Mengenal Hematokrit dan Kadar Normalnya pada Tubuh
"Hematokrit sering menjadi bagian tes darah lengkap untuk memberikan informasi penting tentang komposisi darah. Kadar hematokrit yang normal tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan."
DAFTAR ISI
- Apa Itu Hematokrit?
- Kadar Hematokrit Normal
- Kondisi Hematokrit Tinggi
- Kondisi Hematokrit Rendah
- Waktu Tepat Melakukan Pemeriksaan Hematokrit
Halodoc, Jakarta – Hematokrit adalah salah satu parameter darah yang sering diukur dalam pemeriksaan laboratorium. Sederhananya, hematokrit memberi gambaran seberapa besar kandungan sel darah merah dalam darah.
Hasil dari pengukuran ini dapat memberikan informasi yang sangat berguna mengenai kondisi kesehatan dan fungsi pembuluh darah dalam tubuh. Yuk, ketahui lebih dalam tentang hematokrit!
Apa Itu Hematokrit?
Hematokrit adalah bagian pemeriksaan untuk mengukur perbandingan jumlah sel darah merah dari total keseluruhan volume darah.
Pemeriksaan hematokrit sering menjadi bagian tes darah lengkap dan memberikan informasi penting tentang komposisi darah.
Sel darah merah bertanggung jawab atas transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Bagian ini juga bertugas membawa karbon dioksida kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan.
Hematokrit mencerminkan kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan menjaga keseimbangan kimia dalam darah.
Kadar Hematokrit Normal
Setiap orang bisa memiliki kadar normal hematokrit yang berbeda-beda, tergantung usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan.
Akan tetapi, kadar hematokrit yang normal pada orang dewasa, yaitu:
- Pria: 38,3 – 48,6 persen
- Wanita: 35,5 – 44,9 persen
Pada bayi dan anak-anak, kadar hematokrit yang normal, yaitu:
- Bayi Baru Lahir: 45-62 persen
- Usia 1 Bulan – 2 Tahun: 30-44 persen
- Anak Usia 2 – 6 Tahun: 32-41 persen
- Anak Usia 7 – 12 Tahun: 36-42 persen
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca artikel berikut ini Mengenal Hematokrit: Kadar Normal, Prosedur, hingga Waktu Pemeriksaan.
Kondisi Hematokrit Tinggi
Tingginya kadar hematokrit melebihi kadar normal bisa mengindikasikan masalah kesehatan. Kondisi ini disebut sebagai polisitemia.
Beberapa kondisi yang bisa memicu polisitemia, yaitu:
1. Dehidrasi
Ketika tubuh kehilangan cairan akibat dehidrasi, volume darah relatif berkurang, tetapi jumlah sel darah merah tetap sama.
Akibatnya, darah menjadi lebih kental karena kurangnya cairan.
Hal ini menyebabkan peningkatan hematokrit karena sel darah merah yang tetap ada menjadi lebih “padat” dalam volume darah yang lebih kecil.
Jadi, peningkatan hematokrit adalah respons tubuh terhadap kekurangan cairan dengan meningkatkan konsentrasi sel darah merah untuk menjaga keseimbangan cairan dalam darah.
Selain itu, meningkatnya hematokrit dapat dianggap sebagai mekanisme tubuh untuk meningkatkan kemampuan darah dalam membawa oksigen ke sel-sel tubuh saat mengalami dehidrasi.
Meskipun peningkatan sementara ini dapat membantu tubuh beradaptasi dengan kekurangan cairan, dehidrasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius dan memerlukan perhatian medis.
2. Masalah ginjal
Gangguan ginjal dapat meningkatkan kadar hematokrit karena berpengaruh terhadap produksi hormon eritropoietin (EPO).
EPO adalah hormon yang ginjal produksi untuk merangsang sumsum tulang guna menghasilkan lebih banyak sel darah merah.
Ketika fungsi ginjal terganggu, produksi EPO dapat meningkat atau menurun.
Peningkatan produksi EPO dapat terjadi sebagai respons dari penyakit ginjal kronis, yakni saat ginjal tidak dapat menyaring limbah dan cairan tubuh dengan baik.
Sebagai respons terhadap kurangnya oksigen akibat masalah ginjal, tubuh meningkatkan produksi EPO untuk merangsang pembentukan lebih banyak sel darah merah.
Akibatnya, kadar hematokrit menjadi tinggi. Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut bisa memicu pembentukan gumpalan darah dan masalah kesehatan lainnya
3. Penyakit genetik
Kondisi genetik tertentu dapat meningkatkan kadar hematokrit karena memengaruhi produksi sel darah merah dalam tubuh.
Salah satu contoh kondisi genetik yang dapat memengaruhi hematokrit adalah polisitemia vera.
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang memproduksi sel darah merah secara berlebihan.
4. Syok
Kondisi syok seperti pada kondisi demam berdarah juga biasanya sering terjadi akibat peningkatan hematokrit.
Kondisi Hematokrit Rendah
Rendahnya kadar hematokrit juga bisa mengindikasikan masalah kesehatan, seperti anemia.
Berikut berbagai kondisi yang memicu anemia:
- Zat besi diperlukan untuk produksi hemoglobin, sehingga kekurangan zat nutrisi ini bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.
- Vitamin B12 atau asam folat penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat tersebut bisa menyebabkan anemia.
- Gangguan seperti leukemia atau limfoma dapat mempengaruhi produksi sel darah merah.
- Gangguan autoimun, seperti lupus atau arthritis reumatoid, dapat menyebabkan sistem kekebalan menyerang sel darah merah.
Anemia sendiri sebenarnya ada banyak jenisnya. Nah, jenis anemia ini dibedakan atas penyebabnya.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa cari tahu di artikel ini: Kenali Ciri-Ciri Anemia Berdasarkan Jenisnya.
Waktu Tepat Melakukan Pemeriksaan Hematokrit
Pemeriksaan hematokrit bisa dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan rutin atau jika ada gejala yang mencurigakan.
Namun, dokter umumnya menyarankan pemeriksaan ini saat:
- Sebelum operasi untuk memastikan tubuh memiliki cukup sel darah merah dan oksigen saat tindakan.
- Selama kehamilan karena untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.
- Diagnosis atau pemantauan penyakit, seperti anemia, DBD, atau polisitemia.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain terkait hal ini, jangan ragu menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apa lagi? Ayo download aplikasinya sekarang juga!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. Understanding Hematocrit: What is a Normal Hematocrit Level?
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Hematocrit Test.
American Cancer Society. Diakses pada 2023. Polycythemia Vera.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Anemia.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan