Melakukan Imunisasi Campak, Adakah Efek Sampingnya?
Halodoc, Jakarta – Campak adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh, biasanya terjadi pada anak-anak. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus. Campak tidak boleh disepelekan begitu saja, sebab bisa dengan mudah menular dan menimbulkan komplikasi. Salah satu cara menurunkan risiko campak adalah dengan melakukan imunisasi.
Imunisasi campak atau pemberian vaksin campak bisa membantu menurunkan risiko serangan virus penyebab penyakit ini. Pemberian vaksin campak masuk ke dalam program imunisasi rutin lengkap yang dianjurkan pemerintah Indonesia. Lantas, adakah efek samping yang bisa muncul setelah melakukan imunisasi campak? Berikut ulasannya!
Baca juga: Anak Terserang Campak, Apa yang Harus Dilakukan?
Apa Saja Efek Samping Vaksin Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus penyebab campak bisa menular melalui percikan air liur dari pengidapnya, biasanya keluar saat batuk atau bersin. Selain itu, penularan virus penyebab penyakit ini juga bisa terjadi saat seseorang menyentuh hidung atau mulut setelah sebelumnya memegang benda yang terkontaminasi air liur pengidap campak.
Salah satu cara yang cukup ampuh untuk menurunkan risiko penyakit ini adalah dengan imunisasi campak. Namun perlu diperhatikan, pemberian vaksin campak tidak membuat seseorang sepenuhnya terhindar dari risiko serangan virus. Namun, kemungkinan terjangkit penyakit ini menjadi lebih kecil dan gejala yang muncul biasanya akan lebih ringan.
Baca juga: Ibu, Kenali 14 Gejala Awal Penyakit Campak pada Anak
Vaksin atau imunisasi campak biasanya diberikan pada anak-anak, tetapi juga bisa dilakukan ke orang dewasa atau remaja. Secara umum, ada 3 jenis vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit campak, yaitu:
- Vaksin Campak, jenis vaksin ini hanya bisa mencegah penyakit campak.
- Vaksin MR. Pemberian vaksin ini bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit campak dan rubella.
- Vaksin MMR, merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit campak, rubella, dan gondongan.
Efek samping dari imunisasi campak biasanya jarang terjadi. Namun, tetap ada kemungkinan muncul efek samping setelah pemberian vaksin. Ada beberapa gejala atau efek samping yang bisa muncul setelah imunisasi campak, di antaranya demam ringan, kemerahan pada area yang disuntik, infeksi pada bagian tubuh yang disuntik, demam yang disertai flu dan batuk, serta sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan. Namun, efek samping dari pemberian imunisasi campak biasanya tidak berlangsung lama dan akan berkurang seiring waktu.
Di Indonesia, pemberian vaksin campak pertama kali dilakukan saat anak berusia 9 bulan. Setelahnya, Si Kecil harus menerima 2 dosis booster. Dosis pertama booster diberikan pada saat anak berusia 18 bulan. Setelah itu, booster kedua diberikan ketika Si Kecil berusia 5–7 tahun. Selain pada anak-anak, vaksin campak juga bisa diberikan pada remaja atau orang dewasa.
Biasanya, vaksin pada remaja atau orang dewasa diberikan jika sebelumnya tidak pernah atau belum menerima vaksin. Namun biar tetap aman, sebaiknya jadwal imunisasi campak dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter. Perlu diingat, vaksin campak cukup penting dilakukan sebab penyakit yang satu ini bisa dengan mudah menular dan memicu komplikasi.
Baca juga: Inilah Perbedaan Campak dengan Campak Jerman
Masih penasaran tentang imunisasi campak dan apa saja efek samping yang bisa muncul? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Sampaikan juga keluhan kesehatan yang dialami dan dapatkan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Ayo download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
Kemenkes. Diakses pada 2020. BERIKAN ANAK IMUNISASI RUTIN LENGKAP, INI RINCIANNYA.
CDC. Diakses pada 2020. Measles, Mumps, and Rubella (MMR) Vaccination: What Everyone Should Know.
Immunization Info. Diakses pada 2020. Measles Vaccine Side Effects.
WHO. Diakses pada 2020. Measles.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan