Manfaat Jambu Biji untuk Membantu Pemulihan DBD
Halodoc, Jakarta - Demam berdarah dengue (DBD) belakangan ini kembali meningkat kasusnya. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Tak hanya menyebabkan gejala demam, DBD juga bisa berujung menjadi kondisi serius, apalagi jika pengobatan yang dilakukan terlambat.
Untuk mengobati DBD, diperlukan pengobatan intensif dari dokter. Namun, untuk membantu pemulihannya, masyarakat Indonesia telah lama menggunakan jus jambu biji sebagai metode perawatan alternatif selain obat. Namun, benarkah manfaat jambu biji untuk membantu pemulihan DBD dapat dibuktikan secara ilmiah?
Baca juga: Muncul Gejala DBD, Haruskah Langsung ke Dokter?
Ini Manfaat Jambu Biji untuk Pemulihan DBD
Pengidap DBD umumnya mengalami penurunan kadar trombosit dalam darah. Jika kadar trombosit ini terus menurun hingga di bawah 20.000/mikroliter, kondisi ini dapat memunculkan efek yang berbahaya bagi tubuh pengidapnya. Salah satunya adalah perdarahan spontan yang sulit dihentikan.
Oleh karena itu, mempertahankan kadar trombosit agar bisa pulih ke batas normal adalah hal yang penting dalam pengobatan DBD. Kadar trombosit yang normal umumnya berkisar antara 150.000/mikroliter hingga 450.000/mikroliter.
Nah, untuk membantu meningkatkan kadar trombosit dalam tubuh pengidap DBD, jambu biji dapat menjadi solusi. Biasanya, pengidap DBD mengonsumsi buah ini dalam bentuk jus. Kandungan jambu biji yang bermanfaat untuk membantu pemulihan DBD adalah flavonoid jenis kuersetin.
Baca juga: 5 Gejala DBD yang Tak Boleh Diabaikan
Zat tersebut diyakini dapat menghambat virus dengue untuk memperbanyak diri di dalam tubuh. Dengan begitu, tingkat infeksi virus di dalam tubuh pun akan berkurang. Nah, berkurangnya tingkat infeksi virus dengue ini dapat mencegah perdarahan akibat rusaknya trombosit dalam darah.
Selain dibuat menjadi jus, bagian dari jambu yang juga dapat dimanfaatkan untuk membantu pemulihan DBD adalah daunnya. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan virus dengue dalam tubuh.
Tak hanya itu, air rebusan daun jambu biji juga dipercaya dapat membantu mengatasi perdarahan pada pengidap DBD. Bahkan, air rebusan daun jambu biji juga disebut-sebut bisa meningkatkan jumlah trombosit dalam darah menjadi 100.000/mikroliter, dalam waktu 16 jam.
Meski telah lama dipercaya khasiatnya, perlu diingat bahwa jambu biji hanya bisa dimanfaatkan untuk membantu pemulihan. Untuk pengobatan lengkapnya hingga benar-benar sembuh, pengidap DBD harus tetap mendapatkan pengobatan medis dan mengikuti semua instruksi dari dokter.
Oleh karena itu, jika kamu mengalami gejala DBD, segera bicarakan dengan dokter di aplikasi Halodoc lewat chat atau buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun tentunya, kamu harus download dulu aplikasi Halodoc di ponselmu, ya!
Baca juga: Pentingnya Asupan Cairan Bagi Pengidap DBD
Perawatan Lain untuk Menunjang Pemulihan DBD
Mengonsumsi jus jambu biji memang dipercaya bisa membantu pemulihan DBD. Namun, seperti yang telah dikatakan tadi, pengobatan oleh dokter tetap menjadi langkah utama yang harus dilakukan. Jika kamu didiagnosis terkena DBD, dokter biasanya akan menyarankan kamu untuk banyak minum air putih, guna menghindari dehidrasi karena muntah-muntah dan demam tinggi.
Untuk mengatasi gejala nyeri yang timbul karena penyakit ini, dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri, seperti asetaminofen. Namun, perlu diingat bahwa obat pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen sebaiknya dihindari, karena dapat mengencerkan darah dan meningkatkan risiko perdarahan.
Semakin cepat pengobatan DBD dilakukan, kesempatan untuk sembuh juga semakin besar. Jika kamu merasa mengalami gejala DBD seperti mual, demam tinggi, nyeri di persendian tubuh dan muncul bercak-bercak merah di kulit, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Mengonsumsi jus jambu untuk membantu pemulihan DBD memang dipercaya bisa membantu. Namun, kamu tetap perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya dan jangan berlebihan juga. Sebab, segala sesuatu yang baik pun bisa menjadi buruk jika berlebihan.