Mengenal Purin yang Harus Diketahui Pengidap Asam Urat

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 Desember 2020
Mengenal Purin yang Harus Diketahui Pengidap Asam UratMengenal Purin yang Harus Diketahui Pengidap Asam Urat

Halodoc, Jakarta – Kalau mendengar tentang purin, pasti tidak jauh-jauh dari topik asam urat. Zat yang satu ini adalah biang keladi penyakit asam urat ketika kadarnya terlalu tinggi. Sayangnya, zat ini banyak terkandung dalam berbagai jenis makanan yang sering kamu konsumsi sehari-hari. Alhasil, seseorang yang berisiko mengidap asam urat harus sangat berhati-hati dalam memilih makanan untuk menghindari zat yang satu ini.

Namun, masih banyak orang yang belum tahu betul mengenai zat yang satu ini. Oleh sebab itu, untuk menambah wawasan dan meningkatkan kewaspadaan tentang penyakit asam urat, berikut hal seputar purin yang perlu kamu ketahui. 

Baca juga: Benarkah Penyakit Asam Urat Bisa Diturunkan dalam Keluarga?

Seputar Purin yang Mampu Memicu Asam Urat

Purin banyak ditemukan dalam sel semua makhluk hidup, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Purin adalah molekul yang terdiri dari atom karbon dan nitrogen. Molekul ini ditemukan dalam DNA dan RNA sel. Di dalam tubuh manusia, purin dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Purin Endogen

Sekitar 2/3 purin di dalam tubuh manusia bersifat endogen. Purin ini diproduksi oleh tubuh manusia dan ditemukan di dalam sel manusia secara alami. Sel-sel tubuh selalu mati dan diperbarui secara otomatis. Nah, purin endogen dari sel yang rusak, sekarat, atau mati harus diproses ulang oleh tubuh.

2. Purin Eksogen

Purin yang masuk ke tubuh melalui makanan disebut purin eksogen. Purin ini dimetabolisme oleh tubuh sebagai bagian dari proses pencernaan. Ketika purin endogen dan eksogen diproses di dalam tubuh, keduanya menciptakan produk sampingan yang disebut asam urat. Biasanya, sekitar 90 persen asam urat diserap kembali ke dalam tubuh dan sisanya dikeluarkan melalui urin dan feses.

Jika jumlah purin dalam tubuh tidak seimbang dengan kemampuan tubuh untuk memprosesnya, jumlah asam urat akan meningkat dan dapat menumpuk di aliran darah tubuh. Kondisi ini disebut hiperurisemia. Pada beberapa orang, hiperurisemia dapat menyebabkan batu ginjal atau menyebabkan kondisi radang sendi yang disebut asam urat. Itu sebabnya, seseorang yang mengidap hiperurisemia disarankan untuk menghindari makanan yang memiliki konsentrasi purin tinggi.

Baca juga: Adakah Obat Alami untuk Mengatasi Penyakit Asam Urat?

Makanan yang Harus Dihindari dan Direkomendasikan untuk Pengidap Asam Urat

Hampir semua tumbuhan dan daging mengandung purin. Hal yang membedakannya adalah apakah jumlahnya tinggi atau rendah. Beberapa makanan yang tinggi kandungan purin dan harus dihindari pengidap asam urat, contohnya:

  • Makanan dan minuman manis, terutama yang dibuat dengan sirup jagung fruktosa.
  • Seafood, terutama scallop, teri, dan herring.
  • Daging, terutama jeroan kambing dan sapi.
  • Minuman beralkohol.

Makanan-makanan tersebut pantang dikonsumsi pengidap asam urat. Sebagai gantinya, pengidap asam urat sangat dianjurkan untuk menerapkan pola makan nabati yang berfokus pada sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian. Berikut beberapa makanan yang masih aman dikonsumsi pengidap asam urat:

  • Kacang polong, asparagus, dan oatmeal.
  • Produk susu rendah lemak atau tanpa lemak.
  • Minum banyak air untuk membantu pencernaan dan menurunkan konsentrasi asam urat dalam darah.
  • Kopi dan teh tidak akan meningkatkan kadar asam urat.
  • Konsumsi suplemen makanan vitamin C dan folat untuk mengobati atau mencegah hiperurisemia.

Baca juga: Jangan Diamkan, Ini 5 Bahaya Asam Urat Jika Tidak Diobati

Selain menurunkan kadar asam urat dan mengurangi risiko asam urat, pola makan nabati dapat menurunkan tingkat peradangan secara keseluruhan dan mengurangi risiko pengembangan jenis radang sendi lainnya. Jika kamu punya pertanyaan seputar makanan untuk pengidap asam urat, kamu dapat menghubungi dokter atau ahli gizi melalui aplikasi Halodoc. Kamu dapat menghubungi mereka kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.

Referensi:
Arthritis Health. Diakses pada 2020. What Are Purines?.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Nutrition and healthy eating.