Mengenal Perioral Dermatitis dan Gejalanya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Oktober 2021

“Cukup banyak masalah kesehatan yang bisa menyerang kulit dan dermatitis menjadi salah satu yang perlu kamu waspadai. Ini merupakan kondisi ketika kulit mengalami peradangan yang bisa berujung pada munculnya ruam dan rasa gatal yang hebat. Kenali salah satunya, perioral dermatitis.”

Mengenal Perioral Dermatitis dan GejalanyaMengenal Perioral Dermatitis dan Gejalanya

Halodoc, Jakarta – Dermatitis bisa mengakibatkan kulit mengalami pembengkakan dan kemerahan. Kulit yang terinfeksi umumnya akan melepuh, mengeluarkan cairan, berkerak, hingga mengelupas. Memang benar, masalah kesehatan ini tidak menular, tetapi bisa membuat pengidapnya tentu merasa tidak nyaman. 

Salah satu jenis dermatitis yang banyak dikeluhkan adalah perioral dermatitis. Kondisi ini merupakan ruam inflamasi yang terjadi pada kulit di area sekitar mulut. Ruam bisa menyebar hingga ke hidung, bahkan mata. Sering terjadi, ruam muncul bersisik atau kemerahan dengan gelombang di sekitar mulut. 

Dermatitis perioral lebih sering terjadi pada wanita antara usia 16 hingga 45 tahun, tetapi dapat terjadi pada semua usia, ras, dan etnis. Ini juga terjadi pada anak-anak dari segala usia. Tanpa perawatan yang tepat, kondisi ini bisa sembuh dan muncul kembali alias kambuhan. 

Baca juga: Hati-Hati, Ini Jenis Infeksi Kulit yang Mirip dengan Jerawat

Kenali Gejala Perioral Dermatitis

Dermatitis perioral biasanya muncul sebagai ruam benjolan merah di sekitar mulut dan di lipatan sekitar hidung. Benjolan juga terkadang muncul disertai dengan sisik, dan bisa juga terlihat pada area di bawah mata, dahi, dan dagu. Benjolan dengan ukuran kecil ini bisa saja berisi cairan atau nanah dan terlihat mirip dengan jerawat

Gejala lain yang turut muncul selain ruam adalah rasa terbakar dan gatal, terutama saat kondisi ruam mulai memburuk. Menggaruknya hanya akan membuat rasa gatal semakin tidak tertahan, dan sangat mungkin mengakibatkan munculnya luka pada area yang digaruk. Jadi, sebisa mungkin hindari garukan, terlebih dengan kondisi tangan yang tidak bersih. 

Jika kamu mengalami gejala tersebut, dan tidak kunjung sembuh setelah lebih dari satu minggu, segera hubungi dokter spesialis kulit melalui Halodoc

Baca juga: Ketahui Fakta Lengkap Mengenai Dermatitis Atopik

Apa Sebenarnya yang Menjadi Penyebab Perioral Dermatitis?

Penyebab dermatitis perioral tidak diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa hal itu dapat terjadi setelah penggunaan steroid topikal yang kuat pada kulit. Obat tersebut mungkin diresepkan untuk mengobati kondisi medis lainnya. Penggunaan semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid juga dapat menyebabkan perioral dermatitis.

Selain itu, bahan-bahan tertentu dalam kosmetik juga dapat menyebabkan dermatitis perioral. Penggunaan krim kulit yang mengandung petrolatum atau basis parafin pun dapat menyebabkan atau memperburuk kondisi ini. Sementara itu, beberapa faktor lain yang bisa memicu munculnya masalah kesehatan ini, termasuk: 

  • Infeksi bakteri atau jamur;
  • AIr liur;
  • Pasta gigi yang mengandung fluoride;
  • Mengonsumsi pil KB;
  • Menggunakan tabir surya;
  • Mengidap rosacea. 

Semua orang bisa mengalami perioral dermatitis. Meski begitu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan kulit ini, di antaranya: 

  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko mengalami kondisi ini dibandingkan dengan pria.
  • Penggunaan krim steroid atau salep pada wajah.
  • Memiliki riwayat alergi.
  • Mengalami ketidakseimbangan hormon.
  • Usia. Remaja, dewasa muda, dan usia dewasa paruh baya paling berpengaruh. 

Baca juga: Kenali Lebih Dekat Tentang Dermatitis Numularis

Jadi, jika kamu memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar masalah kesehatan ini, sebaiknya kamu menghindari pemicunya. Jika harus menggunakan produk perawatan kulit atau kecantikan tertentu, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada ahlinya. 

Referensi: 

Healthline. Diakses pada 2021. Perioral Dermatitis: Symptoms, Causes, and Treatment.
DermNet NZ. Diakses pada 2021. Periorificial dermatitis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Perioral Dermatitis.