Komplikasi yang Terjadi Akibat Cephalopelvic Disproportion

2 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Agustus 2022

“CPD adalah kondisi ketika kepala bayi sulit turun ke jalan lahir (panggul). Ini berdampak pada waktu persalinan yang lebih panjang, operasi caesar, gangguan janin hingga cedera pada kepala bayi.”

Komplikasi yang Terjadi Akibat Cephalopelvic DisproportionKomplikasi yang Terjadi Akibat Cephalopelvic Disproportion

Halodoc, Jakarta – CPD adalah kondisi ketika kepala bayi sulit turun ke panggul saat persalinan. Kondisi ini dipicu oleh bayi dengan berat badan di atas 4 kilogram dan ibu hamil dengan ukuran panggul kecil.

Dampaknya bukan hanya masalah pada persalinan saja. Ibu dan janin juga berisiko mengalami pecah ketuban, bentuk kepala peang, gangguan janin, kerusakan pada otot vagina hingga kelahiran caesar.

Penyebab yang Mendasari CPD

Cephalopelvic disproportion merupakan kondisi yang terjadi secara tiba-tiba saat proses persalinan berlangsung. Dampaknya, membuat waktu persalinan berjalan lebih panjang dan sulit melahirkan secara normal. 

CPD juga bisa dipicu oleh postmaturity atau kelahiran terlambat saat usia kehamilan sudah matang. Alasannya bisa disebabkan karena ukuran pinggul ibu yang kecil atau bayi yang terlalu besar.

Beberapa penyebab lainnya, termasuk posisi bayi sungsang (kepala di atas), bentuk pinggul dan tulang panggul ibu yang tidak normal atau perpindahan posisi tulang belakang (spondylolisthesis).

Kondisi yang turut meningkatkan risiko cephalopelvic disproportion, di antaranya:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan.
  • Pernah melakukan operasi caesar.
  • Mengalami penumpukan air ketuban (polihidramnion).
  • Kehamilan berusia lebih dari 41 minggu.
  • Ibu hamil berusia di atas 35 tahun.
  • Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 sentimeter.

Proses Diagnosis Cephalopelvic Disproportion

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengetahui ukuran panggul ibu dan kepala bayi, di antaranya:

  • Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengukur diameter panggul ibu.
  • Ultrasonografi (USG) yang dilakukan dengan memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menampilkan gambar janin pada monitor.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang dilakukan dengan magnet dan gelombang radio untuk menampilkan bagian pinggul ibu pada monitor.

Jika ditemukan indikasi cephalopelvic disproportion saat proses diagnosis berlangsung, persalinan normal masih bisa diusahakan. Namun, ibu dan keluarga harus siap jika dirasa persalinan normal tidak memungkinkan.

Rekomendasi Metode Persalinan untuk CPD

Kelahiran normal masih bisa diusahakan dengan memantau kontraksi, pembukaan leher rahim dan pergerakan bayi menuju panggul. Jika ada kesulitan, tim medis akan membantu proses persalinan dengan bantuan vakum (forcep).

Namun, cara di atas bisa menyebabkan kepala bayi terluka dan memiliki bentuk peyang di bagian atas. Meski begitu, kelainan bentuk kepala terjadi sementara dan akan kembali normal seiring dengan pertumbuhan bayi.

Persalinan normal cenderung membutuhkan waktu yang lama. Ini bisa saja membuat ibu kehilangan banyak tenaga dan lemas. Jika sudah begitu, operasi caesar jadi satu-satunya metode melahirkan yang disarankan.

Itulah penjelasan lengkap mengenai CPD. Guna mencegah kondisi yang tidak diinginkan, ibu disarankan untuk memantau kesehatan dan perkembangan janin dalam kandungan dengan melakukan pemeriksaan rutin.

Jika merasakan gangguan, silakan tanya dokter untuk melakukan perawatan. Jangan sampai terlambat karena gejala yang dirasakan bisa saja membahayakan kesehatan ibu dan janin.

Jika ibu membutuhkan informasi lain seputar kehamilan, persalinan dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Very Well Family. Diakses pada 2022. Cephalopelvic Disproportion.
American Pregnancy Association. Diakses pada 2022. Cephalopelvic Disproportion (CPD).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan