Mitos atau Fakta Stres Bisa Sebabkan Nyeri Otot
Halodoc, Jakarta – Stres, cemas, khawatir, gelisah, dan takut, ternyata dapat menyebabkan tubuh menghasilkan respons nyeri otot. Gangguan stres mengeluarkan hormon stres ke dalam aliran darah di mana mereka melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang ditargetkan dalam tubuh untuk menghasilkan fisiologis, psikologis, dan emosional tertentu perubahan yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghadapi ancaman.
Salah satu perubahan fisiologis yang ditimbulkan oleh respons stres menyebabkan otot-otot dalam tubuh berkontraksi. Sebenarnya situasi ini terjadi sebagai bentuk perlindungan tubuh terhadap serangan bahaya.
Ketika respons stres terjadi terlalu dramatis bisa menyebabkan hiperstimulasi yang membuat otot tegang dan kencang. Sakit kepala, nyeri otot, ketegangan otot, otot tegang, dan kekakuan adalah gejala umum dari hiperstimulasi stres-respons.
Selama stres tubuh tetap meningkat, seseorang, atau sekelompok otot dapat tetap kencang yang menyebabkan kecemasan terkait gejala ketegangan otot. Selain itu, penelitian terbaru telah menemukan bahwa stres Ini juga bisa menjadi penyebab rasa sakit otot yang lebih kuat dari biasanya.
Baca juga: Kenali Tandanya, Ini 4 Cara Mudah Atasi Stres
Ketika gejala ketegangan otot disebabkan oleh perilaku gelisah dan respons stres yang menyertainya berubah, maka menenangkan diri akan mengakhiri respons stres dan perubahannya. Ketika tubuh sudah pulih dari respons stres aktif, sensasi nyeri otot akan mereda.
Merilekskan Diri
Biasanya, perlu waktu hingga 20 menit atau lebih bagi tubuh untuk pulih dari respons stres utama. Tapi, ini normal dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Ketika gejala-gejala ketegangan otot disebabkan oleh stres yang berkepanjangan mungkin dibutuhkan lebih banyak waktu bagi tubuh untuk pulih dan ke titik di mana gejala-gejala ketegangan otot dihilangkan.
Kamu dapat mempercepat proses pemulihan dengan mengurangi stres, berlatih pernapasan santai, meningkatkan istirahat dan relaksasi, serta tidak mengkhawatirkan gejala ini. Sekali lagi, ketika tubuh telah pulih dari respons stres dan/atau stres berkelanjutan, gejala-gejala ketegangan otot benar-benar hilang.
Untuk menghilangkan gejala ketegangan otot yang berkaitan dengan kecemasan, yang terbaik adalah mengatasi faktor-faktor yang mendasari kecemasan, sehingga tubuh bisa mengurangi stres dan pulih sepenuhnya.
Bila dibutuhkan, berdiskusi dengan terapis, pelatih, atau konselor gangguan kecemasan yang berpengalaman adalah cara paling efektif untuk mengatasi faktor-faktor yang mendasari kecemasan dengan sukses.
Baca juga: 5 Tips Tingkatkan Kesehatan Mental di 2019
Ada beberapa solusi jangka pendek yang mungkin membantu meringankan otot yang tegang secara terus-menerus, seperti:
-
Pijat
Melakukan pemijatan di area otot yang menegang dapat menenangkan serta meredakan ketegangan otot.
-
Peregangan Lembut
Peregangan otot yang lembut dapat membantu melepaskan ketegangan. Peregangan yang terlalu dalam tidak dianjurkan karena otot yang terlalu tegang akan berkontraksi sesudahnya, yang dapat memperburuk otot yang tegang.
-
Mandi Air Hangat
Mandi air hangat bisa membuat rileks dan melemaskan otot-otot yang tegang. Suhu panas dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang dapat memperburuk gejala kecemasan lainnya.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Nyeri Otot Setelah Berolahraga
-
Olahraga Ringan Hingga Sedang
Olahraga ringan hingga sedang dikenal sebagai peredam stres dan otot. Sebaiknya, hindari olahraga yang keras ketika tubuh sudah terlalu stres, karena olahraga yang keras menekankan tubuh yang dapat memperburuk gejala kecemasan daripada meringankannya.
-
Tidur Nyenyak
Menjaga tubuh tetap istirahat adalah cara yang bagus untuk meringankan dan mencegah otot-otot tegang.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai mitos atau fakta stres bisa sebabkan nyeri otot, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan