Mitos atau Fakta, Menonton TV Bisa Turunkan Kecerdasan Anak
“Terlalu lama membiarkan Si Kecil menonton TV memberikan dampak tersendiri bagi perkembangan intelegensinya. Ini menyebabkan penurunan akademik, membunuh imajinasi, dan memicu gangguan belajar.”
Halodoc, Jakarta – Mitos yang beredar menyebutkan bahwa menonton TV bisa menurunkan kecerdasan anak. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Risikonya semakin tinggi jika dilakukan oleh anak yang masih berusia di bawah 18 bulan.
Dampaknya mulai dari terhambatnya perkembangan bahasa hingga penurunan memori jangka pendek. Ini terjadi akibat minimnya interaksi anak terhadap lingkungan di sekitarnya.
Karena itu, orang tua perlu menerapkan pola asuh yang tepat agar anak terhindar dari masalah tersebut di kemudian hari. Selain membatasi waktu, orang tua disarankan untuk mengawasi saat anak menonton TV.
Penurunan Kecerdasan Anak Jadi Dampak Menonton TV
Menonton TV bisa menjadi salah satu pilihan untuk menghabiskan waktu luang anak. Namun, ini perlu dibatasi. Sebab, terlalu lama membiarkan anak menonton TV memicu penurunan kecerdasan anak. Ini termasuk:
1. Penurunan Akademik Anak
Menghabiskan waktu menonton TV membuat anak kurang berpartisipasi dalam aktivitas lain. Anak bisa saja malas disuruh belajar atau mengerjakan PR karena terlalu asik dengan tontonannya. Jika dibiarkan, ini dapat memicu penurunan akademik di sekolahnya.
2. Menyebabkan Masalah Belajar
Masalah belajar termasuk ke dalam dampak menonton TV bagi anak. Ini dikarenakan anak kurang aktif dalam mengasah keterampilan motorik halus dan kreativitasnya.
Menonton TV membuat anak berdiam diri terlalu lama. Ia juga tidak terlibat dalam aktivitas yang merangsang gerak fisik, karena hanya menggunakan mata dan telinganya saja.
Dampak ini lebih rentan dialami oleh anak yang mengembangkan risiko ADHD. Ini akan menghilangkan kemampuan mereka untuk fokus dan konsentrasi saat belajar.
3. Membunuh Kreativitas dan Imajinasi
Imajinasi anak berkembang seiring dengan kemampuan bicaranya. Proses ini dapat merangsang pemikiran dan gagasan kreatif. Kemampuan imajinasi ini merupakan bagian dari kinerja otak kanan.
Terlalu lama menonton TV akan membunuh imajinasi dan kreatifitas yang seharusnya sedang dibangun. Ini memicu penurunan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi di dunia nyata.
4. Menurunkan Fokus dalam Belajar
Ini terjadi saat anak menghabiskan waktu lebih dari 3 jam di depan layar setiap hari. Akibatnya, anak tidak dapat menerima pelajaran dengan baik. Ini dapat berujung pada terhambatnya penyelesaian tugas yang berakhir pada penurunan nilai akademik.
Dampak Menonton TV Lainnya
Dampaknya bukan hanya menurunkan kecerdasan anak saja. Terlalu lama screen time membuat anak kehilangan waktu berharga yang seharusnya dihabiskan dengan aktivitas produktif.
Dampak lainnya termasuk:
1. Obesitas
Anak berisiko mengalami obesitas karena meningkatnya hasrat untuk ngemil dan konsumsi makanan manis. Penumpukan kalori tubuh yang dibiarkan saja akan berdampak pada peningkatan berat badan.
2. Penyakit Mata
Anak berisiko terkena sindrom mata malas. Ini memicu penurunan penglihatan atau penglihatan kabur. Risikonya semakin tinggi jika menonton TV dilakukan dalam jarak dekat.
Menonton TV sebenarnya tidak akan merusak mata jika dilakukan dengan jarak aman yaitu 5 kali panjang diagonal layar televisi. Jika TV berukuran 32 inci, maka jarak menonton yang disarankan adalah 160 inci atau 3,9 meter.
3. Perilaku Negatif
Perilaku negatif anak termasuk ke dalam daftar dampak menonton TV. Ini terjadi akibat perubahan struktur otak, sehingga anak cenderung melakukan tindak agresi dan kekerasan.
Ia bisa saja membanting atau melempar barang saat keinginannya tidak dituruti orang tua. Tindakan ini bisa saja semakin parah saat anak menonton konten kekerasan tanpa didampingi orang tua.
Jika Si Kecil mengalami kecanduan menonton TV, orang tua disarankan untuk tanya dokter guna mendapatkan cara tepat mengatasinya. Jangan dibiarkan, karena ini bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak.
Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, pola asuh anak, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!