Kutu Kelamin Dapat Muncul di Ketiak, Apa Penyebabnya?
Halodoc, Jakarta – Kutu kelamin alias Pthirus pubis adalah jenis serangga parasit kecil yang menempati area berambut di tubuh manusia. Serangga ini umumnya hidup di rambut kemaluan, namun juga bisa mendiami bulu ketiak, bulu kaki, janggut dan kumis, bulu mata, alis, serta bulu dada dan punggung. Parasit yang satu ini hidup dengan cara mengisap darah melalui kulit, sehingga menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitinya.
Kutu kelamin memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibanding kutu yang hidup di kulit kepala. Selain itu, kutu kelamin bisa lebih lama bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal. Saat menyerang bagian tubuh manusia, kutu kemaluan memiliki tiga bentuk perkembangan, yaitu telur, nimfa, serta kutu dewasa.
Perkembangan dimulai dari tahap telur kutu. Telur kutu biasanya melekat erat pada batang rambut, dan menetas dalam waktu 6–10 hari, kemudian menjadi nimfa. Bentuk nimfa serupa dengan kutu dewasa, namun berukuran lebih kecil. Perkembangan nimfa hingga menjadi kutu dewasa berkisar 2–3 minggu. Setelah itu, baru masuk pada tahap kutu dewasa.
Baca juga: Ternyata Ini 4 Manfaat Mencukur Bulu Kemaluan Bagi Wanita
Kutu dewasa berwarna sedikit abu-abu, memiliki enam kaki, dan berukuran sekitar dua milimeter. Ukuran kutu betina biasanya lebih besar dibanding kutu jantan dapat mengeluarkan hingga 300 telur sepanjang hidupnya yang berkisar antara 1–3 bulan. Meski begitu, kutu tidak bisa bertahan lama jika terlepas dari rambut. Kutu kemaluan yang jatuh atau terlepas dari rambut akan mati dalam waktu satu hingga dua minggu.
Kutu kemaluan bisa menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak tubuh. Selain itu, kutu juga bisa merayap dari rambut ke rambut, meski tidak dapat terbang atau lompat. Tapi, cara penyebaran kutu yang paling sering terjadi adalah melalui kontak seksual, termasuk seks oral. Meski jarang terjadi, penularan kutu juga bisa terjadi karena kebiasaan bertukar barang dengan pengidap penyakit ini.
Gejala Kutu Kemaluan yang Perlu Diketahui
Gejala biasanya baru akan muncul dalam 1–3 minggu setelah kutu kelamin menempati area tubuh. Ada beberapa gejala yang muncul, terutama rasa gatal pada kulit yang dihinggapi kutu. Rasa gatal biasanya akan menjadi lebih buruk di malam hari, sebab pada saat tersebut kutu kemaluan tengah aktif mengisap darah manusia.
Kondisi ini juga bisa menimbulkan gejala berupa bintik kecil berwarna merah kebiruan yang muncul di area bekas gigitan kutu, terlihat telur kutu atau kutu pada rambut-rambut di bagian tubuh, demam, peradangan dan iritasi akibat digaruk, serta peradangan pada mata. Meski begitu, terkadang kutu kemaluan bisa menyerang manusia tanpa menunjukkan gejala sama sekali. Hal itu membuat seseorang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kutu kemaluan.
Baca juga: Jangan Malu, Ini Manfaat Mencukur Rambut Kemaluan
Kabar buruknya, kutu kemaluan yang tidak disadari dan tidak ditangani segera bisa memicu komplikasi. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya iritasi kulit akibat seringnya menggaruk area yang didiami kutu. Jika dibiarkan, bekas garukan bisa menimbulkan impetigo atau bisul akibat paparan bakteri. Peradangan kelopak mata (blefaritis) atau konjungtivitis juga dapat terjadi jika kutu kemaluan mendiami bulu mata.
Baca juga: Awas, 5 Hal Ini Sering Sebabkan Selangkangan Terasa Gatal
Jika itu yang terjadi, segera temui dokter untuk mendapat pengobatan segera. Atau kamu bisa menyampaikan keluhan dan gejala awal pada dokter di aplikasi Halodoc. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya yang bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!