Memutuskan Bunuh Diri, Ini yang Terjadi pada Otak Manusia
“Bunuh diri adalah salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Peneliti pun menemukan bahwa manusia memiliki dua jaringan otak yang bisa meningkatkan keinginan untuk bunuh diri, yakni prefrontal cortex ventral dan lateral.”
DAFTAR ISI:
- Jaringan Otak yang Memicu Keinginan Bunuh Diri
- Hubungi Dokter Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Punya Keinginan Bunuh Diri
- Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Peringatan!
Artikel ini mengandung pembahasan yang mungkin sensitif bagi beberapa orang.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala gangguan kesehatan mental, ada baiknya untuk menghubungi ahli seperti psikolog klinis atau psikiater di Halodoc untuk membantu mengevaluasi kondisi kesehatan mental.
Nyatanya, tidak sedikit orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Data organisasi kesehatan dunia alias WHO mencatat bahwa setiap tahun ada sekitar 800.000 orang melakukan bunuh diri. Angka tersebut menempatkan bunuh diri sebagai salah satu penyebab kematian terbanyak kedua di dunia.
Ada beragam alasan yang melatarbelakangi keputusan bunuh diri seseorang. Namun tahukah kamu, ternyata keputusan untuk mengakhiri hidup berkaitan dengan kondisi otak.
Manusia disebut memiliki dua jaringan otak yang bisa memicu dan meningkatkan keinginan untuk bunuh diri. Hal ini terungkap melalui sebuah penelitian jangka panjang yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Cambridge.
Jaringan Otak yang Memicu Keinginan Bunuh Diri
Sebuah penelitian dilakukan oleh dr Anne Laura Van Harmelen bersama timnya dari Universitas Cambridge, terkait keinginan bunuh diri pada seseorang.
Dalam penelitian tersebut, tim mengamati perubahan struktur dan fungsi otak dari 12.000 orang peserta yang dilibatkan.
Peneliti kemudian menemukan bahwa manusia memiliki dua jaringan otak yang bisa meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.
Jaringan pertama disebut dengan prefrontal cortex ventral dan lateral. Jaringan ini menghubungkan area otak frontal atau bagian depan serta bertugas dalam mengatur emosi.
Ada beragam faktor yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan pada jaringan tersebut. Saat terjadi perubahan, akan tercipta pikiran negatif yang berlebihan.
Sementara jaringan kedua memiliki fungsi menghubungkan korteks prefrontal dorsal dan sistem gyrus frontal inferior.
Jaringan ini berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan serta mengendalikan perilaku seseorang.
Perubahan yang terjadi pada bagian ini, terutama yang bersifat negatif bisa meningkatkan atau memicu keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri.
Belakangan ini, Tingkat Depresi Meningkat di Indonesia, Kenali Gejalanya.
Saat ada perubahan pada kedua jaringan ini, seseorang menjadi rentan berpikiran negatif dan berujung pada bunuh diri.
Peneliti berharap temuan ini kedepannya bisa dimanfaatkan untuk membantu menekan angka bunuh diri di dunia.
Saat ini, bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor dua, di mana yang paling sering dilakukan oleh usia muda antara usia 15–24 tahun.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) bahkan mengatakan bahwa ada satu orang yang meninggal karena bunuh diri setiap 40 detik.
Baru-baru ini, Korea Selatan disebut sebagai salah satu negara yang mengalami peningkatan angka bunuh diri.
Dalam tahun 2019 saja, tercatat ada 4 artis Korea yang memutuskan bunuh diri. Kasus bunuh diri artis ini dikaitkan dengan kondisi depresi. Suicide awareness voices of education (SAVE) mencatat bahwa depresi menjadi penyebab tersering seseorang bunuh diri.
Laki-laki disebut memiliki risiko hingga 4 kali lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri dibanding perempuan. Namun, risiko depresi malah ditemukan lebih tinggi pada perempuan.
SAVE menyebut bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, yaitu 2 kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki. Keinginan untuk bunuh diri pun cenderung lebih tinggi pada perempuan.
Sayangnya, hingga kini kesadaran untuk mencegah perilaku bunuh diri belum banyak tumbuh.
Penelitian yang menyebut bahwa ada jaringan otak terkait keinginan bunuh diri diharapkan bisa membantu menurunkan angka kasus ini. Peneliti berharap penemuan ini bisa membantu tim medis dalam mengidentifikasi lebih awal serta mencegah terjadinya bunuh diri.
Selain itu, Pengangguran Bisa Picu Depresi Hingga Bunuh Diri.
Hubungi Dokter Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Punya Keinginan Bunuh Diri
Apabila kamu atau orang tersayangmu memiliki keinginan untuk bunuh diri, jangan tunda lagi dan segera dapatkan pertolongan dari psikiater di Halodoc.
Mereka bisa memberikan saran yang tepat atas situasi yang tengah kamu alami sekaligus mencari koping terbaik untuk menghadapinya.
Nah, berikut ini psikiater yang sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Itulah daftar psikiater yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan sesi konseling.
Psikiater juga akan meresepkan obat apabila kondisi kamu memang memerlukan pengobatan tambahan.
Tak perlu khawatir jika psikiater sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Apakah kamu masih bingung dengan kondisi kesehatan mental kamu? Sebelum mengambil kesimpulan sendiri, ada baiknya kamu melakukan cek kesehatan mental mandiri menggunakan tes-tes sederhana yang ada di Halodoc.
Nah, berikut beberapa tes kesehatan mental yang bisa kamu coba:
Cek Stres
Tes sederhana untuk mengukur tingkat stres yang kamu rasakan.
Tes Depresi
Tes untuk mengukur tingkat depresi yang kamu alami. Tes ini singkat dan valid secara ilmiah serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Tes ini berisi 9 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Tes Gangguan Kecemasan
Ini adalah tes gangguan kecemasan dengan tes Generalized Anxiety Disorder-7. Ini adalah tes yang singkat dan valid secara ilmiah, serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Tes ini berisi 7 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Apabila tes tersebut menunjukkan adanya gangguan kesehatan mental, segera hubungi psikolog atau psikiater di Halodoc untuk mendapat penanganan terbaik.