Kulit Iritasi Akibat Hand Sanitizer dan Sabun, Gunakan Pelembab Ini
Halodoc, Jakarta - Sejak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga kini, salah satu bentuk pencegahan penularan yang bisa dilakukan adalah cuci tangan menggunakan sabun atau pakai hand sanitizer. Hal ini membuat hand sanitizer menjadi benda yang wajib dibawa saat beraktivitas, terutama di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini.
Centers for Disease Control and Prevention menyarankan masyarakat untuk selalu sedia hand sanitizer, dan menggunakannya ketika tidak tersedia akses air dan sabun untuk cuci tangan. Namun, penggunaan hand sanitizer dan sabun secara intens untuk mencuci tangan juga memiliki efek negatif bagi kulit, yaitu membuat kulit kering, iritasi, hingga peningkatan risiko dermatitis kontak.
Baca juga: Lebih Baik Mana, Cuci Tangan atau Pakai Hand Sanitizer?
Bagaimana Hand Sanitizer dan Sabun Sebabkan Iritasi Kulit?
Menurut hasil studi dari jurnal Contact Dermatitis pada 2005, paparan bahan iritan, seperti detergen dan larutan berbahan alkohol dapat meningkatkan risiko dermatitis kontak. Penyakit kulit ini ditandai dengan peradangan berupa ruam kemerahan pada kulit, yang terasa gatal, akibat kontak langsung dengan zat tertentu yang dapat mengiritasi kulit.
Studi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi efek jangka pendek dari paparan berulang terhadap hand sanitizer atau cairan disinfektan yang berbahan dasar alkohol. Hasilnya, setelah dievaluasi selama 4 minggu, muncul pengerasan pada kulit, ruam, dan gejala iritasi lainnya. Meski begitu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang sifatnya jangka panjang, terkait hal ini.
Baca juga: Penting untuk Kesehatan, Inilah Cara Mencuci Tangan yang Benar
Gunakan Pelembab yang Tepat untuk Atasi Iritasi Kulit
Sesuai rekomendasi Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA), hand sanitizer yang efektif menangkal virus corona harus mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Terlepas dari risiko efek sampingnya, penggunaan hand sanitizer tetap diperlukan, sebagai alternatif jika tidak bisa cuci tangan. Namun, memang yang terbaik tetap cuci tangan dengan air mengalir dan sabun minimal 20 detik.
Lalu, bagaimana jika telapak tangan jadi kering atau bahkan iritasi akibat penggunaan hand sanitizer ataupun sabun? Tentu untuk sementara kamu sebaiknya mengurangi pemakaian hand sanitizer terlebih dahulu. Kemudian, coba ingat-ingat, apakah kamu berlebihan memakainya? Atau kamu tidak pernah menggunakan pelembab?
Jika iya, pantas saja kulit jadi kering. Penggunaan pelembab sangat penting, terutama jika kamu memiliki kulit yang mudah kering. Setelah mencuci tangan, jangan lupa oleskan pelembab pada seluruh permukaan telapak, punggung, dan jari-jari tangan. Pelembab dapat efektif mengatasi kulit kering akibat kandungan alcohol pada hand sanitizer dan SLS (Sodium Lauryl Sulfat) pada sabun serta mencegah iritasi, karena dapat mengunci kelembapan kulit di seluruh bagian tangan.
Baca juga: Jarang Cuci Tangan? Waspada 5 Penyakit Ini
Namun, pelembab yang digunakan juga sebaiknya tidak sembarangan. Jika sudah terjadi iritasi kulit akibat hand sanitizer atau sabun, pilihlah Noroid, pelembab yang mengandung pseudoceramide.
Menurut studi yang dilakukan para ahli dari Department of Chemical Engineering, Hanyang University, Seoul, yang dipublikasikan dalam Journal Elsevier, kandungan pseudoceramide dalam produk pelembab dapat memperbaiki sawar kulit (skin barrier) yang rusak akibat penggunaan hand sanitizer atau terlalu sering cuci tangan dengan sabun.
Tak hanya itu, Noroid dengan kandungan pseudoceramide dan MLE (Multi-lamellar Emulsion) technology, juga bisa mengatasi masalah kulit kering dan sensitif, mengembalikan kelembapan dan kesehatan kulit, serta mencegah kekeringan pada kulit. Selain itu, Noroid juga bisa digunakan sebagai pelembab harian yang aman digunakan setiap hari dan dalam jangka panjang.
Lantas, di mana kamu bisa mendapatkan Noroid? Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc untuk membeli pelembab Noroid lewat aplikasi. Pastikan untuk mengikuti instruksi pemakaian yang tertera pada kemasan, ya. Jika iritasi kulit tak kunjung sembuh, sebaiknya bicarakan pada dokter di aplikasi Halodoc segera.