Meski Lezat, 3 Makanan Ini Bisa Memicu Kanker Otak

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   24 Januari 2020
Meski Lezat, 3 Makanan Ini Bisa Memicu Kanker Otak Meski Lezat, 3 Makanan Ini Bisa Memicu Kanker Otak

Halodoc, Jakarta - Kanker otak adalah penyakit yang cukup mengerikan. Kondisi ini terjadi saat sel-sel di otak mengalami pertumbuhan berlebih yang membentuk massa yang disebut tumor. Tumor otak yang bersifat kanker atau ganas cenderung tumbuh cepat. Kanker otak mengganggu cara tubuh pengidapnya bekerja dan dapat mengancam jiwa. 

Menurut perkiraan dari American Cancer Society, peluang seseorang mengalami kanker otak di bawah satu persen. Meski jarang terjadi, namun bukan berarti kamu tidak waspada. Banyak hal yang memicu kanker otak, salah satunya adalah makanan. Berikut ini ini jenis makanan lezat yang memicu kanker otak dan perlu dibatasi konsumsinya, seperti:

Baca juga: Ini 7 Makanan Pemicu Tumor Otak

  • Daging Olahan

The International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan, daging olahan memiliki sifat karsinogen, yakni zat pemicu kanker. Daging olahan yaitu daging yang telah diolah untuk mempertahankan rasa dengan cara menambahkan sodium atau proses pengasapan. Jenis daging olahan yang sudah biasa dikonsumsi seperti sosis, daging yang diawetkan, pepperoni, dan bacon. Meskipun terlihat praktis, hindari terlalu sering konsumsi daging olahan.

  • Makanan Terlalu Matang

Biasanya makanan yang digoreng lebih lama rasanya lebih nikmat. Namun, memasak makanan tertentu pada suhu tinggi, seperti memanggang, menggoreng, menumis, dan memanggang menghasilkan senyawa berbahaya seperti amina heterosiklik (HA) dan produk akhir glikasi lanjutan (AGE). Kelebihan penumpukan senyawa berbahaya ini dapat berperan dalam perkembangan kanker dan penyakit lainnya. Jenis makanan hewani yang tinggi lemak dan protein bisa menghasilkan senyawa berbahaya ini jika diproses dalam suhu tinggi. Untuk itu, hindari membakar makanan dan memilih metode memasak yang lebih lembut, terutama saat memasak daging. Kamu bisa mengukus, merebus, atau mengasinkan makanan tersebut agar lebih sehat.

  • Makanan Tinggi Gula dan Karbohidrat

Makanan olahan yang tinggi gula serta rendah serat dan nutrisi dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi. Diperkirakan kadar glukosa darah dan insulin yang lebih tinggi adalah faktor risiko kanker. Insulin terbukti merangsang pembelahan sel, mendukung pertumbuhan dan penyebaran sel kanker sehingga membuatnya sulit untuk dihilangkan. Kadar insulin dan glukosa darah yang lebih tinggi juga sebabkan peradangan di tubuh. Jangka panjangnya bisa menyebabkan pertumbuhan sel-sel abnormal dan berkontribusi pada kanker. Ini alasan mereka yang mengalami diabetes memiliki peningkatan risiko kanker jenis tertentu yang lebih besar. Untuk melindungi dari kanker, hindari makanan yang meningkatkan kadar insulin, seperti makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan.

Baca juga: Turunkan Risiko Tumor Otak dengan 5 Cara Ini

Tips Makan Sehat untuk Mencegah Kanker Otak

Jika di atas sudah disebutkan tiga jenis makanan yang bisa picu kanker otak, maka berikut ini tips makan sehat yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, di antaranya:

  • Konsumsi Makanan Berwarna. Kamu bisa mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan sehat lainnya yang berwarna-warni untuk mendapatkan nutrisi optimal. Makanan jenis ini juga kaya antioksidan dalam jumlah besar yang baik melawan radikal bebas. 
  • Fokus pada Makanan, Bukan Nutrisi. Cobalah mengonsumsi makanan yang seimbang dan berwarna-warni dalam makanan untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan utuh, kamu mendapatkan antioksidan dan serat yang bermanfaat bagi tubuh. 

Untuk tips hidup sehat lainnya, kamu bisa chat dokter di Halodoc, lho. Dokter akan siaga 24 jam untuk memberikan tips kesehatan yang dibutuhkan.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Brain Cancer.
Healthline. Diakses pada 2020. Cancer and Diet 101: How What You Eat Can Influence Cancer.
American Brain Tumor Association. Diakses pada 2020. Diet and Nutrition for Brain Tumor Patients and Caregivers.