Meski Sudah Sembuh, Virus Corona Kemungkinan dapat Aktif Kembali

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 April 2020
Meski Sudah Sembuh, Virus Corona Kemungkinan dapat Aktif KembaliMeski Sudah Sembuh, Virus Corona Kemungkinan dapat Aktif Kembali

Halodoc, Jakarta – Per Selasa (14/4), jumlah orang di seluruh dunia yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 sudah menembus angka 1,9 juta orang. Sementara 119.000 orang telah kehilangan nyawa akibat virus ini. Selain itu, angka pasien yang telah sembuh juga semakin meningkat, dan kini sudah mencapai 449.000 orang.

Meskipun sudah sembuh, namun bukan berarti seseorang sudah terlepas dari ancaman. Pasalnya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea menyebutkan bahwa virus corona mungkin reaktif atau aktif kembali pada orang yang telah sembuh dari COVID-19. 

Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan

Pasien di Korea Selatan Kembali Positif COVID-19

Seorang pasien dianggap sepenuhnya pulih dari COVID-19 saat ia menunjukkan hasil negatif pada dua tes yang dilakukan dengan interval 24 jam. Namun, melansir Bloomberg, pada sekitar 51 pasien yang digolongkan telah sembuh di Korea Selatan, hasil tes menunjukkan bahwa mereka positif lagi. Jeong Eun-kyeong, direktur jenderal CDC Korea mengatakan bahwa ada kemungkinan virus aktif kembali pada orang-orang ini, mengingat mereka dites positif lagi tidak lama setelah dibebaskan dari karantina. Namun, hal ini masih perlu dilakukan studi yang komprehensif lagi apa penyebabnya. 

Otoritas kesehatan di Korea Selatan mengatakan hal ini masih belum jelas apa penyebabnya. Dan hal ini sedang diselidiki oleh para ahli epidemiologi. Kemungkinan seseorang dapat mendapatkannya kembali karena sifat dari virus tersebut, apalagi virus SARS-CoV-2 ini adalah virus baru yang masih harus diteliti lebih lanjut. 

Mengapa Virus Bisa Kembali Aktif?

Melansir jurnal yang diterbitkan pada tahun 2011 oleh Future Virology, reaktivasi adalah proses saat virus yang 'tidur' menjadi aktif dan menyerang sel inang di dalam tubuh. Hal ini bisa sebabkan infeksi tampak bertahan lama. Infeksi virus juga bisa memiliki fase laten, yaitu saat virus diam tidak bereplikasi. 

Reaktivasi ini bisa dipicu oleh kombinasi rangsangan eksternal dan atau internal dari sel. Oleh karena itu memahami mekanisme ini penting dalam mengembangkan terapi untuk melawan virus dan penyakit-penyakit lainnya. 

Tidak hanya virus corona yang dicurigai bisa aktif, sebelumnya juga sudah dikenal salah satu virus yang bisa aktif kembali, yakni varicella-zoster. Virus ini adalah penyebab penyakit cacar air pada anak-anak, dan mereka bisa menjadi penyakit cacar ular jika kembali aktif pada orang dewasa.

Baca juga: Awas, Ini 8 Mitos Virus Corona yang Menyesatkan

Beberapa Negara Bersiap Akan Gelombang Kedua

Selagi penelitian mengenai kemungkinan virus bisa aktif kembali, beberapa negara di Asia kini juga tengah menghadapi ketakutan akan gelombang kedua. Di Tiongkok, tercatat ada peningkatan infeksi ulang pada pasien yang pulih. Berdasarkan laporan dari otoritas kesehatan di sana, beberapa orang dinyatakan positif lagi dan bahkan meninggal karena penyakit tersebut setelah diduga sembuh dan meninggalkan rumah sakit. Ada sedikit pemahaman tentang alasan hal ini terjadi, meskipun beberapa percaya bahwa masalahnya mungkin terletak pada ketidakkonsistenan dalam hasil tes.

Sementara itu Singapura juga tengah bersiap akan gelombang kedua setelah dilaporkan mengalami lonjakan kasus secara drastis. Awalnya, Singapura dinilai sukses menekan angka penyebaran virus corona. Namun, pada hari Minggu (12/4) Singapura mencatat lonjakan kasus terbesar dalam satu hari dengan jumlah 120 kasus positif. Total kasus melonjak hingga 50 persen hanya dalam satu minggu saja.

Baca juga: Selain Virus Corona, Ini 12 Wabah Mematikan Lainnya dalam Sejarah

Pastikan sakitmu bukan karena virus corona. Bila kamu mencurigai kamu atau anggota keluarga mengidap infeksi COVID-19, atau sulit membedakan gejala COVID-19 dengan flu, segeralah tanyakan pada dokter. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc

Dengan begitu, kamu tidak perlu ke rumah sakit dan meminimalkan risiko terjangkit berbagai virus dan penyakit. Kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:

Bloomberg. Diakses pada 2020. Coronavirus May ‘Reactivate’ in Cured Patients, Korean CDC Says.
Detik. Diakses pada 2020. Apa Itu Reaktivasi Virus? Hal yang Kemungkinan Terjadi pada Pasien Corona.
Detik. Diakses pada 2020. Deretan Negara Asia yang Bersiap Antisipasi Gelombang Kedua Wabah Corona.
Future Virology. Diakses pada 2020. Virus Reactivation: A Panoramic View In Human Infections.