Mengidap Kanker Serviks, Bisakah Disembuhkan?
“Kanker serviks menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengancam nyawa bagi sebagian besar wanita. Data dari WHO menunjukkan, jenis kanker ini menduduki posisi keempat sebagai penyakit yang paling rentan terjadi pada wanita di seluruh dunia. Lalu, bisakah kanker serviks disembuhkan?”
Halodoc, Jakarta - Meski penanganan kanker serviks bisa dikatakan sangat kompleks dan tidak mudah, tetapi pengidap kanker ini tetap memiliki peluang kesembuhan yang tinggi apabila terdeteksi sejak dini. Sayangnya, kanker serviks stadium awal sering kali tidak menunjukkan adanya gejala. Inilah mengapa tak sedikit pengidap kanker ini yang telat mendapatkan penanganan.
Saat memasuki stadium lanjut, sel kanker telah berkembang pesat dan membentuk tumor. Artinya, biasanya akan timbul gejala pada pengidapnya, antara lain:
- Perdarahan abnormal yang terjadi di luar masa menstruasi.
- Keputihan yang abnormal.
- Nyeri pada panggul atau bagian bawah perut.
- Tubuh menjadi mudah lelah.
- Terasa nyeri dan tidak nyaman ketika berhubungan intim.
Jika gejala tersebut mulai terasa, pengobatan kanker serviks tentu perlu segera dilakukan. Namun, sebaiknya kamu jangan menunggu hingga merasakan adanya gejala. Supaya bisa memiliki peluang kesembuhan yang tinggi, kamu harus meningkatkan kewaspadaan terhadap masalah kesehatan ini. Salah satu caranya dengan melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin sebagai upaya deteksi dini.
Bisa Sembuh, Tapi Bisa Pula Kembali
Dalam beberapa kasus, kanker serviks dapat disembuhkan. Dokter menganggap seseorang dikatakan sembuh ketika kanker hilang selama pengobatan, dan tidak pernah kembali.
Namun, sulit untuk mengetahui dengan pasti bahwa kanker tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu, banyak dokter menggunakan istilah “remisi”. Remisi parsial berarti ada lebih sedikit tanda dan gejala kanker. Sedangkan remisi lengkap berarti tidak ada tanda-tanda kanker yang terdeteksi.
Terkadang, orang dalam remisi tetap bebas kanker selama sisa hidup mereka. Namun, ada juga yang mengalami kanker kembali lagi di kemudian hari. Beberapa dokter mungkin mengatakan seseorang “sembuh” dari kanker serviks jika pengidap tetap dalam remisi lengkap, selama 5 tahun atau lebih. Namun, hal ini tidak dapat sepenuhnya menjamin kanker tidak akan pernah kembali.
Menurut penelitian, banyak orang yang menerima pengobatan untuk kanker serviks stadium awal memasuki remisi, dengan hanya 10-15 persen yang mengalami kekambuhan.
Lantas, bagaimana cara mengobati kanker serviks?
Metode Pengobatan untuk Kanker Serviks
Metode pengobatan kanker serviks biasanya tergantung pada berbagai faktor. Mulai dari stadium atau tingkat keparahan kanker, hingga kondisi medis lain yang mungkin sedang diidap. Meski begitu, umumnya kanker serviks ditangani dengan metode berikut ini:
1.Operasi
Metode pembedahan atau operasi biasanya disarankan oleh dokter setelah menganalisis kondisi pengidap. Ada beberapa metode operasi yang dapat dilakukan untuk menangani kanker serviks, yaitu:
- Operasi untuk menghilangkan kanker saja. Metode ini biasanya dilakukan untuk kasus kanker serviks yang ukurannya masih sangat kecil. Prosedur operasi dilakukan dengan memotong tumor dengan bentuk kerucut dan membiarkan jaringan serviks yang sehat tetap utuh.
- Trakelektomi radikal. Dilakukan dengan mengangkat serviks atau leher rahim beserta jaringan di sekitarnya dan bagian atas vagina. Peluang hamil masih ada setelah menjalani operasi ini karena bagian rahim tidak ikut diangkat.
- Histerektomi total. Dilakukan dengan cara mengangkat serviks dan tubuh rahim secara keseluruhan. Namun, ovarium dan tuba falopi tetap pada posisinya.
- Histerektomi radikal. Dilakukan dengan mengangkat leher rahim, rahim, serta jaringan parametrium dan uterosacral ligaments. Sementara ovarium dan tuba falopi dibiarkan tetap pada tempatnya.
- Eksenterasi panggul. Termasuk jenis operasi kanker serviks yang cukup besar karena ada banyak jaringan yang dihilangkan, seperti rahim, leher rahim, ovarium, dan tuba falopi. Bahkan pada beberapa kasus, kandung kemih, vagina, dan rektum juga dapat ikut diangkat jika kanker telah menyebar. Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengobati kanker serviks berulang.
2.Terapi Radiasi
Ketika kanker serviks telah memasuki stadium tertentu, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk melakukan terapi radiasi sebagai langkah pengobatan. Metode pengobatan ini melibatkan sinar-X berenergi tinggi untuk menghilangkan sel-sel kanker di dalam tubuh. Terapi ini bisa dilakukan secara tunggal atau dikombinasikan dengan prosedur pengobatan lainnya seperti kemoterapi.
Terapi radiasi juga biasanya dilakukan jika ada risiko pengangkatan kanker setelah menjalani operasi. Tak hanya itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mengobati kanker serviks yang telah menyebar hingga ke organ atau jaringan tubuh lainnya.
Secara umum, pemberian terapi radiasi sebagai metode pengobatan kanker serviks ada 3 cara, yaitu:
- Eksternal. Dilakukan dengan cara menyorotkan sinar radiasi pada area tubuh tertentu yang menjadi sasaran.
- Internal. Dilakukan dengan cara memasukkan alat yang telah diisi dengan bahan radioaktif ke dalam vagina selama beberapa menit.
- Eksternal dan internal. Merupakan kombinasi dari kedua cara, eksternal dan internal.
3.Kemoterapi
Tujuannya sama seperti terapi radiasi, yaitu membunuh sel-sel kanker dalam tubuh sekaligus mengurangi kemungkinan rusaknya sel yang sehat. Hanya saja, kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat khusus yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena (infus) atau dalam bentuk pil (oral).
Kemoterapi juga dilakukan sebagai cara untuk mengerutkan kanker serviks dan mengurangi pertumbuhan tumor. Obat khusus yang dimasukkan dalam prosedur ini diharapkan dapat menjangkau seluruh area tubuh, sehingga bisa membunuh perkembangan sel kanker dengan efektif.
Kemoterapi dilakukan dalam sebuah siklus yang meliputi masa pengobatan, diikuti dengan masa pemulihan setelahnya. Sementara pada kasus kanker serviks yang sudah parah, kemoterapi biasanya dikombinasikan dengan metode pengobatan lain, seperti terapi radiasi. Namun, dosis obat akan diturunkan.
4.Terapi Target
Terapi target merupakan metode pengobatan kanker serviks yang bertujuan untuk menghalangi berkembangnya pembuluh darah baru yang dapat membantu perkembangan sel tumor. Terapi target yang biasanya digunakan adalah bevacizumab (avastin). Terapi ini umumnya dilakukan bersama prosedur kemoterapi.
5.Imunoterapi
Merupakan metode pengobatan kanker serviks yang melibatkan penggunaan obat-obatan untuk memperkuat kekebalan tubuh dalam melawan kanker. Terapi ini memegang prinsip bahwa semakin kuat sistem kekebalan tubuh, semakin mudah untuk menghancurkan sel kanker.
Namun, ada kalanya sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan serangan penyakit justru tidak menyerang sel-sel kanker. Hal ini mungkin disebabkan karena sel kanker menghasilkan protein tertentu, yang membuatnya tidak terdeteksi sebagai hal berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh.
Itulah pentingnya pemeriksaan pap smear, terutama bagi wanita yang telah aktif secara seksual. Kamu bisa bertanya pada dokter mengenai prosedur pemeriksaan ini melalui aplikasi Halodoc. Cukup download Halodoc untuk mencari dokter rekomendasi terbaik, berikut diantaranya:
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RSUP Persahabatan, RS Premier Jatinegara. dr. Haris Maruli mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Premier Jatinegara dan RS Siloam TB Simatupang. dr I Gusti Ngurah Gunawan Wibisana mendapatkan gelar kedokterannya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006 dan mendapatkan gelar spesialisnya di Universitas yang sama pada tahun 2013. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia bisa memberikan layanan medis terkait Bedah Onkologi.
- Dr. dr. I Ketut Widiana, Sp.B(K)Onk
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Surya Husadha Denpasar Bali. dr. I Ketut Widiana mendapatkan gelar kedokteran setelah menamatkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Yuk, selalu disiplin menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat agar terhindar dari risiko kanker!