Mengenal Penyebab HIV Terjadi pada Ibu Hamil

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 Desember 2021
Mengenal Penyebab HIV Terjadi pada Ibu HamilMengenal Penyebab HIV Terjadi pada Ibu Hamil

“Pada dasarnya HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Penyebab HIV pada ibu hamil kemungkinan disebabkan oleh kegiatan berisiko menularkan HIV sebelum masa kehamilannya. Meski begitu, tak menutup kemungkinan bahwa penularan HIV terlambat disadari atau dapat terjadi saat kehamilan sudah dialami.”

Halodoc, Jakarta – Organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan tanggal 1 Desember sebagai peringatan hari AIDS sedunia setiap tahunnya. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan kepada para pengidap HIV/AIDS. 

HIV dan AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menyerang semua kalangan, tanpa terkecuali ibu hamil. Hal ini tidak boleh disepelekan karena bayi yang dikandung juga dapat tertular HIV. Lantas, apa penyebab HIV terjadi pada ibu hamil? Yuk simak informasinya di sini! 

Penyebab HIV pada Ibu Hamil

HIV merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sel T (sel CD4) dalam sistem imun. Apabila pengidap HIV tidak mendapatkan perawatan yang sesuai, penyakit tersebut akan berkembang menjadi AIDS pada fase terparah. 

HIV sendiri dapat ditularkan melalui cairan tubuh. Termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV melalui beberapa kegiatan berisiko tertentu. Mulai dari hubungan seksual tidak sehat tanpa kondom, penggunaan alat medis seperti jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah, hingga kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Maka, kemungkinan besar penyebab HIV pada ibu hamil kemungkinan disebabkan oleh kegiatan yang berisiko menularkan HIV sebelum masa kehamilannya. Meski begitu, tak menutup kemungkinan bahwa penularan HIV terlambat disadari atau dapat terjadi saat kehamilan sudah dialami. Pasalnya, gejala HIV pada ibu hamil mungkin tidak begitu tampak, sehingga tidak akan disadari di awal kehadirannya.  

Bahaya Infeksi HIV pada Ibu Hamil dan Bayi

Ibu hamil yang terinfeksi HIV sangat rentan untuk terserang infeksi oportunistik, yaitu penyakit yang terjadi lebih sering dan lebih parah pada orang dengan HIV seperti pneumonia. Hal tersebut disebabkan oleh HIV yang telah merusak sistem kekebalan tubuh, dan menandakan bahwa HIV telah berkembang menjadi penyakit AIDS. 

Apabila tidak segera diobati, pengidap HIV yang penyakitnya sudah berkembang menjadi AIDS, umumnya hanya dapat bertahan hidup sekitar tiga tahun.

Nah, selama kehamilan, HIV dapat melewati plasenta dan menginfeksi janin. Selama persalinan dan melahirkan, bayi juga dapat terpapar virus melalui darah dan cairan lainnya dari ODHIV (orang dengan HIV) yang hamil. 

Dilansir dari american college of obstetricians and gynecologists, ODHIV yang hamil dapat meningkatkan risiko penularan HIV ke bayinya secara drastis saat kantung ketubannya pecah. Selain itu, menyusui juga dapat menularkan virus tersebut pada bayi melalui ASI.

Bisakah Penularan HIV dari Bumil ke Janin Dicegah?

Wanita hamil yang terinfeksi HIV mungkin tidak tahu bahwa mereka terjangkit virus tersebut. Dilansir dari laman resmi centers for disease control and prevention (CDC), tes HIV secara rutin direkomendasikan bagi semua wanita sebagai bagian dari perawatan prenatal. 

Sementara itu, bagi wanita hamil dengan status ODHIV perlu segera memeriksakan diri ke dokter kandungan sejak awal kehamilan. Selain untuk mengetahui viral load HIV, hal ini bertujuan agar obat ARV (antiretroviral) dapat diberikan minimal saat usia kehamilan sudah 14 minggu. 

Konsumsi obat ARV yang diresepkan dokter sesuai aturan pemakaian dapat menurunkan risiko penularan pada bayi yang dikandung hingga 1 persen atau kurang. Sementara itu, apabila hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan viral load yang tinggi, maka persalinan harus dilakukan melalui operasi caesar. 

Setelah melahirkan ODHIV juga dapat mencegah penularan HIV ke bayi dengan tidak menyusuinya. Sebab, ASI mengandung virus tersebut dan termasuk sebagai bagian dari media penularan.

Itulah penjelasan terkait penyebab HIV terjadi pada ibu hamil. Kesimpulannya, HIV pada bumil umumnya terjadi akibat kegiatan berisiko yang meningkatkan penularan HIV sebelum masa kehamilannya. Meski begitu, tak menutup kemungkinan bahwa penularan HIV terlambat disadari atau dapat terjadi saat kehamilan sudah dialami.

Gejala HIV pada ibu hamil mungkin tidak begitu tampak, sehingga tidak akan disadari di awal kehadirannya. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan sedari dini tentu penting untuk dilakukan. Terutama bila kamu dan pasangan termasuk sebagai kelompok yang rentan tertular HIV. 

Melalui aplikasi Halodoc, kamu dapat membuat janji di rumah sakit dengan dokter spesialis kandungan. Tentunya tanpa perlu menunggu atau mengantre berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang!

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg

Referensi:

MN Department of Health. Diakses pada 2021. Perinatal (Mother-to-Child) HIV Transmission
American Pregnancy Association. Diakses pada 2021. HIV/AIDS During Pregnancy
The American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada 2021. HIV and Pregnancy
CDC. Diakses pada 2021. HIV and Pregnant Women, Infants, and Children
CDC. Diakses pada 2021. AIDS and Opportunistic Infections 
WHO. Diakses pada 2021. Mother-to-child transmission of HIV
HIV. Gov. Diakses pada 2021. Preventing Mother-to-Child Transmission of HIV

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan