Kondisi Psikologi Bisa Jadi Penyebab Mimpi Buruk, Benarkah?
“Mimpi buruk bisa dipicu oleh banyak faktor, salah satunya kondisi psikologi. Stres, kecemasan, trauma hingga depresi bisa melatarbelakanginya.”
Halodoc, Jakarta – Mimpi buruk seringkali dikaitkan dengan perasaan yang negatif, seperti rasa cemas dan ketakutan yang membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Kondisi ini kerap menimpa anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan dialami oleh siapapun. Mimpi buruk cenderung berkurang setelah anak menginjak umur 10 tahun.
Meskipun mimpi buruk adalah hal yang wajar, terdapat beberapa kasus saat mimpi buruk menjadi sebuah kelainan. Hal ini bisa dipicu oleh rasa takut atau stres.
Tanda Seseorang Mengalami Mimpi Buruk
Mimpi buruk bisa terjadi sekali atau berkali-kali. Frekuensinya juga tak bisa ditebak: Bisa jarang atau sering. Walaupun gejalanya cenderung ringan, kondisi ini bisa membuat pengidapnya sulit tidur. Ciri-ciri lainnya yaitu:
- Mimpi terasa nyata dan jelas namun kesannya negatif dan membuat perasaan tidak tenang.
- Alur mimpi buruk biasanya berisi dengan upaya mempertahankan diri dari sebuah kejadian yang mengancam nyawa, namun dengan tema yang lebih mengganggu.
- Mimpi sampai membangunkan dari tidur.
- Timbul rasa takut, cemas, marah, sedih, bahkan jijik.
- Tubuh berkeringat dan jantung berdegup kencang.
- Kamu dapat mengingat dengan jelas mimpi tersebut.
- Membuat kamu merasa terganggu dan tidak dapat kembali tidur.
Mimpi buruk tergolong sebagai kelainan jika;
- Sering terjadi
- Memperburuk stres hingga menimbulkan rasa cemas dan ketakutan yang berkelanjutan. Bahkan kamu merasa cemas saat beranjak tidur karena takut mengalami mimpi buruk.
- Sulit berkonsentrasi atau menurunnya kemampuan untuk mengingat. Bahkan kamu tidak dapat melupakan mimpi yang terjadi semalam
- Tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan kesulitan berinteraksi seperti biasanya
- Perubahan sikap yang berhubungan dengan ketakutan akan kegelapan
Berbagai Penyebab Mimpi Buruk
Kelainan mimpi buruk sering disebut sebagai parasomnia, kelainan tidur yang melibatkan pengalaman yang tidak diinginkan selama tidur maupun terbangun. Biasanya, mimpi buruk terjadi pada saat tahap REM (rapid eye movement). Beberapa penyebab mimpi buruk antara lain:
- Stres dan kecemasan. Permasalahan sehari-hari kadang-kadang dapat memancing mimpi buruk. Hal ini juga dapat terjadi saat ada perubahan besar dalam hidup, seperti kehilangan orang tersayang.
- Trauma. Mimpi buruk sering terjadi setelah pengalaman traumatik. Hal ini umumnya menimpa pengidap PTSD (post-traumatic stress disorder).
- Kekurangan tidur. Perubahan jadwal tidur bisa memicu gangguan tidur dan sering terbangun. Alhasil, mimpi buruk dan insomnia tak terhindari.
- Perawatan medis. Beberapa jenis obat seperti depresan, penurun tekanan darah dapat memicu mimpi buruk.
- Penyalahgunaan obat. Kecanduan minuman beralkohol diikuti dengan penggunaan obat terlarang dapat menyebabkan halusinasi dan mimpi buruk.
- Kondisi psikologis lainnya. Kondisi seperti depresi dan berbagai gangguan mental lainnya dapat memicu terjadinya mimpi buruk. Beberapa penyakit seperti kanker dan penyakit jantung juga menjadi faktor pemicunya.
Bagaimana Menangani Mimpi Buruk?
Kondisi ini perlu ditangani jika terjadi berulang. Opsi penanganannya yaitu:
- Psikoterapi, yaitu jenis terapi dengan pendekatan komunikasi. Tujuannya mengarahkan pikiran yang negatif. Salah satu metodenya adalah CBT (cognitive-behavioral therapy)
- Image Rehearsal. Metode ini melibatkan menulis ulang mimpi yang terjadi menjadi sebuah teks. Melalui teks tersebut, pengidapnya akan berlatih dengan tujuan mengubah jalan cerita.
- Lucid Dream. Terapi ini melatih seseorang untuk tetap sadar ketika ada dalam mimpi tersebut sehingga memberikan kemampuan untuk mengatur jalan ceritanya.
- Hipnotis. Pendekatan ini membantu pasien agar rileks dan memasukkan pikiran-pikiran positif untuk membantu meredakan stres
Bila kamu mengalami masalah yang berhubungan dengan mental, jangan ragu untuk menemui psikolog. Segera buat janji medis dengan psikolog di aplikasi Halodoc. Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!