Mengalami Patah Pelvik, Ini Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Halodoc, Jakarta – Patah pelvik adalah kondisi yang terjadi ketika tulang panggul kamu mendapat hantaman yang keras. Misalnya, karena kecelakaan motor, terjatuh atau cedera saat berolahraga. Selain menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan pada bagian pinggul, patah pelvik juga bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Karena itu, patah pelvik perlu ditangani secara cepat dan tepat. Ini pengobatan yang bisa dilakukan bila kamu mengalami patah pelvik.
Pelvis adalah cincin tulang yang terletak di ujung bawah tubuh, tepatnya di antara tulang belakang dan kaki. Tulang panggul terdiri dari: sacrum (tulang segitiga besar di pangkal tulang belakang) coccyx (tulang ekor), dan tulang pinggul. Patah pelvik atau yang sering disebut juga dengan fraktur pelvis merujuk pada kondisi patahnya satu atau lebih tulang-tulang yang membentuk tulang panggul tersebut.
Bila tulang panggul kamu terbentur oleh sesuatu yang keras dan langsung muncul rasa sakit yang tidak tertahankan pada bagian panggul tersebut, bahkan kamu sampai tidak bisa berdiri atau bertumpu pada pinggul yang cedera, maka kamu sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter ortopedi. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan, seperti X-ray, MRI, ataupun CT scan untuk memastikan adanya retak atau patah pada tulang panggul kamu.
Baca juga: 5 Penyakit Ini Lebih Mudah Diketahui dengan MRI
Bila kamu dipastikan positif mengalami patah tulang panggul, maka pilihan pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Operasi
Pada kebanyakan kasus patah pelvik, dokter biasanya menganjurkan pengidap untuk menjalani operasi secepatnya, yaitu pada hari pertama masuk rumah sakit atau satu hari setelahnya. Jenis operasi yang dilakukan pun tergantung apakah pengidap memiliki riwayat patah pelvik atau tidak, jenis patah tulang yang dialami, usia, tingkat mobilitas, serta kondisi kesehatan tulang dan sendi pengidap. Berikut pilihan prosedur operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi patah pelvik:
-
Fiksasi Internal
Prosedur ini menggunakan beberapa alat, misalnya sekrup, nail, rod atau plat khusus untuk menyusun ulang dan merekatkan kembali patahan-patahan tulang agar bisa utuh seperti semula. Operasi fiksasi internal biasanya dilakukan untuk menangani patah pelvik jenis intrakapsular yang posisinya tidak bergeser terlalu jauh. Sedangkan untuk patah pelvik jenis ekstrakapsular, alat yang digunakan untuk mengembalikan patahan tulang ke posisi awal adalah sekrup khusus yang disebut sliding hip screw.
-
Penggantian Sebagian Sendi Pinggul
Bila tulang patah secara tidak beraturan atau rusak, maka dokter akan menganjurkan untuk melakukan prosedur ini, yaitu mengganti pangkal tulang paha yang terletak dalam soket sendi dengan tulang buatan atau prostesis.
-
Penggantian Seluruh Sendi Pinggul
Sedangkan pada pengidap yang memiliki arthritis atau memiliki fungsi sendi yang lemah akibat pernah mengalami cedera sebelumnya, dokter akan melakukan penanaman soket sendi dan pangkal tulang paha tiruan untuk menggantikan yang asli.
2. Rehabilitasi
Setelah operasi, kamu masih perlu menjalani program rehabilitasi. Salah satu prosedur yang bisa dilakukan untuk memulihkan kondisi adalah fisioterapi. Ahli fisioterapi akan memeriksa kondisi tulang kamu dan menyusun serangkaian latihan gerak. Ini bermanfaat untuk mempercepat pemulihan dan mengembalikan kekuatan tulang pengidap.
Perlu diketahui, program rehabilitasi yang diberikan pada tiap pengidap bisa berbeda-beda. Ini tergantung pada jenis operasi yang baru dijalani, kondisi kesehatan, dan kemampuan gerak pengidap. Penting bagi kamu untuk mematuhi program rehabilitasi yang diberikan, serta memeriksakan diri secara rutin ke dokter untuk memantau proses pemulihan.
Dengan menangani patah pelvik sedini mungkin melalui operasi dan menjalani program rehabilitasi setelahnya, kamu tidak perlu dirawat di rumah sakit terlalu lama. Bahkan, kamu bisa pulih dan menggerakkan pinggul kembali dalam waktu yang singkat.
Baca juga: 5 Gangguan Kesehatan yang Diatasi dengan Fisioterapi
3. Obat-Obatan
Pemberian obat-obatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan risiko terjadinya patah pelvik lagi di kemudian hari. Kamu disarankan untuk mengonsumsi obat antinyeri sebelum dan sesudah prosedur operasi. Tapi, pilihan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti naproxen dan indomethacin, sebaiknya dihindari karena dapat memicu terjadinya perdarahan.
Baca juga: Jangan Panik, Inilah Pertolongan Pertama pada Patah Tulang
Itulah pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani patah pelvik. Bicarakan dengan dokter ortopedi untuk menentukan tindakan pengobatan yang tepat. Kamu juga bisa menghubungi dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan