Mengenal Atonia Uteri saat Persalinan dan Bahayanya bagi Tubuh
“Atonia uteri adalah kondisi ketika otot rahim melunak sehingga tidak bisa mengencang, sehingga menyebabkan ibu kehilangan banyak darah saat melahirkan. Kondisi ini bisa berakibat fatal karena kegagalan kinerja organ tubuh lainnya.”
DAFTAR ISI
1. Penyebab dan Faktor Risiko Atonia Uteri
2. Mengenal Gejala Atonia Uteri
3. Komplikasi dari Atonia Uteri
Halodoc, Jakarta – Atonia uteri (atonia rahim) terjadi ketika rahim tidak berkontraksi (atau mengencang) dengan baik selama atau setelah melahirkan. Ini adalah komplikasi serius yang dapat menyebabkan kehilangan darah yang mengancam jiwa.
Atonia uteri juga merupakan kondisi yang menggambarkan rahim yang lunak, atau kurang kekencangannya. Atonia uteri dapat terjadi selama keguguran atau operasi rahim lainnya, dan dapat merupakan komplikasi dari persalinan normal atau operasi caesar.
Lantas, apa saja penyebab dan komplikasi dari atonia uteri yang perlu diwaspadai?
Penyebab dan Faktor Risiko Atonia Uteri
Atonia uteri memiliki beberapa faktor risiko, antara lain:
- Kelahiran bayi pertama atau sudah memiliki lebih dari lima bayi.
- Memiliki anak kembar, kembar tiga, dan banyak lagi.
- Bayi lebih besar dari rata-rata (makrosomia janin).
- Usia ibu lebih tua dari 35 tahun.
- Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (polihidramnion).
- Mengalami obesitas.
- Mengidap fibroid rahim.
Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat penginduksi persalinan juga dapat meningkatkan risiko atonia uteri. Ketika atonia uteri terjadi, rahim tidak dapat berkontraksi dengan kuat sehingga tidak dapat menutupi pembuluh darah yang pecah setelah kelahiran.
Akibatnya, perdarahan postpartum yang berlebihan dapat terjadi dan menjadi kondisi medis darurat. Hal ini membutuhkan intervensi medis seperti pemberian obat kontraksi rahim atau, dalam kasus parah, tindakan pembedahan seperti penjepitan arteri rahim (ligasi arteri rahim) atau histerektomi.
Mau tahu lebih jauh mengenai penyebab atonia uteri? Bisa dibaca di artikel: “Ketahui 4 Penyebab Pendarahan Setelah Operasi Caesar.”
Mengenal Gejala Atonia Uteri
Gejala paling mencolok dari atonia uteri adalah pendarahan yang berkepanjangan atau berlebihan dari rahim. Dokter dapat mendeteksi sebagian besar kasus atonia uteri segera setelah bayi lahir. Berikut adalah gejala lain dari atonia uteri:
- Rahim dalam keadaan rileks, lemah dan kendur setelah melahirkan.
- Tekanan darah rendah.
- Detak jantung cepat.
- Merasa pusing atau pingsan.
- Penampilan fisik pucat.
- Kehilangan kesadaran.
- Tidak bisa buang air kecil.
- Sakit, terutama di punggung.
Selain atonia uteri, ini 5 Komplikasi Saat Melahirkan yang Mungkin Terjadi lainnya.
Komplikasi dari Atonia Uteri
Jika tidak ditangani segera, kondisi kelemahan rahim ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
1. Perdarahan berlebihan (hemoragik)
Komplikasi paling umum dari atonia uteri adalah perdarahan postpartum yang berlebihan. Karena rahim tidak dapat berkontraksi dengan cukup kuat untuk menghentikan pendarahan, perempuan yang mengalami atonia uteri dapat mengalami kehilangan darah yang signifikan, yang dapat mengancam nyawa.
2. Hipotensi ortostatik/postural
Hipotensi ortostatik adalah pusing yang terjadi akibat tekanan darah rendah. Ini biasa terjadi saat seseorang bangun setelah duduk atau berbaring. Kombinasi atonia uteri dan hipotensi ortostatik dapat menjadi situasi yang sangat berbahaya karena risiko syok yang lebih tinggi.
Pada kondisi atonia uteri, hipotensi ortostatik bisa menjadi komplikasi karena perdarahan berlebihan yang terjadi dapat menyebabkan penurunan jumlah sirkulasi darah dalam tubuh.
Penanganan atonia uteri bisa dibaca di artikel: “Bisa Berakibat Fatal, Begini Cara Mencegah Perdarahan Postpartum.”
3. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik adalah kondisi darurat di mana kehilangan banyak darah atau cairan lainnya, yang membuat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak organ berhenti bekerja.
Baca selengkapnya di artikel ini: “4 Tahapan Syok Hipovolemik yang Perlu Dipahami”.
Segera hubungi dokter di Halodoc✔️ apabila mengalami gejala atau kondisi yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dalam jangka waktu yang lama.