Mengenal Spermatogenesis dalam Sistem Reproduksi Pria
“Spermatogenesis adalah proses yang penting dalam sistem reproduksi pria. Ini adalah proses pembentukan sperma sebelum akhirnya bertemu dengan sel telur agar terjadi pembuahan.”
Halodoc, Jakarta – Proses spermatogenesis terjadi untuk menghasilkan gamet jantan dewasa, yang kemudian membuahi gamet betina untuk menghasilkan zigot atau organisme bersel tunggal. Dari zigot inilah nantinya bisa menghasilkan pembelahan sel dan multiplikasi untuk proses pembentukan janin.
Untuk menghasilkan keturunan yang sehat, jumlah kromosom haruslah sesuai, karena kegagalan dapat menyebabkan beberapa kelainan. Informasi selengkapnya mengenai spermatogenesis bisa kamu baca di sini!
Empat Tahapan Spermatogenesis
Spermatogenesis melewati empat proses, yaitu:
- Tahap 1: Spermatogonia diploid yang terletak di tubulus seminiferus akan bereplikasi secara mitosis dalam interfase sebelum metode meiosis 1 untuk membuat 46 pasang kromatid.
- Tahap 2: Pada tahap ini, kromatid memungkinkan pertukaran informasi genetik melalui proses sinapsis. Ini dilakukan sebelum membelah menjadi spermatosit haploid melalui meiosis.
- Tahap 3: Di tahap selanjutnya, dua sel anak baru akan membelah lagi menjadi 4 spermatid, yang memiliki kromosom unik dan jumlahnya kira-kira setengah dari spermatogonium asli.
- Tahap 4: Pada tahap ini, sel-sel berpindah dari lumen testis ke epididimis. Mereka menjadi dewasa dan berkembang menjadi empat sel sperma dengan pertumbuhan mikrotubulus pada sentriol untuk mengembangkan aksonema. Sentriol yang tersisa memanjang dan berkembang menjadi ekor sperma.
Proses spermatogenesis sangat sensitif dan dapat dengan mudah dipengaruhi oleh perubahan kecil pada tingkat hormon. Misalnya, testosteron yang dikembangkan melalui hipotalamus, sel Leydig, dan kelenjar pituitari.
Hormon ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu, asupan makanan, alkoholisme, paparan obat-obatan dan penyakit yang dapat memengaruhi laju pembentukan sperma secara negatif.
Kondisi yang Memicu Gangguan pada Spermatogenesis
Beberapa kondisi tertentu dapat menyebabkan gangguan pada spermatogenesis, yaitu:
1. Perubahan Kromosom
Contohnya seperti yang terjadi pada sindrom Klinefelter atau mikrodelesi kromosom Y, yang kehilangan materi genetik yang terlibat dalam spermatogenesis.
2. Cryptorchidism Bilateral
Ini adalah kegagalan turunnya salah satu atau kedua testis dalam skrotum. Kondisi biasanya terjadi ketika bayi di dalam kandungan, di awal kehamilan ataupun di usia kandungan menginjak tujuh bulan.
3. Torsio Testis
Merupakan kondisi ketika pembuluh darah yang menuju testis terjepit. Hal ini mengakibatkan terhambatnya aliran darah yang menuju testis. Torsio testis bisa memicu kerusakan testis dan infertilitas.
4. Trauma
Trauma pada testis bisa disebabkan oleh beberapa kondisi. Mulai dari benturan, kecelakaan, tumor, ataupun aktivitas seks yang tidak tuntas. Aktivitas seks yang tidak tuntas bisa memicu penumpukan darah di testis yang mengakibatkan rasa sakit.
5. Infeksi
Beberapa jenis infeksi bisa menyebabkan terhambatnya spermatogenesis. Contohnya adalah gondongan, infeksi menular seks dan lain sebagainya.
Itulah informasi mengenai spermatogenesis dalam sistem reproduksi pria. Kalau kamu punya masalah dengan kesehatan reproduksi, segera buat janji pemeriksaan medis melalui aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download sekarang juga ya!
Referensi:
Byjus.com. Diakses pada 2022. Spermatogenesis.
Instituto Bernabeu. Diakses pada 2022. What is the spermatogenesis about?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan