Lakukan Operasi Plastik Berulang Kali, Ketahui Dampaknya
“Hasil yang memuaskan membuat orang yang pernah menjalani operasi plastik kecanduan. Namun, risiko komplikasi mengintai untuk orang-orang yang melakukan prosedur ini berulang kali.”
Halodoc, Jakarta – Operasi plastik menjadi populer semenjak teknologi kedokteran semakin berkembang. Prosedur yang banyak diminati di antaranya ialah pembesaran payudara, operasi hidung, dan sedot lemak. Tak sedikit orang yang pernah menjalaninya merasa ketagihan setelah mendapatkan hasil memuaskan.
Menurut American Academy of Facial Plastic and Reconstructive Surgery, selama 2020, sebanyak 1,4 juta prosedur bedah dan nonbedah telah dilakukan. Angka ini mengalami peningkatan sebanyak 40 persen dari tahun-tahun sebelumnya.
Dampak Melakukan Operasi Plastik Berulang Kali
Operasi plastik memiliki sejumlah efek samping, sama seperti praktek bedah pada umumnya. Namun, risiko meningkat apabila prosedur kecantikan ini dilakukan berulang kali. Melansir dari Healthline, komplikasi operasi plastik yang paling umum, yaitu:
1. Hematoma
Salah satu efek samping yang umum dari prosedur facelift dan pembesaran payudara adalah hematoma. Kondisi ini ditandai dengan gumpalan darah yang tidak normal di luar pembuluh darah. Merujuk data penelitian yang dipublikasikan dalam Aesthetic Surgery Journal, 1 persen prosedur pembesaran payudara menyebabkan hematoma.
2. Seroma
Sebuah kondisi ketika serum atau cairan tubuh menggenang di bawah permukaan kulit. Keadaan ini kemudian menyebabkan pembengkakan dan nyeri. Sebanyak 15-30 persen pasien yang menjalani pengencangan perut mengalami seroma.
3. Kehilangan darah
Perdarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penurunan tekanan darah hingga yang paling fatal adalah kematian. Kejadian ini bisa terjadi selama proses operasi maupun setelahnya.
4. Infeksi
Perawatan pasca operasi selalu mencakup langkah-langkah pencegahan infeksi. Namun, ini salah satu komplikasi yang paling umum dari semua jenis operasi plastik. Dalam beberapa kasus, infeksi bisa berasal dari dalam dan berpotensi parah.
5. Kerusakan saraf
Potensi kerusakan saraf bisa terjadi selama prosedur bedah. Tanda-tandanya mencakup mati rasa dan kesemutan. Sebagian besar kerusakan bersifat sementara. Tetapi, tidak menutup kemungkinan berkembang permanen jika tidak ditangani.
Penelitian menyebutkan sebagian besar wanita mengalami perubahan sensitivitas setelah operasi pembesaran payudara. Sebanyak 15 persen diantaranya mengalami perubahan permanen pada sensasi puting.
6. Trombosis vena dan emboli paru
Deep vein thrombosis atau trombosis vena ditandai dengan gumpalan darah di vena dalam. Emboli paru terjadi ketika gumpalan ini pecah dan masuk ke paru-paru. Risiko penggumpalan darah 5 kali lebih tinggi pada orang yang menjalani banyak prosedur bedah plastik.
7. Kerusakan organ
Sedot lemak berisiko menyebabkan trauma pada organ dalam. Perforasi atau terbentuknya lubang pada organ tubuh dapat terjadi ketika perangkat bedah bersentuhan dengan organ dalam.
8. Jaringan parut
Pembedahan rentan menghasilkan beberapa jaringan parut. Pada 1 hingga 3 persen prosedur, pengencangan perut menghasilkan keloid yaitu bekas luka yang menonjol.
Komplikasi di atas mampu dicegah dengan pertimbangan yang matang serta prosedur yang memadai. Jika butuh vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh, segera cek di toko kesehatan Halodoc. Jangan tunggu sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!