Mengenal Etilen Glikol, Kandungan Berbahaya dalam Obat Sirup
Penggunaan etilen glikol bisa sebabkan gagal ginjal hingga gangguan fungsi hati.
DAFTAR ISI
- Alasan Etilen Glikol Bisa Memicu Gagal Ginjal Akut pada Anak
- Kenapa Etilen Glikol Bisa Ada pada Sirup?
- Tahapan Keracunan Etilen Glikol
- Penanganan Keracunan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol
Penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak secara misterius diduga karena efek samping kandungan etilen glikol yang terdapat pada obat batuk sirup.
Itulah sebabnya BPOM menarik beberapa obat sirup yang mengandung etilen glikol. Pemerintah juga mengimbau penghentian konsumsi parasetamol sirup dan menggantinya dengan tablet yang digerus untuk anak.
Walaupun etilen glikol belum menjadi penyebab pasti kondisi gagal ginjal akut, hanya saja etilen glikol memang dikenal cukup berbahaya. Salah satu efek samping yang bisa terjadi karenanya adalah gagal ginjal.
Lantas, apa itu etilen glikol? Mengapa kandungan tersebut berbahaya? Cari tahu jawabannya melalui ulasan berikut!
Alasan Etilen Glikol Bisa Memicu Gagal Ginjal Akut pada Anak
Etilen glikol adalah senyawa alkohol yang salah satu fungsinya adalah melarutkan. Akan tetapi, tidak hanya untuk obat-obatan, untuk pelarut makanan saja etilen glikol sebetulnya tidak bisa digunakan.
Pasalnya, ini adalah senyawa alkohol yang biasa digunakan untuk industri otomotif dan kosmetik, bukan untuk dikonsumsi
Penggunaan senyawa ini bisa menyebabkan berbagai efek samping. Tidak hanya gagal ginjal akut pada anak, melainkan juga mengganggu fungsi hati-paru-paru, otak, dan cacat kelahiran.
Lewat proses metabolisme di dalam tubuh, senyawa ini glikol akan diubah menjadi asam glikolat. Penumpukan asam glikolat dalam tubuh ini pun akan menyebabkan sesak napas.
Selain itu, asam glikolat juga akan diubah menjadi kalsium oksalat. Senyawa inilah yang memicu kerusakan ginjal.
Seperti yang kamu tahu, tubuh menggunakan makanan sebagai asupan energi. Setelah tubuh menggunakan apa yang dibutuhkannya, produk limbah mengalir melalui aliran darah ke ginjal dan dikeluarkan melalui urine.
Nah, urine memiliki berbagai limbah di dalamnya. Jika terlalu banyak limbah dalam cairan, maka ini bisa memicu pembentukan kristal. Kemudian, kristal ini dapat saling menempel dan membentuk massa padat (batu ginjal).
Oksalat ini adalah salah satu jenis zat yang dapat membentuk kristal dalam urine. Apabila ada terlalu banyak oksalat ditambah dengan kurangnya asupan minum air putih, maka oksalat akan menempel pada kalsium saat urine dibuat oleh ginjal.
Kenapa Etilen Glikol Bisa Ada pada Sirup?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, etilen glikol adalah senyawa pelarut yang digunakan untuk kebutuhan industri berat ataupun kosmetik.
Dalam obat-obatan, terkadang ada beberapa kandungan yang tidak bisa larut dalam air, contohnya saja parasetamol.
Untuk itulah perlu ada tambahan senyawa alkohol sebagai pelarutnya. Akan tetapi, tentu saja senyawa ini tidak bisa digunakan untuk melarutkan obat karena berbahaya.
Oleh karena itu, dalam industri pengobatan, senyawa alkohol yang bisa dan aman untuk digunakan sebagai pelarut adalah jenis propilen glikol dan gliserin.
Kedua jenis ini umum juga digunakan sebagai pengawet, penahan kelembapan, dan kosmetik sehingga tidak menyebabkan bahaya secara langsung.
Hanya saja, baik propilen glikol dan gliserin, membutuhkan waktu pengolahan yang cukup lama dikarenakan titik beku yang lebih tinggi. Sementara itu, etilen glikol memiliki titik beku yang lebih rendah.
Oleh karena itu, dalam segi bisnis, proses pengolahan ini jauh lebih menguntungkan, efisien, dan tidak memakan biaya yang lebih besar.
Efisiensi semacam ini yang kerap digunakan industri-industri yang “nakal” untuk menyiasati menaikkan keuntungan yang lebih besar.
Namun, sebenarnya ada alasan lain mengapa etilen glikol bisa muncul pada obat. Misalnya, karena ia menjadi produk sampingan dari reaksi kimia tertentu.
