Mitos atau Fakta, Puasa Bisa Mengeluarkan Racun dari Tubuh?
Halodoc, Jakarta – Puasa yang dilakukan secara sehat telah terbukti memiliki manfaat kesehatan yang potensial, seperti penurunan berat badan. Namun, jika merujuk pada kemampuan untuk menghilangkan racun dari tubuh masih menjadi pro dan kontra.
Dengan kata lain, puasa mungkin memiliki manfaat kesehatan, tapi tidak memiliki dukungan ilmiah tentang manfaatnya dalam mengeluarkan racun tubuh. Pasalnya, tubuh manusia dapat mengeluarkan racun dengan sendirinya, apakah seseorang berpuasa atau tidak.
Baca juga: Benarkah Puasa Dapat Menurunkan Kolesterol Tinggi?
Bisakah Puasa Meningkatkan Kemampuan Mengeluarkan Racun Tubuh?
Puasa telah menjadi topik hangat di dunia medis dan dianjurkan untuk alasan yang bagus. Penelitian telah menunjukkan bahwa puasa memiliki manfaat kesehatan yang luas, termasuk penurunan berat badan dan penurunan gula darah, kolesterol, trigliserida, insulin, dan tingkat peradangan.
Terlebih lagi, penelitian menunjukkan bahwa puasa dan pembatasan kalori, secara umum, memiliki efek menguntungkan pada proses penuaan dan dapat mengoptimalkan perbaikan sel. Selain itu, puasa dapat membantu meningkatkan produksi dan aktivitas enzim tertentu yang terlibat dalam detoksifikasi, serta meningkatkan kesehatan hati, yakni salah satu organ utama yang terlibat dalam detoksifikasi.
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa meskipun puasa dan pembatasan kalori dapat meningkatkan detoksifikasi yang sehat, tubuh memiliki keseluruhan sistem yang mencakup organ seperti hati dan ginjal, yang keduanya terus bekerja untuk membuang limbah dan racun dari tubuh.
Pada orang sehat, semua yang diperlukan untuk mempromosikan detoksifikasi yang sehat adalah mendukung tubuh dengan mengikuti diet padat nutrisi, tetap terhidrasi dengan baik, cukup istirahat, dan menghindari merokok, penggunaan narkoba, dan mencegah konsumsi alkohol berlebihan.
Baca juga: Harus Tahu, Manfaat Puasa untuk Pengidap Kolesterol Tinggi
Meskipun "detoksifikasi" melalui berbagai metode, termasuk mengikuti diet ketat, mengonsumsi suplemen tertentu, dan berpuasa, telah menjadi populer di antara mereka yang ingin mengoptimalkan kesehatannya, tidak ada bukti bahwa penggunaan praktik ini diperlukan bagi kebanyakan orang.
Perlu diingat bahwa meskipun puasa seperti metode intermittent fasting yang relatif aman dan biasanya tidak terkait dengan efek samping yang berbahaya, metode puasa yang lebih ekstrem dan berkepanjangan, seperti puasa beberapa hari atau puasa air, dapat membahayakan tubuh.
Jika kamu hendak berpuasa tetapi memiliki masalah kesehatan tertentu, bicarakan dengan dokter untuk memastikan puasa yang kamu lakukan aman. Selain itu, kamu juga bisa minta diresepkan vitamin dan suplemen lain yang dibutuhkan untuk tetap menjaga asupan nutrisi. Kamu pun bisa mendapatkan semua kebutuhan kesehatan ini melalui toko kesehatan di Halodoc. Dengan layanan antar, kamu jadi tak perlu keluar rumah untuk beli obat karena pesanan kamu akan tiba kurang dari satu jam.
Baca juga: Ini Efek Puasa 24 Jam pada Tubuh
Puasa Juga Cukup Ampuh untuk Mengobati Penyakit Tertentu
Meski tidak sepenuhnya bisa membantu mengeluarkan racun tubuh, para pendukung metode puasa juga mengklaim bahwa praktik tersebut dapat secara efektif mengobati kondisi kesehatan yang serius, mulai dari artritis dan kolitis hingga penyakit jantung dan depresi.
Dalam praktiknya, puasa yang dikombinasikan dengan memperbaiki pola makan dapat menghilangkan lupus, arthritis dan kondisi kulit kronis seperti psoriasis dan eksim. Puasa juga mampu menyembuhkan saluran pencernaan mereka yang mengidap kolitis ulserativa dan penyakit Crohn, dan menurunkan tekanan darah.
Studi yang diterbitkan dalam The Proceedings of the National Academy of Sciences dan The Journal of Nutrition pada 2003 menunjukkan bahwa tikus yang dipaksa berpuasa setiap dua hari, sementara makan dua kali jumlah makanan normal pada hari-hari non-puasa, memiliki kontrol insulin yang lebih baik, resistensi saraf terhadap cedera, dan indikator kesehatan lainnya selain tikus yang diberi diet kalori terbatas.