Mengenal ISPA, Penyakit yang Sering Terjadi saat Pancaroba

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   31 Oktober 2024

Penyakit ISPA muncul akibat turunnya daya tahan tubuh.

Mengenal ISPA, Penyakit yang Sering Terjadi saat PancarobaMengenal ISPA, Penyakit yang Sering Terjadi saat Pancaroba

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu ISPA?
  2. Kenapa Sering Muncul Saat Pancaroba?
  3. Apa Kata Ahli?
  4. Cara Mengobati ISPA
  5. Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi ISPA

ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan penyakit yang sering muncul saat pergantian musim atau pancaroba.

Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak dan lansia, karena penurunan daya tahan tubuh akibat perubahan cuaca ekstrem. 

ISPA mencakup berbagai infeksi pada saluran pernapasan, mulai dari bagian atas seperti hidung dan tenggorokan, hingga bagian bawah seperti paru-paru, dengan gejala yang meliputi batuk, demam, pilek, dan sesak napas.

Ketika musim pancaroba, virus dan bakteri penyebab ISPA mudah menyebar di udara, meningkatkan risiko penularan antar individu. 

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala ISPA sejak dini dan mengambil langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, dan menggunakan masker di tempat umum, guna mengurangi risiko terpapar penyakit ini.

Apa Itu ISPA?

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang cukup jelas. 

Penyakit ini mencakup infeksi pada saluran pernapasan bagian atas (seperti hidung dan tenggorokan) serta bagian bawah (seperti bronkus dan paru-paru). 

ISPA umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri dan dapat menular dengan cepat melalui udara atau kontak langsung dengan pengidapnya.

Gejala ISPA dapat bervariasi, tergantung pada bagian saluran pernapasan yang terinfeksi, namun biasanya meliputi batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan, dan kadang-kadang sesak napas. 

Penyakit ini sering terjadi saat musim pancaroba, ketika daya tahan tubuh cenderung menurun karena perubahan cuaca.

Kenapa Sering Muncul Saat Pancaroba?

ISPA sering muncul saat musim pancaroba karena perubahan cuaca yang drastis, seperti peralihan dari panas ke hujan atau dari kering ke lembap. 

Perubahan ini dapat membuat tubuh menjadi rentan terkena penyakit, karena daya tahan tubuh biasanya menurun saat harus beradaptasi dengan suhu yang berubah-ubah. 

Selain itu, virus dan bakteri penyebab ISPA lebih mudah berkembang dan menyebar di udara saat kondisi cuaca sedang tidak stabil.

Ketika daya tahan tubuh melemah, tubuh menjadi lebih mudah terinfeksi. Akibatnya, ISPA yang ditandai dengan gejala seperti batuk, pilek, dan demam lebih sering terjadi pada masa peralihan musim ini.

Jika kamu merasakan gejala-gejala ISPA yang tak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan tepat.

Apa Kata Ahli? 

Sebuah riset yang dipublikasikan di Respiratory Research telah mengidentifikasi pengaruh perubahan suhu, baik panas maupun dingin, terhadap penyakit pernapasan di Seoul, Korea Selatan. 

Metodologi penelitian ini menggunakan desain studi case-crossover dengan data dari National Emergency Department Information System (NEDIS) untuk tahun 2008-2017. 

Riset ini juga melibatkan pasien yang mengunjungi IGD di Seoul dengan diagnosis utama penyakit pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, asma, dan penyakit paru kronis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dingin ekstrem meningkatkan kunjungan IGD untuk semua jenis penyakit pernapasan secara signifikan, dengan efek paling besar pada ISPA, influenza, dan pneumonia. 

Suhu panas juga berhubungan dengan peningkatan kunjungan IGD, terutama pada anak-anak di bawah 18 tahun. 

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perubahan suhu terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan, menunjukkan pentingnya kesiapan layanan kesehatan dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem.

Fakta Menarik
1. ISPA sering terjadi saat musim pancaroba, ketika perubahan cuaca yang drastis membuat daya tahan tubuh menurun, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
2. Tingkat risiko terkena ISPA paling tinggi ditemukan pada kelompok usia 0-12 bulan sebanyak 63,2 persen. 
3. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri, yang dapat menyebar melalui udara atau kontak langsung, menjadikannya mudah menular.
4. Gejala ISPA bervariasi, umumnya meliputi batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
5. Gejala ISPA bisa diredakan dengan menjaga kebersihan dan menggunakan masker, juga konsumsi suplemen seperti Vitamin C dan Zinc.

Cara Mengobati ISPA

Pengobatan ISPA biasanya bertujuan untuk meredakan gejalanya, bukan untuk langsung menyembuhkan infeksinya. 

Beberapa obat dan suplemen dapat membantu meringankan atau mempercepat pemulihan, seperti:

1. Pemberian Obat-obatan 

Obat yang dapat meredakan gejala ISPA adalah obat penekan batuk. Obat ini bekerja untuk mengurangi dorongan batuk, terutama jika batuknya kering atau sangat mengganggu. 

Misalnya, saat batuk membuat sulit tidur atau terasa sakit di dada.

Selain itu, pemberian ekspektoran juga dapat membantu mengencerkan lendir atau dahak di saluran pernapasan, sehingga lendir lebih mudah dikeluarkan saat batuk. 

Bisa juga menggunakan obat dekongestan, yang mampu mengurangi hidung tersumbat. 

Obat ini membantu mengecilkan pembuluh darah di sekitar hidung sehingga mengurangi bengkak dan lendir di area tersebut, membuat pernapasan terasa lebih lega.

2. Konsumsi Suplemen Vitamin C dan Zinc

Vitamin C dikenal membantu menjaga daya tahan tubuh. Saat terkena ISPA, tubuh memerlukan lebih banyak perlindungan dari infeksi, dan Vitamin C membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus atau bakteri.

Sementara itu, zinc berfungsi mendukung daya tahan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi zinc bisa mempercepat pemulihan dari infeksi, termasuk ISPA, dan mengurangi keparahan gejala. 

Zinc bisa ditemukan dalam bentuk suplemen atau dari makanan seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.

3. Inhalasi Uap

Inhalasi uap atau menghirup uap air panas adalah cara alami untuk melegakan pernapasan. 

Uap air hangat membantu membuka saluran napas yang tersumbat dan melembapkan saluran hidung yang kering.

Caranya mudah, cukup siapkan semangkuk air panas, kemudian hirup uapnya sambil menutup kepala dengan handuk agar uapnya tidak menyebar. 

Ini bisa dilakukan selama beberapa menit dan dapat diulangi beberapa kali sehari sesuai kebutuhan.

4. Berkumur dengan Air Garam

Berkumur dengan air garam hangat adalah cara sederhana untuk membersihkan tenggorokan dari kuman dan mengurangi iritasi atau rasa sakit di tenggorokan. 

Air garam juga membantu mengurangi pembengkakan pada jaringan tenggorokan yang terinfeksi.

Caranya, cukup campurkan satu sendok teh garam ke dalam segelas air hangat, lalu gunakan untuk berkumur selama 30 detik sebelum meludahkannya. Ini aman dilakukan beberapa kali sehari.

5. Pemberian Parasetamol dan Obat Anti-Inflamasi

Parasetamol juga dapat digunakan untuk menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit, seperti nyeri tenggorokan atau sakit kepala yang sering muncul saat ISPA.

Selain itu, penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAIDs) seperti ibuprofen mampu mengurangi peradangan di tubuh yang timbul sebagai respons terhadap infeksi. 

Tak hanya menurunkan demam, NSAIDs juga mengurangi pembengkakan dan rasa sakit yang sering menyertai ISPA.

Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi ISPA

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala ISPA, sebaiknya segeralah hubungi dokter spesialis di Halodoc.

Dokter spesialis berikut sudah berpengalaman selama bertahun-tahun, sehingga mereka dapat memberikan penanganan ISPA dengan lebih akurat.

Tak perlu khawatir, sebab mereka juga menerima ulasan positif dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Nah, berikut ini daftar rekomendasinya:

1. dr. Made Agustya Darma Putra Wesnawa Sp.P

Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter Made Agustya Darma Putra Wesnawa Sp.P, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2014 dan Universitas Airlangga tahun 2021. 

Saat ini, ia berpraktik di Badung, Bali sekaligus aktif tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dengan nomor STR 3511604321153128.

Dengan pengalaman 11 tahun sebagai dokter spesialis paru, dr.  Made Agustya Darma Putra Wesnawa Sp.P siap membantu kamu dalam mengobati gejala ISPA.

Ia juga mampu melayani konsultasi seputar gangguan pada paru-paru lainnya, termasuk TBC, COVID-19, serta batuk kronis.

Chat dr. Made Agustya Darma Putra Wesnawa Sp.P mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.

2. dr. Ayudiah Puspita Mayasari Sp.P

Dokter rekomendasi berikutnya yaitu dr. Ayudiah Puspita Mayasari Sp.P, seorang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia tahun 2012 dan Universitas Lambung Mangkurat tahun 2021. 

Ia juga telah terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dengan nomor STR 6321604421129774 dan kini menjalani praktik di Banjarbaru dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Memiliki pengalaman selama 13 tahun, dr. Ayudiah Puspita Mayasari Sp.P dapat memberikan kamu percayai dalam meredakan gejala ISPA.

Chat dr. Ayudiah Puspita Mayasari Sp.P mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.

Itulah daftar dokter spesialis paru yang siap membantu kamu dalam mengatasi gejala penyakit ISPA.

Tenang, dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.

Kamu juga tak perlu khawatir jika dokter terlihat sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
NHS UK. Diakses pada 2024. Respiratory tract infections (RTIs).
Healthline. Diakses pada 2024. Acute Upper Respiratory Infection.
Thomas M, et al. Diakses pada 2024. Upper respiratory tract infection.
Lee, H. & Yoon, H. Diakses pada 2024. Impact of Ambient Temperature on Respiratory Disease: A Case-Crossover Study in Seoul. 
Hunter J, et al. Diakses pada 2024. Zinc for the prevention or treatment of acute viral respiratory tract infections in adults: A rapid systematic review and meta-analysis of randomised controlled trials.
Vorilhon P, et al. Diakses pada 2024. Efficacy of vitamin C for the prevention and treatment of upper respiratory tract infection.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan