Mengapa Leukemia Limfoblastik Akut Kerap Menyerang Anak?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Juli 2019
Mengapa Leukemia Limfoblastik Akut Kerap Menyerang Anak?Mengapa Leukemia Limfoblastik Akut Kerap Menyerang Anak?

Halodoc, Jakarta – Acute lymphoblastic leukemia alias leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis kanker darah yang sering menyerang anak-anak. Meski begitu, penyakit ini juga berisiko menyerang orang dewasa. Leukemia limfoblastik akut terjadi karena sel-sel induk (sel punca hematopoietik) yang memproduksi sel darah putih dalam sumsum tulang membelah diri secara tidak terkendali, cepat, dan agresif.

Kabar buruknya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti mengapa penyakit ini lebih rentan terjadi pada anak-anak. Namun secara umum, leukemia limfoblastik akut dikaitkan dengan mutasi gen tertentu, sehingga terjadi karena ada kesalahan pada proses produksi sel darah putih di sumsum tulang belakang.

Pada pengidap penyakit leukemia limfoblastik akut, proses yang terjadi dalam pembentukan sel mengalami gangguan. Hal ini kemudian menyebabkan limfoblas semakin banyak dan memenuhi sumsum tulang yang kemudian keluar dari sumsum tulang lalu masuk ke aliran darah.

Baca juga: 7 Fakta Leukemia, Kanker yang Paling Banyak Diidap Anak-anak

Leukemia limfoblastik akut yang terjadi pada anak umumnya lebih mudah untuk diobati. Sebaliknya, pada orang dewasa penyakit ini mungkin akan lebih sulit ditangani, karena bersifat agresif dan pertumbuhannya bisa terjadi dengan sangat cepat. Penyakit ini terjadi karena adanya mutasi gen yang tidak diketahui apa penyebabnya. Namun, ada faktor-faktor lainnya yang disebut bisa meningkatkan risiko mutasi genetik terjadi, antara lain: 

  • Kelainan Genetik 

Mutasi genetik lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kelainan genetik tertentu. Kondisi ini disebut rentan terjadi pada orang yang mengalami down syndrome. 

  • Riwayat Keluarga

Leukemia limfoblastik akut lebih berisiko menyerang anak yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini, misalnya orangtua atau anggota keluarga lainnya. Meski begitu, penyakit ini nyatanya bukan merupakan “warisan genetik” dari orangtua pada anak. 

  • Kekebalan Tubuh Rendah 

Kekebalan tubuh rendah alias sistem imun yang lemah juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini menyerang. Sistem kekebalan tubuh rendah biasanya terjadi pada orang yang mengidap penyakit, seperti AIDS atau karena konsumsi jenis obat-obatan tertentu. 

Baca juga: Perlu Tahu, Ini Prosedur Diagnosis Leukemia

  • Menjalani Pengobatan Kanker

Risiko penyakit ini juga meningkat pada orang yang pernah menjalani pengobatan kanker sebelumnya. Leukemia limfoblastik akut lebih rentan menyerang orang yang pernah atau sedang menjalani kemoterapi maupun radioterapi. 

Ada beberapa gejala yang sering menjadi tanda penyakit ini. Leukemia limfoblastik akut sering menunjukkan tanda, seperti gusi mudah berdarah, kulit mudah lebam, sering mimisan, mudah mengalami infeksi, mudah pucat, merasa lemas, serta sesak napas. 

Gejala-gejala ini muncul akibat penurunan jumlah sel darah putih, sel darah merah, serta trombosit yang matang, sebab sumsum tulang hanya dipenuhi oleh limfoblas. Selain itu, penyakit leukemia limfoblastik akut juga sering memicu gejala lain.

Penyakit ini bisa menyebabkan gejala berupa nyeri sendi dan tulang, muncul benjolan pada tempat tertentu, seperti leher dan ketiak akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan saraf akibat limfoblas yang menumpuk pada otak dan saraf tulang belakang. Kalau ini yang terjadi, biasanya akan muncul juga gejala berupa sakit kepala, pusing, mual dan muntah, pandangan kabur, hingga kejang. 

Baca juga: Alasan Leukemia Menyerang Orang Berusia Lanjut

Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit leukemia limfoblastik akut dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!