Untuk kondisi-kondisi yang terjadi secara alami demikian, ada batas wajar yang sudah diatur oleh lembaga kesehatan internasional.
Sementara, temuan etilen glikol yang ditemukan pada sebagian besar obat sirup bukanlah produk sampingan, melainkan memang senyawa yang digunakan sebagai pelarut.
Inilah yang diduga menjadi penyebab kondisi gagal ginjal akut pada anak akhir-akhir ini.
Tentunya penarikan obat sirup dan pelarangan penggunaannya menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan terutama buat para orang tua. Tapi ibu dan ayah semestinya jangan panik dan tetap upayakan yang terbaik untuk anak.
Saat anak sakit, ada baiknya untuk melakukan perawatan rumahan. Berikan air jahe hangat, jeruk nipis, mengompres anak, berikan makanan hangat berkuah seperti sup ayam, jaga kebersihan anak, dan atur sirkulasi udara di rumah sebaik mungkin.
Tahapan Keracunan Etilen Glikol
Supaya bisa semakin waspada, berikut tahapan keracunan etilen glikol yang perlu diketahui:
1. Tahap Awal (0-12 Jam Setelah Paparan)
Pada tahap ini, gejalanya mirip dengan keracunan alkohol. Pengidapnya akan merasa mabuk, mengalami mual, muntah, sakit kepala, dan disorientasi.
Beberapa efek lainnya meliputi pusing, sakit perut, dan rasa kantuk yang berlebihan.
2. Tahap Asidosis Metabolik (12-24 Jam Setelah Paparan)
Zat etilen glikol dalam tubuh mulai terurai menjadi asam glikolat dan asam oksalat yang beracun. Kondisi ini memicu peningkatan keasaman darah (asidosis metabolik).
Gejala asidosis meliputi napas cepat, lemah, tekanan darah rendah, kebingungan, dan kejang. Pengidapnya juga bisa mengalami kerusakan otak jika tidak segera ditangani.
3. Tahap Gagal Ginjal (24-72 Jam Setelah Paparan)
Pada tahap ini, kristal asam oksalat menumpuk di ginjal, sehingga menyebabkan kerusakan ginjal akut yang dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Gejalanya termasuk nyeri punggung bagian bawah, produksi urin menurun, dan mungkin ada darah dalam urin.
Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa berlanjut menjadi gagal ginjal total dan dapat berakibat fatal.
Tahap Keracunan Dietilen Glikol
Mirip dengan etilen glikol, dietilen glikol juga mengalami metabolisme dalam tubuh yang menyebabkan keracunan dengan pola tahapan yang serupa.
Namun, dietilen glikol lebih bersifat neurotoksik (merusak sistem saraf) dan dapat menyebabkan kerusakan langsung pada ginjal dan sistem saraf pusat lebih cepat daripada etilen glikol.
Penanganan Keracunan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol
Penanganan keracunan etilen glikol dan dietilen glikol harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah kerusakan organ yang permanen.
Berikut langkah-langkah penanganannya:
1. Detoksifikasi awal
Jika diketahui pasien baru saja mengonsumsi etilen glikol atau dietilen glikol, prosedur awal adalah melakukan lavage lambung atau memberikan arang aktif untuk menyerap racun di lambung.
2. Pemberian antidot (Etanol atau Fomepizole)
Etanol atau fomepizole dapat diberikan sebagai antidot. Sebab, kedua zat ini menghambat enzim alkohol dehidrogenase yang mengubah etilen glikol menjadi metabolit beracun.
Etanol biasanya diberikan melalui infus atau diminum, tetapi fomepizole lebih sering digunakan dalam praktik medis karena lebih efektif dan aman.
3. Pencegahan asidosis
Bikarbonat dapat diberikan melalui infus untuk menetralkan asam dalam tubuh akibat asidosis metabolik.
4. Hemodialisis
Jika terjadi kerusakan ginjal atau kadar racun sangat tinggi dalam darah, hemodialisis dilakukan untuk membersihkan darah dari racun dan metabolit beracun, serta mengatasi asidosis metabolik.
5. Monitoring dan pengobatan simptomatik
Pemantauan fungsi ginjal, elektrolit, dan tanda vital perlu dilakukan secara ketat. Pasien juga akan diberi cairan dan obat-obatan lain sesuai gejala yang muncul, seperti antikonvulsan untuk kejang.
Itulah penjelasan seputar keracunan etilen glikol yang perlu diwaspadai. Jika ingin mengetahui informasi lebih dalam tentang hal ini, hubungi dokter di Halodoc saja.
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!