Manfaat Daun Pecah Beling dan Cara Pengolahan yang Tepat

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 November 2022

“Daun pecah beling memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan tubuh, salah satunya adalah mampu mengatasi batu ginjal. Maka dari itu, konsumsi rutin dari tanaman herbal ini disarankan untuk beberapa orang.”

Manfaat Daun Pecah Beling dan Cara Pengolahan yang TepatManfaat Daun Pecah Beling dan Cara Pengolahan yang Tepat

Halodoc, Jakarta – Daun pecah beling, atau disebut juga dengan kejibeling, adalah salah satu tanaman herbal yang dapat memberikan manfaat kesehatan. Tanaman yang memiliki nama latin Strobilanthes crispus ini terbilang mudah untuk ditemukan, bahkan ada yang menjadikannya tanaman pagar.

Salah satu manfaat yang paling dikenal adalah menghilangkan batu ginjal. Meski begitu, mengatasi penyakit yang disebutkan barusan bukanlah satu-satunya manfaat dari tanaman herbal ini. 

Ada banyak manfaat lainnya yang bisa didapatkan dengan berbagai pengolahan yang perlu disesuaikan. Sehingga, masalah yang terjadi pada tubuh dapat diatasi dengan efektif dan alami.

Berbagai Manfaat dari Daun Pecah Beling

1. Mengatasi Batu Ginjal

Manfaat pertama yang bisa didapatkan dari mengonsumsi daun pecah beling adalah membantu dalam mengatasi batu ginjal. Mengutip dari International Food Research Journal, daun ini mampu atasi pembentukan sumbatan pada ginjal tersebut dengan menempelkan daun yang telah dipanaskan ke area pinggul tempat organ tersebut berada.

Kamu juga bisa mengonsumsi air rebusan dari tanaman ini sebanyak tiga kali sehari. Untuk meningkatkan khasiatnya, kamu bisa mencampurkannya dengan daun sarap atau daun kumis kucing. Diharapkan dengan cara ini, batu ginjal memang benar-benar teratasi dengan baik.

2. Menurunkan Kadar Glukosa dalam Tubuh

Mengacu pada penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata, Bantul, Yogyakarta, menyebutkan, konsumsi daun pecah beling dapat menurunkan kadar glukosa pada tikus yang diinduksi diabetes. 

Konsumsi ekstrak daun ini selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa sebesar 3,2% pada tikus tersebut. Bukan hanya itu, tikus tersebut juga mengalami perbaikan pada trigliserida, kolesterol total, hingga kadar kolesterol lipoprotein densitas rendah.

Untuk mendapatkan manfaat ini, kamu bisa mengonsumsi obat-obatan yang mengandung ekstrak dari daun pecah beling. Konsumsi secara rutin agar kadar glukosa benar-benar mencapai kadar normal.

3. Mengobati Kanker

Mengutip dari  Bioactivity Evaluation and Biomedical Pharmacology of Small Molecules, daun pecah beling juga dipercaya dapat berguna dalam mengatasi kanker karena efek antikanker yang kuat. Beberapa jenis gangguan yang bisa diatasi, yaitu kanker payudara, kanker hati, dan kanker usus besar.

Meski begitu, pengujian lebih lanjut masih diperlukan, terlebih terkait potensi dan kemungkinan efek samping dari ekstrak daun ini. Jika metode alami ini memang benar-benar terbukti efektif dalam mengatasi kanker, tentunya dapat menjadi salah satu jalan keluar dalam menyembuhkan penyakit berbahaya ini.

Sama seperti sebelumnya, untuk mendapatkan manfaatnya, konsumsi ekstrak dari daun pecah beling perlu dilakukan secara rutin. Namun, alangkah lebih baiknya untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter, terlebih jika memiliki obat-obatan yang dikonsumsi secara rutin.

Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait berbagai manfaat kesehatan dari daun pecah beling, fitur tanya dokter dari Halodoc bisa dilakukan untuk berinteraksi langsung dengan ahlinya. Untuk mendapatkan kemudahan ini, download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan. Maka dari itu, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!

Banner download aplikasi Halodoc
Referensi:
MDPI. Diakses pada 2022. Anticancer Properties of Strobilanthes crispus: A Review.
Scientific Foundation SPIROSKI. Diakses pada 2022. The Effect of Strobilanthes crispus on Blood Glucose Levels and Lipid Profile of Streptozotocin-induced Diabetic Rats.
Plants Food for Human Nutrition. Diakses pada 2022. Effects of Strobilanthes crispus tea aqueous extracts on glucose and lipid profile in normal and streptozotocin-induced hyperglycemic rats.