Menakut-nakuti Anak Bisa Sebabkan Fobia
Halodoc, Jakarta – Rasa takut berlebihan terhadap satu hal bisa menjadi tanda bahwa orang tersebut mengidap fobia. Fobia tidak mengenal usia, bisa dialami siapa pun tidak terkecuali anak-anak. Penyebab fobia juga bermacam-macam, mulai dari masalah genetik dan lingkungan. Trauma masa kecil sering menjadi alasan seseorang mengalami fobia.
Baca Juga: Jangan Salah, Ini Cara Bedakan Ketakutan Biasa dan Fobia
Trauma masa kecil bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk sering menakut-nakuti anak terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak perlu untuk ditakuti. Biasanya, seorang anak yang mengalami fobia ditandai dengan sikap pemalu atau selalu menarik diri dari situasi atau orang yang tidak dikenalnya.
Gejala Fobia Pada Anak
Setiap anak mungkin memiliki gejala yang berbeda saat terkena fobia. Namun, gejala fobia paling umum, yaitu:
-
Detak jantung meningkat;
-
Berkeringat;
-
Gemetar;
-
Sesak napas;
-
Perasaan tersedak;
-
Nyeri dada atau ketidaknyamanan;
-
Sakit perut;
-
Merasa pusing atau pingsan;
-
Takut kehilangan kendali atau menjadi gila;
-
Mati rasa;
-
Menggigil atau mengeluarkan hot flashes.
Seorang anak yang memiliki setidaknya empat gejala mungkin mengalami serangan panik. Gejala-gejala ini mungkin tampak seperti masalah kesehatan lainnya. Kalau ibu ingin bertanya seputar gejala fobia pada anak, bicara dengan dokter Halodoc. Lewat aplikasi, ibu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Baca Juga: Ini 6 Fobia Unik yang Jarang Diketahui
Apa yang Harus Orangtua Lakukan Ketika Si Kecil Alami Fobia?
Ibu tidak perlu khawatir, terdapat sejumlah perawatan untuk menangani masalah fobia pada anak. Perawatan tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan Si Kecil secara keseluruhan. Ini tergantung pada seberapa parah kondisinya. Beberapa perawatan yang bisa dipilih, yaitu:
-
Terapi perilaku individu atau kognitif. Si Kecil akan diajari cara-cara baru untuk mengendalikan kecemasan dan serangan panik ketika fobia terjadi.
-
Terapi keluarga. Orang tua memainkan peran penting dalam setiap proses perawatan.
-
Masukan sekolah. Orangtua perlu bicara dengan guru untuk bekerja sama dalam perawatan fobia Si Kecil.
-
Obat-obatan. Beberapa anak mungkin merasa lebih baik dengan obat-obatan, seperti yang digunakan untuk menghentikan serangan panik. Jika obat yang diresepkan, pastikan untuk bertanya kepada dokter tentang manfaat dan efek samping obat-obatan tersebut.
Sejauh ini, belum ada cara untuk mencegah terjadinya fobia terhadap anak-anak maupun orang dewasa. Menghindarkan Si Kecil dari situasi traumatis dapat menjadi cara yang efektif. Jika Si Kecil sudah terlanjur mengalami fobia, segera cari perawatan untuk meringankan kondisinya. Jika tidak diobati, maka kondisi fobia bisa menjadi masalah seumur hidup.
Baca Juga: Fobia pada Matematika, Benarkah Bisa Terjadi?
Orangtua juga wajib mendampingi Si Kecil selama proses perawatan hingga kondisinya membaik. Hindari menghakimi Si Kecil apabila dia mengalami gejala-gejala fobia. Berikan dukungan penuh agar Ia mampu melewati masa-masa sulit dan membantu jalannya proses perawatan.
Stanford Children's. Diakses pada 2019. Phobias in Children.
University Of Rochester. Diakses pada 2019. Phobias in Children.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan