Mengidap Penyakit Arteri Perifer, Waspada Komplikasinya
Halodoc, Jakarta – Penyakit arteri perifer adalah penyakit disebabkan oleh gangguan pada sirkulasi darah. Penyakit ini sebenarnya bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Namun, bila penyakit arteri perifer yang kamu alami disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, maka penanganan medis perlu dilakukan sesegera mungkin. Sebab, penyakit arteri perifer juga bisa menyebabkan komplikasi. Yuk, simak penjelasannya di sini.
Mengenal Penyakit Arteri Perifer
Penyakit arteri perifer adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke anggota tubuh tersumbat akibat penyempitan arteri. Penyakit ini menyebabkan anggota tubuh (biasanya kaki) tidak bisa menerima aliran darah yang cukup, sehingga menimbulkan gejala seperti nyeri kaki saat berjalan (klaudikasio).
Penyakit arteri perifer juga mungkin merupakan tanda adanya akumulasi yang meluas dari timbunan lemak di arteri (aterosklerosis). Kondisi ini mungkin dapat mengurangi aliran darah ke jantung, otak, serta kaki pengidap.
Kabar baiknya, penyakit arteri perifer seringkali berhasil diatasi dengan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, berolahraga, dan makan makanan sehat.
Baca juga: Kaki Terasa Dingin dan Pucat? Waspada Gejala Penyakit Arteri Perifer
Penyebab Penyakit Arteri Perifer
Penyakit arteri perifer paling sering disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu timbunan lemak (plak) yang menumpuk di dinding arteri dan mengurangi aliran darah. Meskipun aterokslerosis biasanya memengaruhi jantung, tapi kondisi ini juga dapat memengaruhi arteri di seluruh tubuh kamu. Ketika penumpukan lemak atau plak terjadi di arteri yang memasok darah ke anggota tubuh, kondisi tersebut dapat menyebabkan penyakit arteri perifer.
Penyebab penyakit arteri perifer lainnya yang lebih jarang adalah peradangan pada pembuluh darah, cedera pada anggota tubuh, anatomi yang tidak biasa pada ligament atau otot, dan paparan radiasi.
Beberapa faktor berikut juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer:
-
Merokok.
-
Obesitas.
-
Tekanan darah tinggi.
-
Kolesterol tinggi.
-
Pertambahan usia, terutama orang yang berusia 50 tahun ke atas.
-
Riwayat keluarga mengidap penyakit arteri perifer, penyakit jantung atau stroke.
-
Kadar homocysteine yang tinggi, yaitu sejenis protein yang membangun dan memelihara jaringan.
Perokok dan pengidap diabetes adalah kelompok yang memiliki risiko terbesar mengalami penyakit arteri perifer karena berkurangnya aliran darah.
Baca juga: Benarkah Merokok Bisa Merusak Jantung?
Komplikasi Penyakit Arteri Perifer
Bila penyakit arteri perifer yang kamu alami disebabkan oleh penumpukan plak di pembuluh darah (aterosklerosis), hati-hati, kamu berisiko mengalami komplikasi berikut:
-
Iskemia ekstremitas kritis. Kondisi ini diawali sebagai luka terbuka yang tidak sembuh, cedera atau infeksi pada kaki. Iskemia ekstremitas kritis terjadi ketika cedera atau infeksi tersebut berkembang dan menyebabkan kematian jaringan (gangrene). Kadang-kadang, area tubuh yang terkena, perlu diamputasi.
-
Stroke dan serangan jantung. Aterosklerosis yang menyebabkan penyakit arteri perifer tidak hanya menimbulkan gejala pada kaki saja. Deposit lemak yang menumpuk pada arteri juga dapat menghambat aliran darah ke jantung dan otak, sehingga bisa memicu stroke dan serangan jantung.
Pengobatan Penyakit Arteri Perifer
Mengingat penyakit arteri perifer dapat menyebabkan komplikasi, kamu sebaiknya tidak menyepelekan penyakit tersebut dan segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Ada dua tujuan utama pengobatan untuk penyakit arteri perifer, yaitu untuk mengatasi gejalanya sehingga kamu dapat beraktivitas normal, dan menghentikan perkembangan aterosklerosis di seluruh tubuh untuk mencegah komplikasi seperti stroke dan serangan jantung.
Nah, kamu bisa mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan perubahan gaya hidup, terutama bila penyakit arteri perifer masih dalam tingkat awal. Bila kamu merokok, maka berhenti merokok adalah satu-satunya cara untuk mengurangi risiko komplikasi penyakit arteri perifer.
Bila kamu mengalami gejala penyakit arteri perifer, kamu mungkin juga perlu perawatan medis tambahan. Dokter biasanya akan meresepkan obat untuk mencegah pembekuan darah, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, serta mengendalikan rasa sakit dan gejala lainnya.
Baca juga: 3 Jenis Operasi untuk Tangani Arteri Perifer yang sudah Parah
Nah, itulah komplikasi penyakit arteri perifer yang perlu kamu waspadai. Untuk melakukan pemeriksaan terkait gejala-gejala penyakit arteri perifer yang kamu alami, kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatanmu sekeluarga.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Peripheral artery disease (PAD).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan