Komplikasi Berbahaya Akibat Perimenopause
Halodoc, Jakarta – Umumnya, wanita mengalami masa menstruasi ketika memasuki masa pubertas pada usia 12-13 tahun. Menstruasi akan terus dialami hingga wanita memasuki usia 40-50 tahun dan mengalami menopause. Namun, tahukah kamu bahwa ada satu transisi dari masa menstruasi dan menopause yang dikenal sebagai perimenopause?
Baca juga: Menstruasi Tidak Teratur, Gejala Perimenopause?
Perimenopause dapat berlangsung sekitar 4 hingga 10 tahun sebelum wanita mengalami menopause. Namun tidak hanya faktor usia, adanya gangguan kesehatan pada beberapa wanita juga sebabkan wanita alami perimenopause lebih cepat.
Ketahui Komplikasi dari Perimenopause
Umumnya, perimenopause disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi akibat pertambahan usia. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko perimenopause berlangsung lebih cepat, seperti:
1. Histerektomi
Seseorang yang melakukan pengangkatan rahim rentan alami menopause lebih cepat, kondisi ini menyebabkan perimenopause juga akan dialami lebih awal. Terlebih lagi apabila seorang wanita mengalami pengangkatan kedua ovarium.
2. Keturunan
Riwayat ibu dengan menopause dini sebabkan keturunan selanjutnya berisiko alami kondisi yang serupa.
3. Merokok
Kebiasaan merokok dapat membuat wanita berisiko alami menopause lebih dini.
4. Pengobatan Kanker
Kemoterapi atau radioterapi pada area panggul dapat sebabkan risiko menopause lebih dini.
Baca juga: Usia Berapa Wanita Alami Perimenopause?
Perimenopause menjadi tanda awal menopause secara alami sehingga pengobatan sulit untuk dilakukan. Adapun beberapa pengobatan dilakukan dengan tujuan mengurangi gejala yang dialami. Kondisi gejala yang tidak ditangani dengan baik bisa sebabkan komplikasi kesehatan pada wanita, seperti depresi, gangguan jantung, dan penyakit Alzheimer. Tanyakan pada dokter ahli apabila kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang komplikasi dari perimenopause ini.
Selain itu, gejala pengeroposan tulang yang tidak segera diatasi dapat sebabkan wanita alami osteoporosis atau masalah kesehatan pada bagian tulang. Rutin berolahraga melakukan gaya hidup sehat juga membantu untuk mengurangi gejala yang dirasakan selain penggunaan obat-obatan.
Gejala Perimenopause yang Perlu Diketahui
Memasuki fase perimenopause dapat menyebabkan beberapa perubahan pada wanita akibat adanya perubahan hormon. Umumnya perimenopause menyebabkan seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang berantakan atau tidak teratur. Menstruasi bisa menjadi lebih cepat atau lambat dan durasi menstruasi bisa berlangsung lebih panjang atau lebih pendek.
Tidak hanya siklus menstruasi saja yang mengalami perubahan, gejala lain yang dirasakan saat seseorang memasuki masa menopause, yaitu munculnya sensasi panas atau gerah secara tiba-tiba, gangguan tidur yang menyebabkan seseorang mengeluarkan keringat berlebihan pada malam hari, adanya perubahan suasana hati pada seseorang yang mengalami perimenopause menyebabkan pengidap alami emosi yang tidak stabil.
Gangguan kognitif juga kerap terjadi pada wanita yang memasuki fase perimenopause, seperti menjadi lebih mudah lupa dan kurang fokus. Rasa nyeri kerap dirasakan wanita ketika melakukan hubungan intim dengan pasangan, hal ini disebabkan berkurangnya cairan pelumas pada vagina akibat perubahan hormon.
Tidak hanya itu, pengeroposan tulang dapat dialami seseorang yang mengalami perimenopause. Selain itu, perubahan kadar kolesterol pada wanita yang memasuki masa perimenopause bisa sebabkan kenaikan kadar kolesterol jahat dan menurunnya kadar kolesterol baik.
Baca juga: Histerektomi Berisiko Sebabkan Perimenopause, Kenapa?
Jangan ragu untuk kunjungi rumah sakit terdekat untuk melakukan pemeriksaan secara langsung pada dokter mengenai gejala-gejala yang dialami. Apalagi jika kamu mengalami perdarahan dari vagina setelah berhubungan intim, muncul gumpalan darah saat menstruasi, dan muncul bercak darah di luar waktu menstruasi.
Referensi:
Web Md. Diakses pada 2019. Perimenopause
Mayo Clinic. Diakses pada 2019 Perimenopause
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan