Mengenal Shokuiku, Kebiasaan Makan Sehat Ala Jepang
Halodoc, Jakarta - Masyarakat Jepang adalah salah satu masyarakat yang sangat terkenal memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Jika ditanya apa yang membuat orang jepang bisa berumur panjang, ini tak lepas dari kebiasaan makan orang Jepang yang sangat baik, bahkan masih sangat terikat pada budaya nenek moyang mereka. Salah satunya adalah shokuiku, yang merupakan filosofi Jepang yang dimaksudkan untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat.
Shokuiku ini memberikan pedoman tentang bagaimana dan apa yang harus dimakan. Ia juga dirancang untuk mengubah cara seseorang berpikir tentang makanan. Shokuiku adalah pendekatan sederhana dan mudah yang dapat membantu mendukung pengelolaan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: Orang Jepang Panjang Umur? Ini 4 Rahasianya
Lebih Jauh Tentang Shokuiku
Shokuiku, yang diterjemahkan menjadi "pendidikan makanan" dalam bahasa Jepang, adalah filosofi yang mempromosikan pola makan yang seimbang dan intuitif. Konsep ni diduga pertama kali dikembangkan oleh Sagen Ishizuka, seorang dokter militer yang juga menciptakan diet makrobiotik. Praktik shokuiku didasarkan pada beberapa konsep utama tentang bagaimana dan apa yang harus dimakan. Selama beberapa dekade terakhir, ini menjadi semakin populer di seluruh Jepang, bahkan hingga ke seluruh dunia.
Pada 2005, Jepang telah memberlakukan Hukum Dasar Shokuiku, yang mengamanatkan program pendidikan gizi di sekolah untuk membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dengan menggunakan konsep shokuiku.
Program tersebut mengajarkan kepada anak-anak cara membaca label makanan, pentingnya makan sesuai musim, bagaimana makanan diproduksi, dan bagaimana kebutuhan nutrisi bervariasi berdasarkan tahapan kehidupan yang berbeda.
Baca juga: Untuk Pecinta Makanan Jepang, Ini Manfaat Makan Tempura Udang
Begini Prinsip Shokuiku
Secara umum, shokuiku didasarkan pada empat prinsip utama, yaitu:
Fokus pada Rasa Kenyang daripada Kalori
Alih-alih menghitung kalori, shokuiku mendorong seseorang untuk makan secara intuitif dan berfokus pada bagaimana makanan tertentu memengaruhi perasaan. Ini melibatkan penyesuaian isyarat lapar dan nafsu makan serta belajar mengenali kapan tubuh mulai merasa kenyang.
Shokuiku juga memasukkan konsep yang disebut hara hachi bun me, yaitu gagasan bahwa kamu harus berhenti makan ketika sudah merasa kenyang sebesar 80 persen. Ini dapat membantu mencegah makan berlebihan dan memastikan seseorang mendapatkan cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Lebih Banyak Makanan Utuh
Shokuiku menekankan pentingnya makanan utuh yang sehat, termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian, dan polong-polongan. Pasalnya, makanan ini kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, termasuk protein, serat, lemak penyehat jantung, dan zat gizi mikro. Menurut shokuiku, kamu juga harus membatasi konsumsi makanan olahan, yang biasanya tinggi kalori, natrium, dan tambahan gula.
Menikmati Beragam Makanan
Sementara sebagian besar diet di Amerika Utara dan Eropa berfokus pada menghilangkan atau membatasi bahan-bahan tertentu, shokuiku menyoroti pentingnya menikmati berbagai makanan sebagai bagian dari diet yang sehat dan menyeluruh.
Secara tradisional, makanan terdiri dari beberapa piring kecil. Ini memungkinkan seseorang bereksperimen dengan bahan, bumbu, dan bumbu baru. Idealnya, makanan harus terdiri dari beberapa jenis sayuran, bersama dengan sedikit nasi dan sumber protein yang baik.
Shokuiku juga mendorong untuk mencoba menyiapkan makanan dengan berbagai cara, seperti memanggang, menggoreng, merebus, atau memanggang, yang dapat membantu memberikan variasi pada pola makan.
Berbagi Lebih Banyak Makanan dengan Orang Lain
Selain sumber keberkahan, shokuiku mengajarkan bahwa makanan harus dipandang sebagai sumber kenikmatan dan kesenangan. Selain itu, makanan juga dipandang dapat membantu memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental. Oleh karena itu, masyarakat Jepang yakin bahwa berbagi makanan dengan orang lain adalah hal yang penting.
Meluangkan waktu untuk menikmati makanan bersama teman atau keluarga juga dapat membantu mendorong mindful eating dan meningkatkan hubungan baik antara kamu dengan makanan.
Baca juga: Suka Makanan Jepang, Adakah Batasan Mengonsumsi Sushi?
Itulah konsep shokuiku dari Jepang yang sangat baik jika ditiru karena memiliki manfaat yang cukup baik. Namun, jika kamu merasa mengidap penyakit tertentu dan ingin melakukan pola makan yang sehat tetapi bingung bagaimana cara memulainya, kamu bisa bertemu dokter gizi di rumah sakit terdekat. Kamu bisa buat janji dengan dokter tersebut melalui aplikasi Halodoc, sehingga kamu tak perlu lagi antre. Praktis bukan? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. What Is Shokuiku, and Should You Try It?
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Japan. Diakses pada 2021. Promotion of Shokuiku (Food and Nutrition Education).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan