Makanan Rendah Serat Dapat Sebabkan Usus Buntu?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 Juni 2021

"Meskipun memang makanan bukan satu-satunya penyebab utama usus buntu, ternyata dengan mengonsumsi makanan rendah serat seperti makanan cepat saji bisa menjadi pemicu terjadinya usus buntu."

Makanan Rendah Serat Dapat Sebabkan Usus Buntu?Makanan Rendah Serat Dapat Sebabkan Usus Buntu?

Halodoc, Jakarta – Ada banyak mitos dan anggapan tentang radang usus buntu alias apendisitis. Termasuk soal apa yang jadi penyebabnya. Makanan rendah serat disebut-sebut bisa jadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko.

Namun, apakah benar ada jenis makanan tertentu yang bisa sebabkan usus buntu meradang? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!

Baca juga: Penyakit Usus Buntu Terjadi Akibat Faktor Genetik, Benarkah?

Kaitan Makanan Rendah Serat dan Usus Buntu

Sebenarnya, penyebab utama usus buntu bukanlah makanan. Kondisi ini terjadi akibat adanya penyumbatan, peradangan, dan infeksi pada apendiks, yakni bagian paling ujung dari usus besar. 

Penyumbatan pada usus buntu dapat membuat bakteri berkembang biak dan menimbulkan infeksi. Akibatnya, usus kecil ini jadi meradang dan mengalami pembengkakan. 

Ya, makanan bukanlah penyebab utama kondisi ini, tetapi bisa menjadi pemicu penyumbatan. Terutama bila makanan yang dikonsumsi tidak tepat, seperti kebiasaan menyantap makanan cepat saji yang rendah serat misalnya, dapat meningkatkan risiko. 

Dalam studi pada 2016, peneliti dari Universitas Sumatera Utara melakukan pengamatan terhadap kaitan antara makanan berserat dengan penyakit radang usus buntu. Hasilnya, diketahui bahwa dari 19 pasien usus buntu di Rumah Sakit H. Adam Malik, 14 orang di antaranya memiliki pola makan yang buruk atau kurang mengonsumsi makanan berserat.

Meski butuh penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, diketahui bahwa makanan rendah serat memiliki kaitan tidak langsung dengan risiko kondisi ini. Alasannya, karena makanan rendah serat dapat menyebabkan sembelit. Sembelit ditandai dengan feses yang mengeras, sehingga sulit dikeluarkan melalui anus. 

Baca juga: Mitos atau Fakta, Penyakit Usus Buntu Dapat Sebabkan Usus Pecah?

Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyumbatan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kasus sembelit berujung pada peradangan pada usus kecil ini. Sebab, ada banyak hal yang bisa jadi penyebab dari penyakit ini, termasuk tumor, pada kasus yang jarang.

Minum Air Putih yang Cukup Juga Penting

Meski tidak bisa dikatakan sebagai penyebab utama usus buntu, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi makanan berserat yang cukup, agar terhindar dari masalah pencernaan. Jangan lupa tambahkan sayur, buah, dan kacang-kacangan dalam menu makan dan camilan harian kamu, ya. 

Selain mengonsumsi makanan berserat, penting juga untuk minum air putih yang cukup. Air berguna untuk membantu mengalirkan sisa makanan di dalam saluran cerna. Tak hanya itu, air juga dibutuhkan untuk memaksimalkan serat makanan, yang dapat melunakkan feses. 

Minum air yang cukup juga dapat membantu usus bergerak secara normal. Hal ini memungkinkan feses untuk melewati usus besar dan dikeluarkan melalui anus. Jika kamu kurang minum air putih, serat yang dikonsumsi tidak bisa melunakkan feses. Sebaliknya, justru dapat membuat feses mengeras dan tertimbun di penghujung usus besar.

Meski kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda, ahli kesehatan menganjurkan untuk setidaknya minum 8 gelas per hari. Bila aktivitas kamu cukup berat atau sering berada di luar ruangan dan mengeluarkan banyak keringat, minumlah lebih banyak lagi. 

Baca juga: Benarkah Penyakit Usus Buntu Berbahaya?

Kapan Harus ke Dokter Jika Alami Usus Buntu?

Jika kamu mencurigai adanya gejala usus buntu seperti berikut ini, segeralah cari bantuan medis:

  • Nyeri tiba-tiba yang dimulai di perut bagian bawah sebelah kanan, atau dimulai di sekitar pusar dan berpindah ke perut kanan bawah.
  • Nyeri perut memburuk saat batuk, berjalan atau melakukan gerakan.
  • Mual dan muntah.
  • Kehilangan selera makan.
  • Demam.
  • Sembelit atau diare.
  • Perut kembung.

Perlu diingat bahwa kondisi ini tidak bisa sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan medis. Jadi, secepat mungkin gejala teridentifikasi dan ditangani, maka semakin baik. Bila tidak yakin dengan gejala yang dialami, kamu bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc

Radang usus buntu yang tidak segera ditangani bisa berbahaya. Usus yang meradang bisa saja pecah dan membuat infeksi menyebar ke organ dan jaringan di sekitarnya. Pada kasus seperti ini, operasi biasanya diperlukan. 

Referensi:
Bali Medical Journal. Diakses pada 2021. Relation between Fiber Diet and Appendicitis Incidence in Children at H. Adam Malik Central Hospital Medan North Sumatra-Indonesia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Appendicitis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Appendicitis.
Healthfully. Diakses pada 2021. Popcorn & Appendicitis.
Health Grades. Diakses pada 2021. What food can cause appendicitis?
WebMD. Diakses pada 2021. How Drinking Fluids Can Help You Manage Constipation.