Halodoc, Jakarta – Asam lambung adalah gangguan kesehatan yang bisa membuat pengidapnya merasa tidak nyaman. Hal itu terjadi karena kondisi ini bisa memicu gejala berupa sensasi terbakar di dada akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan. 

Rasa terbakar di dada alias heartburn biasanya akan terasa lebih parah setelah makan atau saat berbaring. 

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan gejala muncul, salah satunya pola makan yang diterapkan. Nyatanya, ada beberapa jenis makanan yang bisa memicu kondisi ini kambuh. Contohnya seperti makanan asam, gorengan, makanan pedas, dan berlemak. 

Meski begitu, ada beberapa jenis makanan lain yang justru dianjurkan karena baik untuk pengidap penyakit ini. Apa saja?

Makanan untuk Pengidap Asam Lambung

Pola makan yang keliru bisa memicu naiknya asam ke kerongkongan. Kondisi ini kemudian bisa menimbulkan berbagai gejala, seperti sensasi terbakar di dada, gangguan pencernaan, sering bersendawa, sesak nafas, serta mual dan muntah. Kondisi ini juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami rasa asam di mulut. 

Nah, ada beberapa jenis makanan yang dapat membantu mengatasi atau mencegah penyakit asam lambung. di antaranya:

1. Makanan tinggi serat

Mengonsumsi makanan tinggi serat bisa membantu mencegah keinginan makan berlebih yang bisa memicu sakit perut dan asam lambung naik. Cobalah untuk mengonsumsi makanan kaya serat, seperti brokoli dan beras merah. 

Jika kamu menderita asam lambung, konsumsi obat juga diperlukan sebagai bagian dari pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut secara efektif. Ini dia 7 Rekomendasi Obat Asam Lambung yang Ampuh di Apotek. 

2. Buah-Buahan

Cobalah untuk mengonsumsi buah-buahan, terutama yang banyak mengandung air. Buahan-buahan bisa menjadi pilihan yang baik untuk penderita asam lambung, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Pilihlah buah yang rendah asam dan kaya akan serat. Kamu bisa mengkonsumsi buah semangka, pisang, apel, melon, dan pir.

3. Jahe

Konsumsi air rebusan jahe bisa membantu meredakan sakit perut dan gejala penyakit lainnya. Kamu bisa membuatnya dengan cara merebus beberapa potong jahe yang sudah dibersihkan, kemudian minum airnya. 

Jika kamu menderita asam lambung, segera ubah pola hidup kamu menjadi pola hidup sehat salah satunya dengan menerapkan konsumsi makanan sehat. Ini 5 Jenis Makanan Diet untuk Pengidap Asam Lambung

4. Oatmeal

Oatmeal merupakan sumber serat yang baik dan dapat membantu menyerap asam lambung. Makanan ini juga bisa memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga membantu mengurangi frekuensi makan yang berlebihan, yang bisa memicu gejala asam lambung. 

Jika kamu menyukai makanan pedas, sebaiknya kurangi konsumsinya sekarang juga. Simak Alasan Makanan Pedas Bisa Picu Penyakit Asam Lambung di artikel ini. 

5. Yoghurt

Yoghurt mengandung probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan. Probiotik ini yang nantinya membantu menyeimbangkan flora usus dan mengurangi gejala asam lambung. Selain itu, yogurt juga mengandung kalsium yang dapat membantu memperkuat otot-otot di sekitar kerongkongan. 

Yogurt dapat bermanfaat bagi penderita asam lambung, asalkan dipilih dengan bijak. Kamu perlu memilih yogurt alami yang tidak mengandung gula tambahan. 

Kamu perlu Waspada, ini 7 Makanan Pemicu Asam Lambung Naik

Itu dia makanan yang bisa kamu konsumsi jika kamu merupakan penderita asam lambung. Selalu konsultasikan dengan dokter spesialis gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan kamu. 

Referensi:

American Journal of Gastroenterology. Diakses pada 2024. Dietary Approaches to Managing Gastroesophageal Reflux Disease. 

American Journal of Gastroenterology. Diakses pada 2024. Probiotics in the Management of Gastroesophageal Reflux Disease. 

Journal of Gastroenterology. Diakses pada 2024. Dietary Management in Gastroesophageal Reflux Disease: A Review. 

Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2021. GERD Diet: Foods That Help with Acid Reflux (Heartburn).

WebMD. Diakses pada 2021. Foods That Fight GERD.

World Journal of Gastroenterology. Diakses pada 2024. The Role of Dietary Factors in the Development of Gastroesophageal Reflux Disease.