Mitos atau Fakta Hamil di Usia Tua Bisa Picu Sindrom Edward
Halodoc, Jakarta – Merencanakan kehamilan sebaik mungkin sangat penting untuk mendapatkan keturunan yang sehat. Salah satu hal yang mesti jadi bahan pertimbangan saat merencanakan kehamilan adalah usia sang wanita. Kehamilan memang bisa terjadi pada usia berapa saja, selama seorang wanita masih dalam usia produktif. Namun, hamil di usia tua bisa memicu terjadinya berbagai macam masalah pada janin, salah satunya sindrom Edward. Sindrom ini terjadi karena adanya kelainan jumlah kromosom dalam sel tubuh bayi. Yuk, simak penjelasan tentang sindrom Edward lebih lanjut di sini.
Apa Itu Sindrom Edward?
Sindrom Edward atau yang disebut juga Trisomi 18 adalah penyakit yang terjadi karena adanya ketidaknormalan jumlah kromosom dalam sel tubuh janin yang berkembang dalam rahim. Normalnya, manusia memiliki hanya sepasang kromosom, termasuk kromosom nomor 18. Namun, pengidap sindrom Edward memiliki 3 kromosom nomor 18.
Kelebihan jumlah kromosom 18 tersebut bisa mengacaukan perkembangan beberapa organ tubuh janin, sehingga menimbulkan gangguan serius. Sebagian besar bayi yang mengidap sindrom ini hanya bisa bertahan hidup selama beberapa hari. Namun, sindrom Edward termasuk sindrom yang cukup langka. Kelainan genetik ini hanya terjadi pada 1 dari 5000 bayi.
Baca juga: 5 Risiko Hamil di Usia Tua
Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Edward
Perlu diketahui, setiap manusia memiliki 46 kromosom. 23 kromosom berasal dari sel telur ibu, sedangkan 23 kromosom lainnya berasal dari sel sperma ayah. Ini artinya ada 23 pasang kromosom di dalam sel tubuh. Namun, pada kasus sindrom Edward, terdapat 3 buah kromosom nomor 18, bukan sepasang seperti yang seharusnya. Nah, kelebihan kromosom inilah yang bisa mengacaukan pertumbuhan sel yang normal.
Sindrom Edward bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
-
Trisomi 18 Mosaik, di mana salinan kelebihan kromosom 18 yang lengkap hanya terdapat dalam beberapa sel tubuh saja. Ini adalah jenis sindrom Edward yang paling ringan, dan bayi yang mengidap jenis ini bisa bertahan hidup hingga usia satu tahun.
-
Trisomi 18 parsial, di mana salinan kelebihan kromosom yang muncul hanya sebagian saja, alias tidak lengkap. Namun, sindrom Edward parsial sangat jarang terjadi.
-
Trisomi 18 Penuh, di mana salinan kelebihan kromosom 18 lengkap dan ada di tiap sel tubuh. Ini adalah jenis sindrom Edward yang paling sering terjadi.
Sindrom Edward bukanlah kondisi yang diturunkan oleh orang tua, melainkan bisa terjadi secara random. Namun, benar bahwa seorang wanita yang hamil di usia tua berisiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan sindrom Edward.
Baca juga: Edward Syndrome, Mengapa Bisa Terjadi pada Bayi?
Waspadai Gejalanya
Bayi yang mengidap sindrom Edward biasanya lahir dengan tubuh yang sangat kecil dan lemah. Mereka juga biasanya mengalami berbagai macam masalah kesehatan yang serius, seperti:
-
Gangguan jantung, seperti terdapat lubang antara bilik atas jantung (defek septum atrium) atau bilik bawah (defek septum ventrikel);
-
Gangguan ginjal;
-
Gangguan pernapasan;
-
Hernia pada dinding perut;
-
Infeksi pada paru-paru dan saluran kemih; dan
-
Bentuk tulang belakang yang tidak normal (bengkok).
Selain masalah kesehatan, bayi dengan sindrom Edward juga sering mengalami cacat fisik, seperti:
-
Ukuran kepala lebih kecil (mikrosefalus);
-
Jari tangan panjang, tumpang tindih, dan tangan mengepal; dan
-
Rahang bawah kecil (micrognathia).
Jadi, ibu yang hamil di usia tua sebaiknya lebih waspada terhadap segala macam gangguan kehamilan yang bisa terjadi. Ibu juga dianjurkan untuk memeriksakan kandungannya secara rutin agar kelainan bisa segera terdeteksi.
Baca juga: 2 Diagnosis Sindrom Edward Setelah Melahirkan
Untuk membicarakan masalah kesehatan yang terjadi selama masa kehamilan, ibu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa berdiskusi dan minta saran kesehatan pada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.