Mengenal Kikir Gigi yang Penuh Risiko Kesehatan
"Kikir gigi kerap dilakukan untuk menangani bentuk yang tidak sempurna. Namun, tindakan ini berisiko mengikis sebagian besar enamel sehingga gigi bisa menjadi lebih sensitif dan rentan berlubang."
Halodoc, Jakarta – Kikir gigi adalah tindakan mengikis bagian ujung gigi untuk memperbaiki bentuknya. Tindakan ini kerap ditujukan untuk seseorang yang ukuran giginya terlalu besar atau tidak rata. Biasanya, gigi taring adalah salah satu bagian yang paling sering dikikir.
Kendati demikian, tindakan ini memiliki berbagai risiko kesehatan. Sebab, lapisan email gigi perlu dikikis supaya bentuknya sesuai keinginan pasien. Nah, email gigi punya peranan besar dalam melindungi bagian dalam gigi. Ketika jumlahnya semakin menipis, kamu berisiko mengalami berbagai permasalahan gigi di kemudian hari.
Ketahui Risiko Kesehatan dari Kikir Gigi
Email adalah lapisan gigi paling luar yang terbentuk oleh sel-sel ameloblast. Fungsi utamanya untuk mencegah gigi supaya tidak berlubang. Kendati sangat keras, email gigi mudah terkikis oleh asam yang berasal dari proses metabolisme dan fermentasi makanan yang kamu konsumsi. Alhasil, gigi juga mudah berlubang ketika kamu tidak membersihkannya dengan baik.
Selain dari makanan, ternyata kikir gigi juga mengancam fungsi utama email ini. Sebenarnya, jika setelah dikikir lapisan email masih cukup tebal dan jauh dari pulpa, tidak begitu masalah. Yang jadi masalah, ketebalan email menjadi sangat tipis setelah proses kikir.
Saat email menjadi tipis dan dekat dengan pulpa, yaitu bagian tengah gigi yang terdiri atas pembuluh darah dan saraf, gigi lantas menjadi lebih sensitif dan mudah berlubang. Akibatnya, kamu rentan mengalami infeksi dan kerusakan gigi. Karena alasan ini, tindakan kikir gigi kudu dilakukan oleh dokter gigi.
Apabila ketebalan email gigi tidak memungkinkan, maka sebaiknya tidak melakukan kikir dan cari alternatif tindakan lainnya. Bukannya mendapat manfaat, melakukan kikir gigi justru bisa menimbulkan kerusakan.
Cara Aman Merapikan Gigi
Nah, sebagai alternatif, kamu bisa melakukan recounturing atau odontoplasty untuk menangani gigi yang kurang rapi. Tindakan ini bisa dilakukan dokter gigi spesialis merapikan gigi (ortodontis) untuk mengubah panjang, bentuk, atau permukaan gigi. Prosedur ini dilakukan dalam waktu singkat, tanpa rasa sakit dan hasilnya bisa langsung terlihat.
Bukan hanya mengubah ukuran gigi taring, recontouring gigi juga bisa menangani gigi yang bentuknya tidak teratur dan gigi yang retak atau bengkok.
Tindakan ini juga mampu meningkatkan kesehatan mulut dan gigi secara keseluruhan. Caranya dengan menghilangkan celah atau tumpang tindih di antara gigi di mana plak atau karang gigi dapat menumpuk.
Namun, recontouring tidak dianjurkan apabila gigi mengalami keretakan yang besar atau fraktur yang dalam. Tindakan ini bukan pengganti veneer atau bonding, tapi sering dikombinasikan dengan kedua prosedur tersebut.
Dokter gigi memeriksa kondisi kesehatan gigi terlebih dahulu sebelum melakukan recounturing. Pemeriksaan ini berupa foto rontgen untuk melihat seberapa tebal email dan jaraknya dengan ruang pulpa.
Selanjutnya, dokter menandai bagian atau daerah gigi yang akan ditindak. Setelah itu, gigi dirapikan menggunakan bor untuk menghilangkan sebagian kecil enamel gigi dan membentuk kontur sisi gigi dengan selembar strip. Terakhir, gigi dihaluskan dan dipoles.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar kesehatan gigi, hubungi dokter gigi dan melakukan pemeriksaan kesehatan melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!