Mengidap Dislipidemia, Inilah Pilihan Pengobatannya
Halodoc, Jakarta – Dislipidemia adalah kondisi ketika kadar lemak dalam darah meningkat. Pada kondisi ini, seseorang berisiko tinggi mengalami penyakit jantung dan stroke. Penyebabnya beragam, mulai dari gaya hidup kurang sehat, seperti jarang olahraga, sering minum alkohol, merokok, dan banyak konsumsi makanan berlemak, hingga efek samping konsumsi obat.
Baca Juga: Bisa Memicu Stroke, Inilah Fakta Dislipidemia
Kamu perlu waspada jika mengalami pusing, nyeri dada, sesak napas, keringat dingin, gangguan tidur, gangguan pencernaan, mual, muntah, jantung berdebar kencang, mudah lelah, nyeri kaki, dan kaki bengkak. Pasalnya, gejala tersebut bisa menandakan tingginya kadar lemak dalam darah (dislipidemia).
Cara Mengobati Dislipidemia
Kolesterol yang terlalu banyak jumlahnya akan menumpuk di dinding pembuluh darah arteri, lalu menumpuk plak (disebut aterosklerosis). Akibatnya, aliran darah tubuh menjadi terganggu. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya stroke, tekanan darah tinggi, serangan jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit arteri perifer. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengobati dislipidemia?
1. Konsumsi Obat
Obat diberikan jika kadar kolesterol dalam tubuh sudah mencapai tingkat yang parah. Yaitu kadar kolesterol LDL lebih dari 160 miligram/desiliter (mg/dL), trigliserida lebih dari 200 mg/dL, serta kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dL pada pria dan 50 mg/dL pada wanita. Obat bisa diberikan lebih cepat jika pengidap mengalami kondisi lain, seperti diabetes atau penyakit jantung.
Baca Juga: Jangan Selalu Disalahkan, Lemak Bermanfaat untuk Kesehatan
2. Diet
Diet bisa dilakukan untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuh. Saat melakukan diet, makanan yang mengandung lemak jenuh perlu dihindari, seperti keju, mentega, gorengan, dan daging berlemak. Sebaliknya, kamu dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sumber asam lemak omega-3, seperti alpukat, gandum utuh, bawang, buah, dan sayuran.
3. Rutin Olahraga
Setidaknya 20-30 menit per hari. Olahraga mampu menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol jahat dalam tubuh, serta meningkatkan kolesterol baik HDL. Jika belum terbiasa, kamu bisa memulainya dengan olahraga berintensitas ringan seperti berjalan kaki, renang, atau bersepeda.
4. Tidak Merokok
Berhenti merokok bisa meningkatkan kadar kolesterol HDL hingga 5-10 persen. Maka itu, perokok aktif sangat dianjurkan untuk berhenti merokok. Pengidap dislipidemia yang gemar minum alkohol perlu membatasi asupan alkohol untuk mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh.
Adakah cara mencegah dislipidemia? Tentu ada, kuncinya adalah menerapkan gaya hidup sehat. Hal lain yang perlu dilakukan adalah rutin cek kadar kolesterol dalam darah. Kamu bisa melakukannya secara mandiri di rumah menggunakan alat khusus atau di fasilitas kesehatan terdekat. Pengecekan bisa dilakukan tiap enam bulan sekali, bertujuan untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang penyakit untuk sembuh.
Baca Juga: Olahraga Rutin Dapat Mencegah Dislipidemia
Itulah pilihan pengobatan untuk mengatasi dislipidemia. Kalau kamu punya keluhan serupa, jangan ragu berbicara dengan dokter ahli. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan