Menggunakan mRNA, Begini Cara Kerja Pfizer dan Moderna
Halodoc, Jakarta - Dari sekian banyak kandidat vaksin corona yang ada, vaksin buatan Pfizer (kolaborasi dengan BioNTech) dan Moderna adalah yang telah dipesan oleh banyak negara. Menariknya, vaksin corona buatan Pfizer dan Moderna ternyata memiliki beberapa kesamaan, lho. Salah satunya adalah sama-sama menggunakan mRNA (messenger-RNA).
Namun, vaksin corona buatan Pfizer dan Moderna juga memiliki beberapa perbedaan. Untuk tahu lebih jelas apa persamaan dan perbedaan kedua vaksin tersebut, simak pembahasan berikut hingga tuntas, ya.
Baca juga: 6 Vaksin Corona yang Digunakan di Indonesia
Tentang mRNA dalam Vaksin Corona Pfizer dan Moderna
Melansir laman CNN Health, disebutkan bahwa vaksin corona buatan Pfizer dan Moderna sama-sama menggunakan teknologi terbaru berbasis versi sintetis molekul virus SARS-CoV-2 yang disebut messenger RNA atau disingkat mRNA.
Metode vaksin mRNA adalah suatu teknik genetika khusus yang dibuat dengan memberikan suatu potongan protein spike yang biasa terletak di permukaan luar virus corona.
Jadi, setelah vaksin disuntikkan, sistem kekebalan tubuh akan merespon dan menciptakan antibodi terhadap protein spike tersebut. Lalu, ketika orang yang sudah divaksin terpapar dengan virus corona, antibodi yang telah tercipta akibat pemberian vaksin akan siap menyerang virus tersebut.
Lebih lanjut, mRNA tersebut merupakan kode genetik untai tunggal yang dapat diterjemahkan sel sebagai perintah untuk membuat protein baru. Pada vaksin corona ini, mRNA bertugas menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat antibodi yang spesifik terhadap protein spike virus.
Ketika paparan yang sebenarnya terjadi, sistem kekebalan tubuh seseorang akan melihat dan mengenalinya sebagai penghuni asing dan bersiap menyerang agar tidak terjadi infeksi. Selain itu, baik vaksin corona buatan Pfizer ataupun Moderna juga mengandung bahan lemak yang disebut lipid, trometamin, trometamin hidroklorida, asam asetat, natrium asetat, dan sukrosa.
Baca juga: Ini 4 Kandidat Vaksin Corona yang Disebut Paling Efektif
Perbedaan Vaksin Pfizer dan Moderna
Meski kandungan dan cara kerjanya mirip, vaksin corona buatan Pfizer dan Moderna memiliki beberapa perbedaan utama. Misalnya dalam hal penyimpanan, vaksin corona Pfizer perlu disimpan pada suhu sekitar -75 derajat Celcius. Ketika akan digunakan, vaksin dapat disimpan pada lemari pendingin biasa hingga 5 hari sebelum vaksin tidak layak digunakan kembali. Vaksin juga hanya dapat disimpan di lemari pendingin hingga lima hari sebelum kedaluwarsa.
Untuk mengakomodasi syarat penyimpanan itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menciptakan serangkaian persyaratan penanganan dan penyimpanan vaksin yang kompleks yang dikenal sebagai "rantai dingin" atau cold chain, yang mencakup freezer ultra-dingin dan banyak es kering.
Sebaliknya, vaksin corona Moderna dinilai lebih fleksibel dalam penyimpanan, karena hanya membutuhkan suhu -20 derajat Celcius, atau sekitar suhu freezer lemari es rumahan. Selain itu, vaksin buatan Moderna juga dapat disimpan di lemari es selama 30 hari sebelum kedaluwarsa.
Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa vaksin Pfizer dapat digunakan lebih banyak untuk institusi besar dengan infrastruktur yang mapan seperti rumah sakit. Sementara itu, vaksin Moderna mungkin lebih berguna untuk fasilitas yang lebih kecil seperti apotek dan puskesmas.
Selain soal penyimpanan, vaksin corona Pfizer dan Moderna juga berbeda dalam hal dosis dan waktu pemberian. Vaksin Moderna diberikan dalam dua dosis 100 mikrogram yang diberikan dalam jarak 28 hari. Sementara vaksin Pfizer diberikan sebagai dua dosis 30 mikrogram yang diberikan dengan selang waktu 21 hari.
Baca juga: Tunggu Vaksin Corona Siap, Ketahui 3 Syarat Vaksinasi Ini
Perbedaan lainnya dari vaksin corona Pfizer dan Moderna adalah soal batas usia minimum penerima. Vaksin Moderna hanya boleh digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas, sedangkan vaksin Pfizer diizinkan untuk orang berusia 16 tahun ke atas.
Soal efektivitas, sejauh ini antara vaksin corona Pfizer dan Moderna tidak memiliki perbedaan yang kentara. Selama beberapa bulan pertama uji klinis fase ketiga, keduanya telah mencatat kemanjuran lebih dari 90 persen dalam mencegah COVID-19.
Sejauh ini, baik vaksin Pfizer ataupun Moderna tidak memiliki tingkat efek samping yang serius. Kedua vaksin ini juga telah menerima izin penggunaan darurat (EUA) dari Amerika Serikat.
Itulah sedikit penjelasan mengenai vaksin corona Pfizer dan Moderna. Sambil menunggu giliran vaksinasi, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Kalau sakit, gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, ya.