Mitos atau Fakta, Cacar Air Sebabkan Ensefalitis?
Halodoc, Jakarta – Ensefalitis disebut bisa muncul sebagai salah satu komplikasi dari cacar air. Ternyata, hal ini tidak sepenuhnya benar, tetapi tidak juga salah. Ensefalitis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan otak dan bisa menyebabkan gangguan saraf. Gejala gangguan saraf yang terjadi dapat berupa penurunan kesadaran, kejang, hingga gangguan gerak.
Pada beberapa kasus, ensefalitis memang bisa disebabkan oleh virus Varicella zoster, yaitu virus penyebab cacar air dan herpes zoster. Namun, tidak bisa dipastikan apakah penyakit ini memang muncul sebagai komplikasi cacar air atau bukan. Selain infeksi virus, ensefalitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur.
Baca juga: Ketahui Tanda Mengidap Radang Otak
Benarkah Cacar Air Bisa Sebabkan Ensefalitis?
Ensefalitis adalah radang otak. Sebagian besar ensefalitis disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi ini dapat langsung menyerang otak atau disebut ensefalitis primer, tetapi juga dapat berasal dari organ tubuh lain lalu menyerang otak, atau disebut ensefalitis sekunder. Salah satu virus yang bisa memicu penyakit ini adalah virus Varicella zoster, yang merupakan penyebab cacar air.
Jadi, salah satu komplikasi serius dari cacar air adalah ensefalitis. Kendati demikian, hal ini jarang sekali terjadi. Selain virus penyebab cacar air, jenis virus yang dapat menyebabkan ensefalitis adalah:
- Virus herpes simpleks, penyebab penyakit herpes di mulut dan herpes genital.
- Virus Epstein-Barr, penyebab penyakit mononukleosis.
- Virus penyebab penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella.
- Virus dari hewan, seperti rabies.
Selain infeksi virus, ensefalitis juga dapat disebabkan oleh bakteri atau jamur. Penyakit ini lebih rentan terjadi pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV atau orang yang mengonsumsi obat imunosupresif.
Baca juga: Japanese Encephalitis, Gigitan Nyamuk yang Sebabkan Radang Otak
Gejala yang Muncul Bertahap
Gejala ensefalitis biasanya muncul secara bertahap, mulai dari yang ringan menyerupai flu, seperti demam, sakit kepala, muntah, kelelahan, dan nyeri otot. Namun, seiring perkembangannya, ensefalitis dapat menimbulkan gejala yang lebih serius, seperti:
- Demam hingga lebih dari 39 derajat Celsius.
- Halusinasi.
- Emosi tidak stabil.
- Gangguan bicara, pendengaran, atau penglihatan.
- Kelemahan otot.
- Kelumpuhan pada wajah atau bagian tubuh tertentu.
- Kejang.
- Penurunan kesadaran.
Pada bayi dan anak-anak, gejala ensefalitis yang muncul bersifat umum, sehingga sulit disadari karena menyerupai gejala penyakit lain. Gejala yang dapat muncul adalah:
- Mual dan muntah.
- Nafsu makan menurun.
- Tubuh anak terlihat kaku.
- Muncul tonjolan pada bagian ubun-ubun kepala.
- Rewel dan sering menangis.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Sebagian besar pengidap ensefalitis parah mengalami komplikasi akibat peradangan yang terjadi. Risiko komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada beberapa faktor. Di antaranya adalah usia, penyebab infeksi, tingkat keparahan, dan kecepatan penanganan.
Sementara itu, kerusakan otak yang disebabkan oleh ensefalitis dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan selamanya. Lokasi kerusakan pada otak juga dapat menentukan jenis komplikasi yang terjadi. Komplikasi yang dimaksud meliputi:
- Kelumpuhan
- Gangguan bicara dan berbahasa
- Gangguan pendengaran dan penglihatan.
- Gangguan kecemasan umum.
- Hilang ingatan.
- Gangguan kepribadian.
- Epilepsi.
- Pada kasus yang parah, pengidap dapat mengalami koma, bahkan kematian.
Baca juga: Inilah 5 Orang yang Rentan Terkena Radang Otak
Itulah seputar ensefalitis yang perlu kamu ketahui. Supaya terhindar dari penyakit, jaga imunitas tubuh dengan makan makanan sehat, cukup tidur dan banyak berolahraga. Kamu mungkin juga perlu mengonsumsi vitamin atau suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jika stok mulai menipis, beli saja di toko kesehatan Halodoc. Tak perlu repot keluar rumah, tinggal klik lalu pesanan langsung diantar ke tempat kamu!