Mewabah di Cina, Ini Cara Penularan Pneumonia
Halodoc, Jakarta - Sejak Desember lalu, masyarakat di seluruh belahan dunia tengah mengkhawatirkan kasus pneumonia berbahaya yang mewabah di Cina. Pneumonia yang ditemukan ini berbeda, karena disebabkan oleh coronavirus jenis baru. Virus ini memang belum terbukti dapat menular antar sesama manusia, tapi wabahnya berkembang dengan sangat cepat, bahkan sudah menjangkiti beberapa negara di luar Cina.
Terkait langkah penanganan yang dilakukan, hingga saat ini belum ada vaksin yang ampuh untuk mengatasi pneumonia jenis ini. Pengermbangan vaksin untuk coronavirus jenis ini akan membutuhkan waktu selama beberapa tahun. Tidak hanya itu, coronavirus juga dikenal sulit diobati, karena jenis virus tersebut kebal terhadap sistem imunitas tubuh manusia.
Baca juga: Diduga Sebabkan Pneumonia Misterius, Waspada Serangan Virus Korona
Begini Skema Penularan Virus Pneumonia
Kasus pertama coronavirus dilaporkan di Wuhan, Cina pada 31 Desember 2019. Coronavirus sendiri merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit, seperti pilek dan infeksi saluran pernapasan dari ringan sampai berat. Bisa dikatakan virus ini dapat menyebabkan penyakit serius, seperti SARS (sindrom pernapasan akut) dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah).
Ketika dilaporkan, pihak medis belum mengetahui jelas virus apa yang menyebabkan penyakit mirip pneumonia tersebut. Makanan laut di pasar Wuhan diduga menjadi awal penyebaran coronavirus. Tidak hanya di Wuhan, beberapa negara juga ikut melaporkan kasus-kasus dengan suspek serupa, yaitu Thailand, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan.
Beberapa negara ini memang bersinggungan langsung dengan daerah Wuhan. Thailand contohnya, ditemukan virus dari tubuh traveler yang berasal dari Wuhan. Bukan hanya Bangkok, destinasi lainnya seperti Hongkong, Tokyo, Singapura, Bali, Macau, Dubai, dan Sydney menjadi destinasi favorit para penduduk Wuhan untuk traveling. Bisa dibilang, traveler dari daerah endemik yang telah terkontaminasilah yang membawa virus dari tempat asal menuju daerah yang akan disinggahi.
Baca juga: Cara Pengobatan SARS yang Penting Untuk Diketahui
Tengah Merencanakan Liburan, Perhatikan Beberapa Hal Ini
Virus ini sedang mewabah dan penyebarannya dapat dengan mudah terjadi. Bagi kamu yang ingin merencanakan perjalanan menuju negara-negara yang telah disebutkan, berhati-hati, ya! Kamu dapat melakukan sejumlah langkah berikut ini untuk melindungi dirimu dari virus yang tengah mewabah:
-
Jangan menyentuh hewan atau burung.
-
Jangan mengunjungi pasar atau peternakan.
-
Jangan berinteraksi dengan pengidap gejala infeksi saluran napas.
-
Lihat petunjuk keamanan sebelum mengonsumsi makanan dan selalu menjaga kebersihan tangan.
-
Gunakan masker ketika bepergian.
Ketika telah mematuhi sejumlah aturan keamanan selama perjalanan, kamu dapat bertemu dengan dokter di rumah sakit setelah kembali dari daerah yang kamu kunjungi. Segera temui dokter jika kamu mengalami gejala seperti demam.
Hingga artikel ini diterbitkan, Cina dan pihak WHO sendiri belum mengumumkan pembatasan perjalanan terkait dengan wabah tersebut. Meski begitu, sejumlah negara yang telah disebutkan telah melakukan langkah pencegahan masuknya virus ini dengan mengadakan pemeriksaan suhu badan yang dilakukan di bandara.
Baca juga: Pneumonia adalah Penyakit Paru Berbahaya, Kenali 10 Gejalanya
Dalam melakukan langkah pencegahannya, beberapa bandara di beberapa negara sudah mulai menyaring para traveler, terutama yang datang dari daerah endemik. Di negaranya sendiri, Cina sudah membuat pos yang digunakan untuk pemeriksaan suhu badan, tepat pada pintu masuk terminal utama bandara.
Sebelum bepergian, seluruh penumpang tanpa terkecuali akan diperiksa. Jika ditemukan demam pada tubuh, pengidap akan ditempatkan di karantina. Peraturan yang sama dilakukan kepada wisatawan yang hendak berkunjung ke negaranya.
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. WHO Statement Regarding Cluster of Pneumonia Cases in Wuhan, China.
WHO. Diakses pada 2020. Pneumonia of Unknown Cause – China.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan