Mengapa Madu Tidak Baik untuk MPASI?
Halodoc, Jakarta - Bagi anak, remaja, dewasa, dan lansia, konsumsi madu sangat dianjurkan. Selain merupakan pemanis alami, madu memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh. Bahkan, madu disebut sebagai salah satu sumber energi terbaik, karena di dalamnya, terkandung 82 persen karbohidrat. Belum lagi 18 jenis asam amino dengan prolin yang terbanyak, kaya vitamin, mineral, dan berbagai kandungan lainnya.
Namun, fakta menunjukkan bahwa pemanis alami yang memiliki segudang manfaat ini tidak boleh diberikan pada bayi yang masih berusia di bawah 1 tahun. Memang, berbagai khasiat yang dimiliki madu membuat ibu lantas menggunakan madu untuk MPASI Si Kecil. Jika demikian, sebaiknya ganti madu dengan pemanis alami lainnya. Mengapa demikian?
Madu Tidak Baik untuk MPASI Anak di Bawah 1 Tahun
Ternyata, madu baru diberikan ketika anak berusia 1 tahun atau lebih. Kondisi ini disebabkan karena kandungan spora bakteri Clostridium botulinum yang terkandung pada madu. Spora ini berkembang biak pada sistem pencernaan bayi yang belum terbentuk sempurna dan mengakibatkan terjadinya botulisme pada bayi. Meski botulisme terbilang jarang terjadi, penyakit ini terbilang berbahaya.
Baca juga: Manfaat Alpukat Sebagai MPASI untuk Bayi
Apabila bayi mengalami botulisme, gejala muncul antara 8 hingga 36 jam setelah ia konsumsi madu. Gejala lainnya berupa sembelit, kurang nafsu makan, dan tubuhnya selalu terlihat lesu.
Namun, ternyata bahaya madu jika digunakan sebagai MPASI bukan sebatas pada penyakit botulisme, tetapi mengakibatkan kerusakan gigi bayi yang berada dalam masa pertumbuhan. Sebagai ganti madu, lebih baik untuk menggunakan pemanis alami pada buah, misalnya pisang. Seperti halnya saran dari FDA untuk menggunakan sirup jagung sebagai pengganti.
Ibu perlu menghindari memberikan yoghurt atau smoothie buah pada bayi. Pasalnya, beberapa jenis makanan ini mengandung madu sebagai pemanisnya. Perlakukan panas selama produksi telah membunuh bakteri yang terkandung di dalamnya, tetapi tetap masih mengandung gula dalam jumlah tinggi.
Baca juga: Resep MPASI untuk Bayi Usia 6 - 8 Bulan
Pengobatan dan Pencegahan Botulisme pada Bayi
Bayi yang mengalami botulisme harus dirawat di rumah sakit secara intensif. Dokter mengatasi masalah yang menyebabkan adanya toksin dalam tubuh. Toksin tersebut dapat berpengaruh pada otot pernapasan, sehingga memungkinkan sang bayi untuk menggunakan ventilator. Tidak hanya itu, toksin ini berpengaruh pada otot-otot yang berkaitan untuk menelan makanan atau minuman, sehingga pemberian infus mungkin diperlukan.
Kini, telah ada antitoksin untuk mengobati botulisme bayi yang disebut Botulism Immune Globulin Intravenous (BIG-IV). Pengobatan ini harus diberikan jika bayi terdiagnosis mengalami botulisme.
Kini, ibu sudah tahu madu untuk MPASI sangat tidak dianjurkan. Jadi, hindari pemberian madu atau makanan serta minuman yang mengandung madu untuk Si Kecil sebelum usianya 1 tahun atau lebih. Madu bahaya untuk dikonsumsi anak di bawah usia 1 tahun, lebih baik untuk menjaga sang buah hati tetap sehat selama masa tumbuh kembangnya dengan memberikan MPASI yang dianjurkan untuknya.
Baca juga: Resep MPASI untuk Bayi Usia 8-10 Bulan Rekomendasi WHO
Ibu bisa menanyakan langsung menu MPASI yang tepat untuk Si Kecil langsung pada dokter spesialis anak. Tidak perlu bertatap muka, ibu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung. Aplikasi Halodoc memungkinkan ibu melakukan video call pada dokter. Selamat mencoba!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan