Long Covid, Efek Jangka Panjang bagi Penyintas Corona
Halodoc, Jakarta - Babak akhir dari pagebluk COVID-19 hingga kini masih belum dapat diprediksi. Kurva kenaikan angka positif masih terus terjadi. Sampai hari ini (7/10), setidaknya lebih dari 36 juta masyarakat global terinfeksi SARS-CoV-2, dan sebanyak 1.054.607 orang meninggal akibat serangan virus jahat ini.
Bagaimana dengan angka kesembuhannya? Kabar baiknya angkanya cukup tinggi, hampir 27 juta orang berhasil pulih dari ancaman COVID-19. Namun, mereka yang berhasil pulih kemungkinan masih dapat dihantui oleh efek jangka panjang COVID-19, alias long COVID-19.
Long COVID-19 adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang yang telah sembuh dari COVID-19, tetapi masih mengalami efek infeksi yang bertahan lama. Mereka juga masih merasakan adanya gejala COVID-19 yang bertahan lama dalam tubuh.
Nah, yang jadi masalahnya long COVID-19 diduga menjadi masalah kesehatan yang besar di tengah pandemi ini. Memangnya apa saja dampak long COVID-19 bagi penyintas corona?
Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan
Kelelahan Ekstrem sampai Depresi
Bagi kebanyakan orang COVID-19 adalah penyakit yang singkat dan ringan. Namun, untuk sebagiannya lagi harus berhadapan dengan waktu yang lama dan sederet keluhan kesehatan yang terus-menerus menetap. Seperti kasus long COVID-19, contohnya.
Lantas, seperti apa sih dampak long COVID-19? Dalam British Medical Journal, Paul Garner, penyintas corona sekaligus profesor penyakit menular di Liverpool School of Tropical Medicine, menggambarkan long COVID-19 dengan singkat, yaitu "menakutkan dan lama."
Setelah diperbolehkan pulang, dirinya masih berjuang untuk berhadapan dengan gejala-gejala COVID-19 selama berminggu-minggu. Ia mengaku kondisi tersebut membuatnya sulit untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sebagian besar penyintas long COVID-19 yang mengalami kelelahan yang ekstrem. Dampak long COVID-19 ini benar-benar melemahkan kehidupan mereka. Bahkan, berjalan kaki dalam waktu singkat saja sudah sangat meletihkan bagi mereka.
Selain kelelahan yang berkepanjangan, masih ada beragam keluhan lainnya yang terus melekat pada tubuh. Misalnya sesak napas selama berbulan-bulan, nyeri sendi dan otot, batuk yang tak kunjung sembuh, sakit kepala, hingga hilangnya indra penciuman.
Baca juga: Ini 7 Perusahaan Pembuat Vaksin Virus Corona
Dampak long COVID-19 juga bisa berimbas pada kondisi psikis seseorang. Mereka yang mengalami kondisi ini mengalami kecemasan, kesulitan untuk berpikir jernih, bahkan depresi. Hmm, tidak main-main bukan dampaknya?
Penuh Ketidakpastian
Ada studi yang bisa kita simak menyoal long COVID-19 yang dipublikasikan Journal of the American Medical Association. Dalam studi tersebut para ahli mengamati 143 pasien corona yang sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit terbesar di Roma.
Bagaimana hasilnya? Sekitar 87 persen masih memiliki setidaknya satu gejala selama hampir dua bulan. Selain itu, lebih dari setengahnya masih mengalami kelelahan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), efek jangka panjang COVID-19 memang dapat menimbulkan masalah serius. Dampaknya bisa menyasar organ-organ tertentu, seperti:
- Jantung, kerusakan otot jantung dan gagal jantung.
- Paru-paru, kerusakan jaringan paru-paru dan penyakit paru restriktif.
- Otak dan sistem saraf, kehilangan indra penciuman (anosmia), konsekuensi kejadian tromboemboli (seperti emboli paru, serangan jantung, stroke) dan gangguan kognitif (memori dan konsentrasi) .
- Kesehatan mental seperti kecemasan depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan gangguan tidur.
- Muskuloskeletal dan lainnya, nyeri pada sendi dan otot, serta kelelahan.
Baca juga: Presiden Trump Positif COVID-19, Ini Pentingnya Isolasi Mandiri
Lalu, mengapa long COVID-19 bisa terjadi? Apakah semua yang mengalaminya akan pulih sepenuhnya? Sialnya sampai kini para ilmuwan belum mengetahuinya, long COVID-19 masih penuh dengan ketidakpastian.
Hal yang perlu digarisbawahi, dua orang yang mengalami long COVID-19 bisa memiliki pengalaman yang sangat berbeda. Namun, lagi-lagi ciri yang paling umum adalah kelelahan yang ‘melumpuhkan’.
Mau tahu lebih jauh mengenai COVID-19? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?