Mengenal Anger Issues: Gejala, Penyebab, dan Jenisnya
“Ada banyak penyebab anger issues mulai dari trauma masa kecil sampai mengidap gangguan mental. Bentuk pelampiasannya bisa berupa meluapkan amarah, mengumpat, atau juga yang memendam sendiri kemarahannya.”
DAFTAR ISI
1. Mengenal Gejala Anger Issues
2. Berbagai Penyebab Anger Issues
Halodoc, Jakarta – Semua orang pastilah pernah marah. Yang membedakan masalah anger issue dengan kemarahan biasa adalah intensitas, frekuensi, dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari.
Seseorang dengan anger issues mungkin sering meledak dengan amarah, bahkan dalam situasi yang sepele, dan sulit untuk meredakan kemarahan mereka.
Hal ini bisa sampai mengganggu hubungan pribadi, pekerjaan, dan kesejahteraan umum seseorang. Sebagai contoh, seseorang dengan anger issues mungkin marah berlebihan dan merusak barang-barang, atau melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain tanpa alasan yang jelas.
Mengenal Gejala Anger Issues
Masalah kemarahan, atau yang sering disebut sebagai “anger issues,” adalah kondisi emosi yang melibatkan kesulitan dalam mengendalikan kemarahan secara sehat dan produktif.
Orang yang mengalami masalah kemarahan, akan meluapkan reaksi amarahny secara berlebihan atau ekstrem. Padahal, mungkin saja penyebab timbulnya emosi tersebut hanya karena masalah sepele, yang seharusnya tidak menimbulkan kemarahan yang kuat.
Lantas, seperti apa sih gejala seseorang dengan anger issues?
- Reaksi marah yang berlebihan, cenderung merespons situasi yang seharusnya biasa, dengan marah yang berlebihan dan tidak proporsional, bahkan terhadap hal-hal kecil.
- Kesulitan mengendalikan kemarahan, dan kemarahan mereka bisa berlangsung lebih lama daripada yang seharusnya.
- Kemarahan yang sering terulang, gejala anger issues biasanya muncul secara teratur, bahkan dalam situasi yang sama, menunjukkan pola reaksi marah yang tidak sehat. Tahukah kamu, kalau terlalu sering marah bisa memicu sakit. Seperti yang dijelaskan di artikel: “Keseringan Marah Berdampak Negatif untuk Kesehatan.”
- Menunjukkan gejala perubahan fisik, selain itu kemarahan bisa disertai dengan perubahan fisik. contohnya seperti detak jantung yang meningkat, berkeringat berlebihan, atau gemetar.
- Berdampak pada hubungan dan kesejahteraan, masalah emosi ini dapat merusak hubungan pribadi, pekerjaan, dan kesejahteraan mental seseorang, mengganggu kehidupan sehari-hari secara signifikan.
Berbagai Penyebab Anger Issues
Ada berbagai hal yang bisa membuat seseorang mengalami anger issues, seperti:
1. Trauma emosional
Menurut jurnal ilmiah berjudul Childhood trauma and anger in adults with and without depressive and anxiety disorders yang dipublikasikan di European Psychiatry, pengalaman traumatis, terutama pada masa kanak-kanak, dapat menjadi pemicu utama masalah kemarahan. Trauma ini mungkin melibatkan pengabaian, pelecehan, atau kejadian lain yang merugikan, menyebabkan kesulitan dalam mengelola emosi.
Dalam penelitian tersebut ditemukan, responden yang berusia 42 tahun dan mengalami anger issues di usia dewasa, pernah mengalami trauma pada masa kanak-kanak. Tidak hanya anger issues, trauma juga bisa memicu depresi, kecemasan, gangguan kepribadian ambang.
2. Stres berkelanjutan
Tingkat stres yang tinggi secara berkelanjutan dapat memicu masalah kemarahan. Kesulitan dalam menanggapi tekanan hidup dapat menyebabkan reaksi marah yang berlebihan sebagai bentuk pelepasan emosi.
3. Ketidakseimbangan kimia otak
Perubahan dalam keseimbangan kimia otak, terutama pada neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin, dapat memengaruhi regulasi emosi dan menyebabkan kemarahan yang sulit dikendalikan.
4. Gangguan mental
Menurut jurnal ilmiah berjudul Anger in psychological disorders: Prevalence, presentation, etiology and prognostic implications yang dipublikasikan di Clinical Psychology Review, kemarahan muncul sebagai kriteria utama dalam lima diagnosis dalam DSM-5 (Manual Diagnostik dan Statistik Penyakit Mental).
Adapun kelima kondisi tersebut adalah intermittent explosive disorder, oppositional defiant disorder, disruptive mood dysregulation disorder, borderline personality disorder, dan bipolar disorder.
Misalnya untuk Borderline Personality atau gangguan kepribadian ambang. Ini adalah penyakit mental yang sangat memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengatur emosinya.
Hilangnya kendali emosi ini dapat meningkatkan impulsif, memengaruhi perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri, dan berdampak negatif pada hubungannya dengan orang lain.
Ini menunjukkan orang dengan gangguan mental memang kerap mengalami anger issues, karena ketidakmampuan mengontrol emosinya. Baca penjelasan lebih lanjut di artikel: “Suka Marah-Marah Tanpa Sebab, Waspada Gangguan BPD.”
5. Kurangnya keterampilan komunikasi
Kesulitan dalam mengekspresikan diri atau komunikasi yang tidak efektif bisa menyebabkan frustrasi yang akhirnya berkembang menjadi kemarahan.
6. Model perilaku keluarga
Lingkungan keluarga yang didominasi oleh ekspresi marah atau kekerasan dapat memengaruhi cara seseorang menanggapi konflik. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ini mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami anger issues.
7. Ketidakmampuan mengelola harapan
Harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri atau orang lain dapat menimbulkan kekecewaan yang mendalam, yang pada gilirannya dapat memicu kemarahan.
Penting untuk diingat bahwa seringkali penyebab kemarahan bersifat kompleks dan beragam. Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat menciptakan kondisi yang mendukung munculnya masalah kemarahan.
Jika masalah ini terus berlanjut, konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu juga bisa cek 8 Tips Mengontrol Kemarahan Agar Tidak Berlebihan ini ya.
Jenis-Jenis Anger Issues
Tidak semua kemarahan diungkapkan dengan cara yang sama. Berikut ini adalah jenis anger issues dilihat dari bentuk kemarahannya:
1. Outward
Anger issues jenis ini melibatkan ekspresi kemarahan dan agresi dengan cara yang jelas. Hal ini dapat mencakup perilaku seperti berteriak, mengumpat, melempar atau menghancurkan barang, atau kasar secara verbal atau fisik terhadap orang lain.
2. Inward
Kemarahan jenis ini ditujukan pada diri sendiri. Ini melibatkan pembicaraan negatif pada diri sendiri, menyangkal hal-hal yang membuat kamu bahagia atau bahkan kebutuhan dasar, seperti makanan. Menyakiti diri sendiri dan mengisolasi diri dari orang lain adalah cara lain untuk mengarahkan kemarahan ke dalam diri sendiri.
3. Pasif
Ini melibatkan penggunaan cara-cara halus dan tidak langsung untuk mengekspresikan kemarahan. Contoh perilaku pasif agresif ini antara lain bersikap diam, merajuk, bersikap sarkastik, dan melontarkan komentar sinis.
Dapatkan panduan lengkap mengenai kesehatan mental, mulai dari konsultasi psikolog, psikiater, hingga produk vitamin yang diperlukan di Halodoc.✔️ Klik gambar di bawah untuk pelajari lebih lanjut.
Referensi:
European Psychiatry. Diakses pada 2023. Childhood trauma and anger in adults with and without depressive and anxiety disorders.
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2023. Borderline Personality Disorder.
Medical News Today. Diakses pada 2023. What is emotional dysregulation?
Clinical Psychology Review. Diakses pada 2023. Anger in psychological disorders: Prevalence, presentation, etiology and prognostic implications.
Everyday Health. Diakses pada 2023. Childhood Trauma May Lead to Anger in Adulthood.
Montrealcbtpsychologist.com. Diakses pada 2023. Do You Recognize The 10 Types of Anger?
Healthline. Diakses pada 2023. Do I Have Anger Issues? How to Identify and Treat an Angry Outlook.
Psychguides.com. Diakses pada 2023. Anger Symptoms, Causes and Effects.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan