Halodoc, Jakarta – Peristiwa traumatis dalam hidup pasti akan mengubah kondisi kehidupan penyintasnya. Seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis akan cenderung merasa terasing, malu, dan hampa. Masalah kesehatan mental ini disebut juga emotional numbness.

Mati rasa secara emosional dapat diartikan sebagai proses mental dan emosional untuk menutup perasaan dan mungkin tidak ingin mengekspresikan emosi. Kondisi ini dapat ditunjukkan baik secara psikis maupun fisik. Mati rasa emosional yang tidak terkendali dapat menyebabkan rusaknya hubungan dengan orang lain karena pengidap akan cenderung menyembunyikan emosinya.

Gejala Emotional Numbness

Orang yang mengidap kondisi ini mungkin akan menggunakan beberapa upaya untuk menghindari emosi mereka. Bahkan secara tidak sadar, mereka akan melakukan perilaku menghindar atau avoidance untuk menjauh dari orang atau situasi tertentu. 

Pengidap akan sering melakukan penyangkalan yang dianggap sebagai mekanisme pertahanan untuk menghindari pemicu emosional dan perasaan negatif. Adapun beberapa gejala kondisi emotional numbness, antara lain:

• Kesulitan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
• Gagal mengekspresikan perasaan.
• Merasa jauh atau terisolasi dari orang lain.
• Merasa datar, baik secara fisik maupun emosional.
• Sulit untuk mendapatkan perasaan positif seperti kebahagiaan.
• Kehilangan minat pada aktivitas yang biasa disukai.
• Lebih suka menyendiri daripada bersama orang lain.

Cara Mengobati Emotional Numbness

Terlepas dari gejalanya, kondisi ini umumnya tidak permanen. Ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk memberikan bantuan segera dan remisi jangka panjang. Agar mendapatkan bantuan lebih cepat, kamu dapat mencoba beberapa opsi pengobatan berikut ini:

1. Buat Janji Temu dengan Profesional 

Langkah pertama dalam mengobati mati rasa emosional adalah mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasarinya. Seorang psikolog atau psikiater dapat membantu dengan hal ini. Mereka juga dapat memberikan rujukan ke profesional kesehatan mental yang lain. Seorang psikolog dapat menawarkan teknik koping untuk membantu mendapatkan kembali perasaan pengidapnya. 

Beberapa profesional, seperti psikiater, dapat meresepkan obat yang berbeda. Antidepresan biasanya memakan waktu hingga 6 minggu untuk mulai bekerja. Dokter mungkin juda dapat meresepkan obat anti-kecemasan seperti benzodiazepin atau beta-blocker untuk dikonsumsi sementara.

2. Minta Dukungan ke Orang Terdekat

Jika kamu memiliki kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain, kamu bisa memulai untuk berinteraksi dengan orang terdekat seperti keluarga atau pasangan. Mereka mungkin dapat membantu kamu untuk lebih berani bersosialisasi. Kamu akan merasa lega setelah memberi tahu mereka apa yang dialami.

3. Olahraga

Hal lain yang mungkin bisa kamu lakukan adalah dengan bangun dan bergerak. Olahraga seperti lari, berenang, yoga, dan kickboxing sangat efektif untuk menghilangkan stres. Bahkan, kamu bisa dengan hanya berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah untuk  membantu otak membanjiri endorfin. Berolahragalah secara rutin agar proses pemulihan maksimal.

4. Tidur yang Cukup

Selain berolahraga, tubuh juga harus diimbangi dengan beristirahat yang cukup. Hal ini agar pikiran dan tubuh selalu rileks. Dengan mendapatkan 7 hingga 9 jam tidur berkualitas setiap malam dapat membantu meningkatkan mood.

Apabila kamu mengalami masalah kesehatan dan membutuhkan saran dari ahlinya, jangan ragu untuk bertanya langsung pada psikolog atau psikiater. Coba pakai aplikasi Halodoc supaya kamu juga bisa melakukan cek kesehatan rutin lebih mudah dengan memanfaatkan layanan janji medis. Yuk, download Halodoc secara gratis di Play Store maupun App Store. 

Referensi

Healthline. Diakses pada 2022. Feeling Numb.

Very Well Mind. Diakses pada 2022. Emotional Numbness.