Mengapa Syok Anafilaktik Bisa Berakibat Fatal?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Oktober 2020
Mengapa Syok Anafilaktik Bisa Berakibat Fatal?Mengapa Syok Anafilaktik Bisa Berakibat Fatal?

Halodoc, Jakarta - Kata siapa alergi hanya menyoal bentol-bentol, ruam, hidung tersumbat atau gatal-gatal saja? Apa dirimu pernah mendengar syok anafilaktik? Syok ini disebabkan gegara reaksi alergi yang berat sehingga bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis. Alhasil, aliran darah ke seluruh tubuh jadi terganggu. 

Hati-hati, kondisi di atas bisa terjadi hitungan detik atau menit dari paparan alergen. Lantas, apa saja sih dampak syok anafilaktik bagi pengidapnya? Benarkah kondisi ini memicu komplikasi yang membahayakan nyawa? 

Baca jugaCara Mendeteksi Syok Anafilaktik Sejak Dini

Awas, Berujung Kematian

Syok anafilaktik bukan kondisi yang bisa dipandang sebelah mata. Seseorang yang mengalami kondisi ini harus membutuhkan penanganan medis segera. Pasalnya, dampak syok anafilaktik bisa merugikan bagi seseorang yang mengalaminya. 

Hanya dalam hitungan menit sistem kekebalan tubuh bisa bereaksi dan membuat pembengkakan pada wajah, jantung berdebar, ruam dan gatal, sampai susah bernapas.

Nah, menurut ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus dan sumber lainnya, beberapa komplikasi dari syok anafilaktik, yaitu: 

  • Jalan napas tersumbat.
  • Henti jantung (tidak ada detak jantung efektif).
  • Henti pernapasan (tidak bernapas).
  • Aritmia, gangguan pada irama jantung.
  • Kerusakan otak.
  • Serangan jantung.
  • Kematian

Tuh, amat fatal bukan komplikasi syok anafilaktik bagi pengidapnya? 

Baca juga: Mengalami Syok Anafilaktik, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

Lebih Berat dari Gejala Alergi Biasa

Seseorang yang mengalami syok anafilaktik biasanya akan mengeluhkan gejala alergi pada umumnya. Contohnya, ruam pada kulit atau pilek. Namun, lama-kelamaan gejalanya berkembang cepat sehingga menimbulkan beragam keluhan serius, seperti: 

  1. Pembengkakan pada bibir dan lidah.
  2. Tubuh terasa melayang, ingin pingsan, bahkan sampai kehilangan kesadaran.
  3. Sakit perut. 
  4. Jantung berdebar-debar.
  5. Keringat dingin, pucat, dan denyut nadi melemah. 
  6. Kesemutan pada kepala, mulut, tangan, dan kaki.
  7. Bengkak di tenggorokan atau kesulitan menelan.
  8. Mual, muntah, dan diare.
  9. Sesak atau mengi.

Tekanan darah seseorang yang mengalami syok anafilaktik bisa turun secara tiba-tiba, dan saluran udara terhambat sehingga mengganggu pernapasan. Nah, kondisi ini yang bisa mengancam nyawa pengidapnya. 

Oleh sebab itu, orang yang mengalami syok anafilaktik perlu mendapatkan pertolongan medis dengan segera. Bagi kamu yang ingin tahu lebih jauh mengenai alergi dan syok anafilaktik, bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc

Awasi Faktor Pemicunya

Mau tahu apa biang keladi dari syok anafilaktik? Seperti alergi pada umumnya, kondisi ini dipicu oleh alergen. Alergen merupakan zat yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi dalam tubuh seseorang. 

Nah, reaksi anafilaksis ini akan terjadi ketika sistem imun merespons alergen yang dianggap berbahaya secara berlebihan. Kondisi ini yang bisa mengakibatkan tekanan darah yang turun secara tiba-tiba (syok).

Lantas, apa saja sih alergen yang bisa memicu terjadinya syok anafilaktik?

  1. Sengatan serangga. Syok ini juga bisa dipicu oleh sengatan seperti lebah, tawon, atau semut api.
  2. Obat-obatan. Beberapa obat-obatan juga diduga bisa menyebabkan syok ini. Terutama penicillin atau obat-obatan seperti antiinflamasi nonsteroid, antibiotik, dan obat bius. 
  3. Makanan. Beberapa makanan seperti hidangan laut (ikan, kerang, udang, dll), susu, telur, kacang-kacangan, atau buah-buahan bisa jadi pemicu syok anafilaktik.
  4. Lain-lain. Misalnya menghirup debu lateks. 

Baca juga: Begini Metode Pengobatan Syok Anafilaktik

Nah, bila ibu atau anggota keluarga lainnya ada yang mengalami alergi atau keluhan kesehatan lainnya, bisa kok memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan? 

Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Anaphylaxis
Medscape. Diakses pada 2020. Anaphylaxis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Anaphylaxis. Healthline. Diakses pada 2020. Anaphylactic Shock: What You Need to Know.