsia berat, sebagian besar penyedia layanan medis akan mengambil sampel darah baru untuk membandingkan dan melihat apakah terjadi perubahan pada hati dan trombosit pada ibu hamil. Pada preeklamsia yang parah, sel darah merah dapat rusak atau hancur, sehingga terjadi anemia.
Ketika ini terjadi, enzim hati dapat meningkat secara perlahan dan trombosit akan jatuh di bawah kisaran normal. Tes darah ini disebut juga dengan panel preeklamsia atau pemeriksaan HELLP. Cobalah untuk selalu memastikan pada dokter kamu apabila kamu mengidap gangguan tersebut.
Baca Juga: Gejala dan Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil
Gejala Preeklamsia
Seorang wanita hamil harus mengetahui dengan pasti tentang gejala preeklamsia yang mungkin terjadi. Hal tersebut berguna untuk melakukan pencegahan awal terhadap kelainan tersebut. Berikut adalah gejala-gejala pada preeklamsia yang umum terjadi:
- Pembengkakan pada wajah atau tangan.
- Sakit kepala yang terasa sangat buruk atau sulit hilang mesti sudah minum obat.
- Mata terasa seperti ada bintik-bintik atau masalah mata lainnya.
- Berat badan meningkat secara tiba-tiba.
- Nyeri di bagian atas perut atau bahu.
- Kebingungan atau perubahan kondisi mental.
- Kesulitan bernapas.
- Mual atau muntah pada paruh kedua kehamilan.
Diagnosis Preeklamsia
Pada setiap kamu melakukan pemeriksaan kehamilan, cobalah untuk minta dokter memeriksa tekanan darah dan protein yang ada dalam urine kamu. Kamu kemungkinan besar mengidap preeklamsia apabila setelah 20 minggu kehamilan, tekanan darah pada tubuh kamu secara konsisten berada di atas 140/90. Terdapat banyak protein di dalam urine, yang berarti ginjal kamu tidak sepenuhnya menyaring kotoran dari dalam tubuh atau disebut juga dengan proteinuria.
Beberapa tanda preeklamsia yang dapat terjadi adalah:
- Rendahnya tingkat trombosit, yaitu sel-sel yang membantu pembekuan darah pada tubuh.
- Mengalami masalah dengan hatimu.
- Tanda-tanda terjadinya gangguan ginjal.
- Terdapat cairan di paru-paru kamu.
- Sakit kepala yang parah dan masalah penglihatan.
Selain itu, jika preeklampsia yang terjadi telah menyebabkan kejang, kamu disebutkan apabila kamu telah mengalami eklampsia.
Baca Juga: Serba-Serbi Mencegah Preeklamsia di Masa Kehamilan
Itulah tes darah pada ibu hamil yang dapat deteksi preeklamsia. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal kelainan pada kehamilan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!