Mengenal Retraksi Pernapasan: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Desember 2023

“Retraksi pernapasan mengacu pada penarikan otot di antara tulang rusuk saat seseorang menarik napas. Hal ini membuat pengidapnya kesulitan mendapatkan cukup udara ke dalam paru-parunya.”

Mengenal Retraksi Pernapasan: Gejala, Penyebab, dan Cara MengatasinyaMengenal Retraksi Pernapasan: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI

1. Gejala Retraksi Pernapasan

2. Penyebab Retraksi Pernapasan

3. Cara Mengatasi Retraksi Pernapasan


Halodoc, Jakarta – Otot interkostal terletak di antara tulang rusuk. Dalam beberapa kasus otot-otot ini dapat menegang saat seseorang menarik napas, sehingga menarik tulang rusuk ke atas dan melebarkan dada.

Nah, kondisi itulah yang disebut dengan retraksi pernapasan. Masalah ini membuat pengidapnya mengalami kesulitan bernapas, sehingga otot-ototnya menegang dan tertarik di antara tulang rusuk.

Retraksi pernapasan adalah gejala gangguan pernapasan parah karena seseorang tidak mampu mendapatkan oksigen yang cukup. Pengidapnya memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah masalah lebih lanjut. 

Gejala Retraksi Pernapasan

Tulang rusuk pada pengidap retraksi pernapasan akan tampak lebih menonjol setiap kali bernapas. Hal ini biasanya tidak terlihat pada orang obesitas, karena adanya tumpukan lemak di area perut dan dada.

Retraksi pernapasan bisa menjadi pertanda dari gangguan pernapasan. Pengidapnya bahkan bisa mengalami rasa sesak saat menarik napas. Selain itu, ada pula beberapa gejala lainnya yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Pernapasan menjadi lebih cepat.
  • Mendengus saat menghembuskan napas.
  • Lubang hidung melebar saat menarik napas.

Penyebab Retraksi Pernapasan

Banyak kondisi dan faktor yang dapat menyebabkan retraksi pernapasan, termasuk:

1. Asma

Asma adalah masalah paru-paru kronis akibat penyempitan dan perdangan pada saluran pernapasan. Retraksi pernapasan jadi salah satu gejala akut yang dapat meningkatkan risiko asidosis pernapasan. Kondisi ini membuat darah menjadi lebih asam karena tidak mampu menghilangkan karbon dioksida.

Ketahui di sini: Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Asma yang Perlu Dipahami

2. Epiglotitis

Epiglotis adalah tulang rawan di bawah lidah yang menutupi tenggorokan saat menelan. Fungsi utamanya adalah mencegah masuknya makanan atau cairan ke dalam saluran pernapasan yang bisa menyebabkan tersedak. Retraksi pernapasan menjadi salah satu gejala epiglotitis parah.

3. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang terjadi akibat bakteri, virus, jamur, atau zat kimia tertentu. Infeksi ini menyebabkan peradangan pada kantong udara kecil di paru-paru, yang disebut alveoli. 

Retraksi terjadi karena ketika alveoli (kantong udara kecil di paru-paru) meradang dan terisi dengan cairan atau debris. Akibatnya, kapasitas paru-paru untuk mengembang menjadi terbatas. 

Imbasnya saat seseorang mencoba untuk menghirup udara, dinding dada dapat menarik ke dalam karena upaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Kondisi ini merupakan indikasi bahwa pneumonianya sudah parah.

4. Alergi parah

Anafilaksis adalah reaksi alergi seluruh tubuh yang mengancam jiwa. Retraksi pernapasan sendiri merupakan salah satu gejala anafilaksis akibat alergi parah terhadap makanan atau zat lain.

5. Menelan benda asing

Kondisi ini rentan terjadi pada anak-anak, sehingga benda asing bisa tersangkut di saluran napas. Kondisi ini mengakibatkan aspirasi dan meningkatkan risiko sesak napas. 

Cara Mengatasi Retraksi Pernapasan

Ada beberapa langkah tepat untuk mengatasi retraksi pernapasan, yaitu:

  • Menentukan penyebab retraksi guna memastikan jenis terapi yang dibutuhkan. 
  • Pemberian oksigen dengan aliran tinggi melalui masker wajah. 
  • Persiapan intubasi pada pasien dengan kondisi berat atau kegagalan pernapasan. 
  • Analisis gas darah arteri guna membantu mengidentifikasi kegagalan pernapasan yang akan terjadi. 
  • Untuk kondisi seperti asma atau eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), nebulisasi agonis β2 dan terapi steroid mungkin sesuai.
  • Untuk pengidap croup, pasien memerlukan nebulisasi epinefrin atau deksametason sebagai terapi awal. 

Jagalah kesehatan paru-paru agar terhindar dari masalah retraksi pernapasan. Baca selengkapnya di artikel ini: “Ibu, Begini Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru Anak.”

Itulah gejala, penyebab, dan cara mengatasi retraksi pernapasan pada pengidapnya. Jangan ragu untuk menghubungi dokter spesialis olahraga di Halodoc apabila mengalami kendala dalam mengatasinya.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2023. What are respiratory retractions?
AccessEmergency Medicine. Diakses pada 2023. 7-15: Respiratory Retractions.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan